4.

4.2K 744 49
                                    



Azure bersantai sembari memencet remote tv, menggonta-ganti channel yang menurut dia membosankan. Jam menunjukan pukul 8 malam, jika di kehidupannya dulu.. Saat ini, dia menghadiri rapat harian anggota inti.

Dia akan terdiam melamun, menyangga wajah dengan tangan sembari menatap tajam anggota. Sedangkan yang melakukan dan membahas semuanya adalah Jon. Karena tugasnya hanya menatap tajam, itu yang Jon suruh.

Namun lihat sekarang.. Dia memang menyangga wajah, tetapi tatapannya adalah tatapan bosan.

Meski kejam dan kelam, dia suka hidupnya yang dulu. Sangat menantang.

"Membosankan, apa yang harus aku lakukan?" gumamnya bertanya pada diri sendiri. Film yang di tampilkan di layar pun sangat membosankan

Derap langkah kaki terdengar, Azure tak bergeming, kemalasannya sudah di tingkat atas. Dia terlalu malas bahkan untuk menggerakkan badan.

"Wah lihat, anak haram tidak tau diri ini sedang bersantai." terdengar celetukan pedas dari Oliver. Azure mendengar, tetapi tak menjawab. Sudah di bilang, dia malas bahkan untuk berdebat.

Melihat tak ada tanggapan, Oliver menarik tangan Azure untuk berdiri, dia memandang tajam anak di depannya, "Buatkan kami minuman, ingat! Jangan menyuruh maid!!" suruh Oliver.

'Kami' Ah, Azure melihat kebelakang terdapat 4 orang pemuda dan 2 gadis.

Dulu, dia tak mempunyai teman, Jon akan membunuh siapapun yang mendekatinya. Jonquil berpikir, jika seseorang menjadi temannya, Azure tak akan fokus dan hanya bermain main. Melewatkan waktu penting dan bersikap kekanak kanakan.

"Baik, tuan muda." Azure membungkuk, dan pergi untuk membuatkan minuman. Meninggalkan Oliver dengan perasaan tak karuan.

Namun Oliver tepis perasaan itu dan menyuruh temannya untuk duduk.

"Tadi, siapa?" tanya Henry, Henry Jaxson. Anak dari pengusaha tambang sekaligus teman Oliver.

Oliver berdecak, "Dia anak haram papa."

"Saudara tiri lo dong?" sahut Jack, pemuda riang di antara teman temannya. Oliver tak menjawab, dia mengangkat bahu acuh.

"Kau terlihat seperti tak menerimanya, Oliver."

Oliver mengalihkan pandangan pada salah satu teman yang baru saja berucap. "Kau mau aku menerima anak haram itu Levi?"

"Haha.. Dia sangat manis, kalau kau tak menerimanya. Dengan senang hari pintu rumahku terbuka untuknya. Siapa yang tak ingin memiliki adik manis sepertinya? Ya kan?" ujar Alex, sepupu Henry.

Henry hanya berdehem sebagai jawaban. Tak masalah menambah anggota keluarga yang baru jika itu semanis anak yang baru saja dia lihat.

Oliver berwajah masam, entah mengapa.. Dia tak suka akan penuturan Alex.

Sebuah pelukan di layangkan pada lengannya, Oliver menoleh mendapati gadis yang sering kali menganggu dirinya.

"Kau terlihat murung Oliver, haruskah kita menyingkirkan dia. Aku akan membantumu~" Ava Naomi, gadis yang menyukai Oliver sejak Smp. Ava selalu menempel pada Oliver yang membuat pemuda itu risih.

Namun, Oliver jatuh hati pada gadis sebelahnya, Shopia Maya.

Oliver dan Shopia merupakan second couple. Dan keberadaan Ava, sebagai antagonis di dalam percintaan mereka.

Ava yang tak terima jika Oliver di sukai oleh Shopia, terus menempeli Oliver. Gadis itu tak terima jika Shopia mendapati perlakukan manis dari pemuda yang dia sukai.

Oliver menepis Ava, "Kau menganggu Ava!" sial sekali dia harus bertemu dengan gadis pengganggu ini. Dia berdiri dan berpindah tempat duduk disebelah Shopia.

Awalnya, dia duduk di antara Shopia dan Ava, namun kali ini. Dia duduk di sebelah kiri Shopia.

Ava hanya bisa menggertakkan gigi kesal. Dia bersedekap dada akan tingkah Oliver.

"Ini minuman anda sekalian Tuan muda, Nona," ujar Azure sopan layaknya pelayan. Dia menaruh minuman satu persatu. Dia harus bolak balik untuk membawa minuman dan cemilan.

Memang tidak di suruh, tetapi siapa tau bukan, para pemuda ini menginginkan makanan ringan.

Oliver hanya berderhem, moodnya sudah berantakan karena Alex dan Ava, kini di tambah sikap bocah yang merupakan adik tirinya bersikap seperti pelayan.

Ava bersmirk, dia berdiri mengambil jus avocado nya dan melemparkannya pada Azure yang tengah menata beberapa cemilan di meja.

Aksinya berhenti ketika jus Avocado melayang ke arahnya.

Semua yang ada disana hening mendadak. Terlihat jika Ava yang terkekeh remeh dan Oliver yang berwajah masam.

"Masuk!"

Semua menoleh ke arah Oliver termasuk Azure. Masuk? Siapa yang disuruh oleh pemuda temperamental itu.

"Masuk!

"Masuk William!!"

Ah, ternyata dia. Azure pun membungkuk dan pamit undur diri. Dia masuk ke kamar mandi belakang untuk berganti baju. Tak mungkin dia masuk ke kamar atas dan malah membuat lantai basah.

Meski seperti itu, dia tau aturan. Kasihan jika para pelayan harus bekerja dua kali untuk membersihkan kekacauan di meja dan lantai bekas dia berjalan.

Tetapi ada yang membuat dia penasaran, Apa yang membuat Oliver terlihat begitu marah?

Di sisi Oliver, dia segera menarik rambut Ava kuat. Urat urat tanda kemarahan tercetak di leher serta wajahnya. Meskipun dia sering menghina Liam, tak sekalipun dia bermain tangan.

Meskipun dia tak menyukai Liam, tak pernah dia melakukan hal yang di lakukan oleh gadis di depannya ini.

Dan dengan lancang, orang asing melakukan hal rendah seperti itu pada salah satu anggota keluarganya. Oliver marah, dia sangat marah.

Tanpa Oliver sadar, jika dia menerima Azure di dalam keluarganya.

"Lo siapa hingga berani menyirami William dengan jus!" geramnya.

"Awshh Oliver, sakit." rasanya Ava ingin menangis. Tarikan Oliver tak main-main. Rasanya, seluruh rambutnya akan tercabut dari kepalanya.

"Jawab gw,  Lo siapa?!" murka Oliver.

"Oliver." Ava tak menjawab, dia memegang tangan Oliver yang menarik rambutnya kuat dan memanggil namanya agar pemuda itu sadar.

Shopia yang merasa kasihan dengan Ava pun berdiri, dia mencoba menenangkan Oliver, "Oliv, tenang yah. Itu hanya jus."

Hanya?

Oliver melepaskan tarikannya pada Ava. Dia menghempaskan Ava pada Jack, lalu beralih pada Shopia, gadis yang dia cintai.

Grep

Dia memegang bahu Shopia kuat. Pandangannya begitu dingin sarat akan rasa kecewa. "Hanya lo bilang?" ucapnya kemudian terkekeh sinis.

Dia melepaskan bahunya dan menyugar rambutnya kebelakang, "Jackson! Bawa dua gadis sialan ini keluar!" teriak Oliver memerintah dan memanggil sakah satu pengawal.

4 pengawal datang, paling depan.. Terdapat pengawal yang bernama Jackson yang langsung membawa Ava dan Shopia.

Ava memberontak tak ingin pergi, lain halnya dengan Shopia yang merasa Shock.

Mengapa, dia juga di usir? Apa salahnya?



















Tbc.

About Azure. [ Pindah ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang