10.

4.1K 751 50
                                    





Bel istirahat berbunyi beberapa detik yang lalu, para murid berbondong bondong pergi keluar kelas menuju kantin. Mereka berlarian menuju ruang makan itu untuk mengisi perut dan tenaga mereka masing masing termasuk Azure.

Bedanya, anak itu di seret oleh Teo yang di belakangnya terdapat Evelyn.

"Liam mau makan apa? Biar aku yang pesenin," tawar Eve setelah mereka duduk, gadis itu menatap lembut Azure.

Azure mengangkat alis heran, namun tak ambil pusing, anak itu menjawab, "Aku ingin 2 sandwich dan es mocca."

Mendengar ucapan Azure, Evelyn mengangguk. Dia pun pergi tanpa menanyakan Teo. Teo mendengus di buatnya. Jadi, dia duduk dan menumpu wajah kesal.

"Dasar Eve sialan!" gerutunya.

Azure total abai dengan gerutuan Teo, dirinya menatap sekeliling penjuru kantin. Dan tatapannya beralih pada sekawanan abangnya Liam, Oliver.

Sekawanan Oliver datang dan langsung duduk di meja mereka berdua. "Hey Teo, ada apa kawan? Kenapa  wajahmu cemberut?" tanya Jack merangkul Teo.

"Ada gadis sok pintar yang menyebalkan!" kesal Teo.

Jack tertawa pelan, "Wajahmu seperti sapi ketika merengut," sahut Jack dengan nada ceria. Teo yang moodnya buruk pun segera menggeplak sayang kepala Jack.

"Kau sudah memesan makanan adik manis?" tanya Alex yang sedari tadi melihat Azure nampak melihat-lihat sekitar.

Azure mengangguk, "Sudah, Eve yang memesankan."

"Tak baik merepotkan orang lain Liam. Kau memiliki kaki, seharusnya kau memesan makananmu sendiri," ujar Shopia yang baru saja datang dengan nampan berisi makanan miliknya. Dia dengan sengaja duduk di sebelah kanan Oliver yang memang tak ada siapapun.

Teo mendongakkan kepalanya, dia menatap Shopia tajam. "Siapa kau mengatakan itu pada temanku!" kesalnya.

Azure mengangkat alis, Teman? Sejak kapan?

"Aku hanya menasihati Liam, Teo. Itu bukan masalah kan?" ujarnya lembut dan curi pandang ke arah Oliver yang memainkan Gadget. Di matanya, Oliver sangat tampan dan menawan.

"Lagi pula, Liam sangat tidak sopan. Padahal ada kakaknya disini. Dia tak menoleh bahkan tak menyapa Oliver," ujar Shopia sedikit memprovokasi. Gadis itu sedikit tak menyukai Azure karena kejadian beberapa hari lalu dimana dia di usir oleh seseorang yang membuat dia jatuh hati.

Teo berdecak, "Siapa sih yang ngizinin lo duduk disini?"

"Kantin adalah tempat umum. Duduk dimana pun boleh kan?"

Ingin rasanya Teo meremas wajah nyebelin Shopia yang sok lugu. Entah mengapa akhir akhir ini dia tak menyukai keberadaan gadis itu.

"Cukup, Jack pesen."

Teo pun mendengus. Dia tidak jadi menjawab ketika Levi bersuara.

Sementara di sisi Azure, dia tak peduli. Dia memasukkan tangannya ke saku dan menatap sekitar. Jika saja Azure memilili ponsel. Maka, ia tak akan seperti orang bodoh yang celingak celinguk.

Oliver melirik Azure lewat ujung matanya. Dia tak sengaja melihat tangan Azure yang di perban. Di dalam benaknya bertanya, apa yang telah terjadi kemarin. Karena anak itu bungkam meski papanya sudah bertanya. Bahkan, ancaman kakaknya james tidak berlaku pada Azure.

Krak!

Oliver memandang ponselnya yang terjatuh. Dia menoleh ke arah Ava dengan wajah yang menyebalkan menurutnya. Apalagi, gadis itu menggesek-gesekkan payudara pada lengannya.

Dia tatapnya di sebelah Ava dimana Shopia yang sudah berantakan oleh makanannya sendiri. Gadis itu juga basah karena minuman yang dia minum. Shopia menatap Oliver meminta pertolongan, mata gadis itu berkaca-kaca.

Seragamnya jadi kotor dan basah karena Ava yang dengan tak berperasannya menarik dan mendorongnya ke bawah hanya untuk mengganti tempat duduknya.

"Ava, kamu ga cape gangguin aku terus," ujarnya setelah berdiri. Dia terpaksa berusaha sendiri ketika tidak ada yang mau menolongnya. Apalagi, dia malu ketika menjadi tontonan para murid dengan keadaan kacau.

Ava yang sedang senyum senyum menatap Oliver kini menoleh dan menatap sinis Shopia, "Siapa yang ganggu lo? Gw cuma pengen duduk aja," jawab Ava acuh.

"Tapi ga sampe dorong aku."

"Suka-suka gw lah! Kenapa? Lo keberatan?" tanya Ava angkuh. Dia semakin memgeratkan pelukannya di lengan Oliver ketika pujaan hatinya itu kini tak membela Shopia.

Sementara di sisi Azure, anak itu tampak nyaman memakan sandwichnya. Meski agak risih karena di tatap  lamar oleh Evelyn.

Entahlah, Evelyn merasa tertarik dengan Azure. Pasalnya, anak itu terlihat manis. Dia ingin menguyel pipi Azure yang saat ini bergoyang karena mengunyah.

***

Azure berjalan menjauh dari gedung sekolah. Dia berjalan kaki melewati area parkiran yang terdapat sekawanan Oliver.

"Oliver, lo ga ngajak Liam buat bareng sama kita?" tanya Alex yang melihat Azure berjalan menjauh.

"Buat apa?"

"Lo ga kasian gitu? Ga takut dia di culik?" timpal Jack. Dia heran dengan tingkah laku Oliver yang merasa tidak peduli pada adiknya, yah.. Meskipun adik itu adalah adik tiri.

"Tidak peduli."

Oliver tetap acuh, dia memainkan ponselnya dan masih menunggu kedatangan Henry yang sedang mengambil sesuatu di ruang osis.

Azure berjalan menjauhi area gerbang sekolah. Dia berencana jalan lagi. Yah, ini terpaksa, dirinya tak di berikan fasilitas oleh keluarga Christopher. Bahkan, Azure hanya di beri uang pas pas san.

Azure juga tak bisa berharap akan di ajak pulang bersama saudaranya. Mengingat jika kedua saudara tirinya itu sama sekali tak menyukai tubuh ini.

Namun siapa sangka, sebuah mobil sport berhenti di sebelahnya. Di lihatnya James yang membuka kaca perlahan.

"Masuk."

Azure ragu, instingnya seolah mengatakan jika James merupakan rubah. Kakak tertuanya itu seakan memiliki pemikiran yang licik.

Azure sadar, jika selama ini.. Tingkah laku James sangat mencurigakan. Berbeda dengan Eljiah dan Oliver, James sama sekali tak terlihat kehilangan ataupun sedih karena kepergian Isabella.

Apalagi, James terlihat langsung menerima dirinya tanpa tolakan apapun.

Menurut Azure, James memiliki tujuan tertentu. Dia tak boleh gegabah. Dia harus berhati-hati ketika bersama James.

Siapa tau bukan? James menyembunyikan sesuatu yang tak pernah dia duga.

"Kenapa jalan kaki?"

Azure mengangguk, "Saya tidak mau merepotkan tuan muda."

James menatap datar Azure, "Kau bisa menelpon sopir untuk menjemput."

"Saya tidak punya ponsel tuan."

Brak!

James memukul stir. Entah untuk alasan apa, kakak sulungnya itu terlihat marah.
















Tbc.

About Azure. [ Pindah ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang