Kesialan Azure harus berlanjut ketika dirinya di perintahkan untuk berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam usai. Dia bisa saja menolak, namun ia tak bisa.
Wewenang nya di tempat ini hanyalah orang asing, dia tak punya hak untuk membantah. Lain halnya dengan kehidupan yang lalu, dia adalah orang di puncak, meski dia hanyalah bayangan.. Tetap saja, dia adalah orang yang di hormati.
Azure berjalan tanpa suara, dia mendekati ruang keluarga yang di isi beberapa orang. Di antaranya, keempat orang yang tadi dia lihat. Pemeran utama dan putra putranya.
Juga, terdapat 4 perempuan, 1 pasang suami istri, dan sepasang juga yang terlihat tua, dua lainnya terlihat seperti seusianya. Langkah Azure terhenti, dia berada pas di belakang Oliver yang tengah memainkan sebuah Game.
"Kau bisa duduk di sebelah Oliver, William."
Azure menatap wanita tua yang berbicara, jika tak salah ingat, wanita itu adalah Charlotte Christopher. Ibu dari Noah, siluetnya benar benar sama dengan yang di tampilkan di cerita.
Wanita berkharisma yang luar biasa. Tidak salah jika semua orang menghormati nyonya besar Christopher tersebut. Selain tegas, Charlotte murah senyum.
Semua mata tertuju pada Azure. Azure yang biasa di pandang oleh banyak pasang mata terlihat acuh. Dengan gerak pelan dan tanpa suara, dia duduk di sebelah Oliver. Karena tempat itulah yang kosong.
Benjamin, suami dari Charlotte berdiri, "Kalian pasti sudah tahu, jika dia adalah bagian dari kita. Tidak peduli asal usulnya, dia tetap keluarga. Darah Christopher telah mengalir kental di tubuhnya. Tidak ada yang boleh menolak kehadiran William."
"Jika kalian mencari siapa yang harus disalahkan, salahkan saja Noah yang tak berhati-hati," lanjut Benjamin ketika melihat lirikan sinis keluarganya terhadap Azure.
"Kenapa harus papa? Wanita rendahan itulah yang menjebaknya," sahut Oliver. Dia menyudahi gamenya dan bersedekap dada menatap Benjamin.
Benjamin tersenyum smirk, "Jika kau mengerti, jangan lampiaskan amarahmu pada Liam."
Oliver mengeram, "Dia adalah anak dari wanita rendahan itu!"
"Dia juga adikmu," timpak Charlotte. "Oliver, yang salah ibunya, bukan anaknya. Nenek akan kecewa jika kau tak tau yang mana benar, yang mana yang salah."
"Aku muak jika harus berada satu rumah dengan anak haram ini!" berang Oliver. Dia masih tak terima jika harus kedatangan saudara tiri.
Charlotte mengibaskan kipas lipat yang sedari tadi dia pegang, "Maka, William akan tinggal bersama kami."
"Itu bag-"
"Tidak."
Semua menoleh ke arah Noah yang menunduk, "William adalah putraku, ibu tak bisa membawanya. Aku yang akan menjaganya." Noah merasa, ibunya tak harus ikut campur dalam menjaga seluruh keturunannya.
"Papa!" sentak Oliver dan El bersamaan. Mereka berdiri ketika mendengar keputusan Noah.
Noah tak bereaksi, dia tak tau harus apa. Di sisi lain, dia dan putra putranya memang belum bisa menerima. Namun di sisi lain, dia tak ingin keturunannya, di asuh orang lain.
Tidak mendapatkan jawaban, Oliver pergi di ikuti El. Dia menyentak kaki Azure yang langsung membuat pemuda itu kaget. Dirinya akan menyelam ke alam mimpi, namun karena Oliver sengaja menubrukan lututnya, dia jadi kaget.
Sialan, Oliver!
Tidak ada yang bersuara meskipun semua melihatnya. Semuanya terlihat acuh dan tak peduli. Azure jadi bertanya, dirinya ini di terima atau tidak?
"Ada apa dengan mereka," gumam Azure yang masih bisa di dengar oleh semua orang.
"Maafkan tingkah mereka, mereka hanya tak suka jika ada orang asing yang masuk dalam ranah keduanya. Kau memaafkannya kan?" celetuk Amelia. Istri dari Lucas, putra kedua Benjamin dan Charlotte. Semua ucapannya mengandum racun, Azure tau itu.
Azure tersenyum simpul, "Tidak apa. Orang-orang di usia belasan, memang kebanyakkan tidak tau aturan dan sopan santun," jawabnya membalas ucapan Amelia.
Alis Amelia menukik, "Jadi maksudmu, keponakan ku tidak tau aturan!"
"Setiap kata selalu ada maksud tertentu nyonya, termasuk ucapan anda baru saja."
Amelia akan menjawab, namun di hentikan oleh Lucas yang bersmirk. Lelaki itu merasa puas dengan jawaban yang di berikan oleh Azure, termasuk Benjamin dan Charlotte.
"Dari mana kau bersaal tata krama?" tanya Lucas penasaran. Pasalnya, anak itu berbicara formal dari pertemuan pertama. Apalagi, anak itu memiliki tata bicara yang pas untuk anak seumuran putra-putrinya.
Tak banyak anak yang akan bersikap seperti Azure. Sebab itu, Lucas merasa tertarik. Apalagi jika di ketahui asal usul Azure, membuat rasa penasaran Lucas membuncah.
"Apa wanita itu yang mengajarimu?"
"Jangan bodoh Emma, wanita itu sudah mati setelah dia lahir," timpal Elena, menjawab pertanyaan Emma, saudari kembarnya.
"Jadi, dari mana kau belajar?" Lanjut Emma mengabaikan ucapan kembarannya.
Azure menjawab, "Dari mana saya belajar, itu bukannlah suatu yang penting bagi anda Nona. Dari mana pun saya belajar, Orang rendah seperti saya tak layak memberi jawaban." yah, bagi Emma dan Elena itu biasa. Tetapi bagi lainnya, kata itu.. Adalah kata sindiran.
"Berhenti berkata jika kau adalah rendahan," papar Noah tak terima. Dengan wajah dinginnya, dia mencengkram kuat bahu Azure. Entah dari kapan pria itu sudah berada di dekat anak itu.
Azure tak meringis, dia membalas tatapan tajam Noah dan berkata, "Ibu saya adalah wanita rendahan, maka keturunannya pun rendahan. Itulah yang keluarga ini katakan."
Anak itu melepaskan cengkraman Noah, "Saya adalah anak haram, jadi saya pantas mendapatkan perlakukan seperti ini. Kemanapun saya pergi, tittle anak haram sudah menempel pada saya. Saya sudah terbiasa."
"Saya pamit permisi, dan juga izin untuk menempati kamar yang sebelumnya saya tempati." Azure berdiri, dia membungkuk sopan setelah akhirnya pergi ke kamar yang tadi dia tempati.
Melihat Azure sudah tak terlihat lagi, Benjamin tertawa. "Hahahahahah lucu sekali. Benar bukan?"
Lucas terkekeh mendengar penuturan ayahnya, "Tak kusangka dia semenarik ini. Setiap perkataannya mengandung racun."
"Hah.. Sepertinya keputusan yang bagus membawanya kesini," ujar Charlotte.
Amilia merasa aneh dengan suami dan mertua, "Memang, apa bagusnya dari anak haram itu."
"Perkataanmu tak pantas untuk seorang wanita anggun Mommy," ujar Emma pedas.
"Kau memalukan."
Emma dan Elena beranjak pergi. Tidak peduli meski wanita yang telah melahirkannya itu sakit hati. Si kembar tak peduli. Sikap mommynya sama sekali tidak anggun, kembar E tak suka.
Lucas menghela nafas, "Pergi kekamarmu istriku, aku akan menyusul nanti." dia menepuk bahu sang istri yang lesu dan menyuruhnya untuk ke kamar.
Sedangkan Noah, sudah pergi sejak Azure pergi beberapa waktu yang lalu.
Tbc.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Azure. [ Pindah ]
Genç Kurgu[ PINDAH TANGAN KE AKUN @CharlosPurba ] Azure Le Aither.. merupakan ketua dari Mafia terkenal, Aureum. kedudukannya begitu tinggi hingga membuat seluruh musuhnya ingin segera melenyapkannya. Namun.. semua yang dia dapat, kedudukan, kekayaan, loyali...