14.

3.1K 630 74
                                    







Liam saat ini sedang ada di meja makan. Dia sedang menyantap nasi goreng yang di buatkan oleh salah satu maid. Sementara mulutnya mengunyah, pandangannya lurus ke arah kartun kucing dan tikus yang tak pernah akur.

Dia memakai kaos putih oblong dan celana pendek di atas paha. Awalnya dia ingin tidur, namun entah mengapa dirinya sangar lapar. Jadinya, dia turun kebawah untuk mengisi perutnya. Liam tak mau tertidur dengan keadaan menahan lapar.

Tiba tiba seseorang memeluknya dari belakang. "Miss me baby?" ujar Emma seduktif. Berbisik di telinga Liam yang membuat anak itu bergidik.

Refleks, Liam menyikut Emma dengan tangannya. Tetapi dengan gesit, Emma melompat kebelakang menghindar dari serangan Liam.

"Cih."

Emma terkekeh mendengar decihan Liam. Seolah tak terjadi apapun, dia kembali memeluk Liam. Kali ini, pelukan dia sedikit mencekik anak itu.

"Ohoo.. Kau benar benar berubah," kata Emma. Dia menatap kebawah dimana sebuah garpu yang kapan saja bisa menusuk perutnya.

Emma pun melepaskan peluk- cekikannya.

Kriet

Gadis itu duduk di sebelah Liam yang melanjutkan makan. Dari pada merespon Emma, Liam lebih tertarik dengan nasi gorengnya.

"Apa yang anda lakukan malam malam seperti ini nona," ujar Liam yang mulai kesal. Karena Emma tidak melepas pandangan darinya.

"Memandangi makhluk Tuhan yang begitu rupawan," balas Emma menatap Liam dengan pandangan memuja.

Tangan Emma bergerak dari paha Liam hingga ke atas. Membuat Liam merasakan perasaan di gelitik yang luar biasa.

"Kau begitu menggoda malam ini Liam. Oh atau kau memang sengaja menggodaku?" ujar Emma. Tubuhnya ia condongkan ke depan wajah Liam yang sudah memerah. Hey ayolah, dia adalah lelaki. Jika di goda seperti ini, adiknya akan bangun. Terlebih Visual Emma yang juga cantik dan terkesan sexy.

Sebuah pisau melayang tepat di tengah tengah keduanya. Emma menangkap pisau itu di dua jari dan memandang tajam orang yang melemparkan pisau.

"Oh maaf, aku kira tadi ada hewan melata di dekat Liam," ucap Levi dengan senyuman. Senyuman angkuh yang di layangkan pada Emma.

Raut wajah Emma berubah datar. Namun berubah lagi menjadi menatap Levi remeh. Dia menarik Liam untuk di peluknya. Menaruh wajah Liam di pertengahan payudara miliknya.

Liam tak bereaksi karena lemas akan nafsu. Sebisa mungkin dia menetralkan dirinya agar tak di kuasai nafsu. Hingga tanpa sadar nafasnya tersenggal seggal. Lelaki normal sepertinya si suguhi dengan sesuatu yang menggoda iman? Hey!!

"Sikapmu tak mencerminkan gadis baik-baik nona Emma."

Emma tertawa renyah, "Omong kosong Levi. Wajahnya sungguh manis. Lihat bibirnya yang memerah, sungguh sexy." gadis itu mendongakkan wajah Liam yang sayu. Dia mengusap bibir cherry Liam sensual.

Levi mengepalkan tangan kesal, "Berikan dia padaku, aku akan membawanya ke kamar."

"Aku bisa membawanya sendiri," sanggah Emma dan mengangkat tubuh kecil Liam kedalam gendongannya. Dia membawa Liam ke atas meninggalkan Levi yang menggigit bibirnya hingga berdarah.

Urat yang tercetak di wajahnya menandakan jika dirinya tengah kesal bukan main.

"Kesal karena kalah tuan muda Colton." Elena berbisik di telinga Levi.

Levi langsung mengangkat kaki menendang Elena. Dan itu berhasil membuat kembaran Emma itu tersentak ke belakang. Untung saja ada kekasih Elena yang sigap menangkap tubuh Elena.

"Kau baik baik saja honey?" tanya Jason Stone. Kekasih Elena.

Elena mengangguk, "Ini bukan apa apa dear." gadis itu membalikkan tubuhnya menatap sang kekasih. Menangkup wajah kekasihnya dan mengecup bibir Jason.

"Sekarang bahkan lebih baik. Bibirmu sunggu candu bagiku," ucap Elena dengan nada sensual.

Levi berdecak malas. Dia pergi meninggalkan kedua sejoli yang tengah beradu mulut. Keduanya dengan tak tau malu memamerkan kemesraan mereka di depan orang lain. Padahal usia mereka masih belasan. Levi jadi berpikir, bagaimana binalnya mereka ketika dewasa.



****




Bruk!

Hikss

Liam menaikkan alisnya ketika gadis yang menabrak dirinya dan jatuh kini menangis tersedu. "Maaf, aku ga sengaja," ujarnya di sertai isakan.

"Bukan masalah," jawab Liam. Pemuda itu memasukkan tangannya kedalam saku dan berniat meninggalkan Shopia yang malah asik jadi suster ngesot.

Namun langkahnya terhenti ketika tangannya di cekal, "Minta maaf pada Shopia," ujar seorang pemuda dengan nada rendah.

Liam menaikkan alis. Dia melihat name tag yang ada di seragam pemuda itu. Liam pun sadar, jika pemuda tersebut merupakan seorang Figuran antagonis yang begitu menyukai Shopia.

Ethan Logan, seorang figuran antagonis yang bulol pada Shopia. Di jelaskan dalam cerita jika Ethan begitu menyukai Shopia. Akan tetapi, Ethan lebih mengalah ketika Shopia memilih Oliver dari padanya.

Demi kebahagiaan Shopia, Ethan melalukan apa saja demi kebahagiaan gadis yang di cintainya. Bahkan sering kali melakukan kekerasan pada Ava yang sering membully Shopia.

Ethan merupakan sadboy terbodoh di cerita itu. Pemuda tersebut sampai akhir masih menunggu Shopia mengakhiri hubungan dengan Oliver.

"Bukankah dia jatuh sendiri?"

Ethan mengerutkan alis tak terima, "Tidak bisa, lo harus minta maaf. Gara-gara lo, Shopia jatoh. Kalo lo ga berdiri di sini."

"Lo bodoh?" tanya Liam mencibir. Dia menyentak tangan Ethan dan melangkah pergi. Namun, tubuhnya harus tersungkur ketika Ethan mendorongnya dari belakang.

"Balasan buat lo yang ngebuat Shopia jatuh." Ethan kemudian membantu Shopia dan pergi dari sana.

Liam? Pemuda itu menggertakkan giginya. Tak terbayangkan baginya jika ia di perlakukan serendah ini. Terlebih oleh anak tolol.























Ga jadi pindah, Anissa ovt duluan. Kalian nih, Mau di ganti pun kalau nyambung ya bakal dapat feelnya. Semua penulis memiliki bakat mereka masing masing. Meskipun penulisan berbeda, tapi isinya akan sama jika penyampaian nya sama.








Tbc.









































About Azure. [ Pindah ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang