8.

4.2K 744 68
                                    











"William  Caleb. Anda sekalian bisa memanggil saya Liam.'" 

Azure membungkuk sopan. Setelah kemarin dia tak jadi sekolah, akhirnya.. Dia berdiri di depan kelas dan memperkenalkan dirinya.

Anak itu melihat murid yang akan menjadi teman sekelasnya. Pandangannya terhenti di pojok depan sebelah kanan, di sana terdapat satu gadis yang kemarin datang ke Mansion, kalau tak salah ingat, dia adalah Shopia Maya yang juga memandang dirinya dengan pandangan rumit.

Lalu, di pojok belakang, terdapat Ava Naomi yang menatapnya penuh seringai. Gadis itu terlihat seperti berandalan, apalagi dengan senyum seringai yang tercetak di wajah tebal make up.

"Baik Liam. Saya wali kelas kamu. Kamu bisa memanggil saya bu Mia," jelas Bu Mia.

"Lalu, Evelyn! Angkat tanganmu," perintah bu Mia pada seorang gadis bernama Evelyn. Gadis itu mengangkat tangannya.

"Nah, nak Liam. Kamu bisa duduk di sebelah Evelyn."

Azure mangangguk sopan, "Baik bu."

Melihat anak didik barunya sudah duduk. Bu Mia pun menyuruh seluruh anak muridnya membuka buku dan memulai pelajaran. Tak lupa dia memberi tahu Evelyn untuk berbagi buku untuk Azure.

"Namaku Evelyn. Salam kenal Liam." Eve menjulurkan tangannya ke depan Azure.

Azure menerima uluran itu dan tersenyum, "William."

Setelahnya Eve membuka buku dan berbagi dengan Azure. Keduanya tampak fokus dengan pelajaran di depan.

Evelyn merupakan anak yang rajin, dia tak pernah membolos maupun bertingkah nakal. Gadis itu adalah gadis pintar seangkatannya. Tak tanggung, sesekali.. dia membawa piagam penghargaan untuk sekolah tersebut.

Sementara untuk Azure. Dia sedang menikmati masa remaja yang begitu dia inginkan. Dalam hatinya berkata, seperti inilah rasanya bersekolah umum.

Keduanya fokus sampai pelajaran usai.

Bel tanda istirahat terdengar. Bu Mia pun pergi. Para murid berhamburan keluar untuk pergi ke kantin. Ada juga yang menetap dan ada juga yang sudah tidur.

"Hey namaku, Mateo." seorang pemuda menjulurkan tangannya yang di terima oleh Azure. Mateo terlihat seperti anak berandalan. Bajunya acak-acakan, rambutnya pun sama. Anak itu juga memakai beberapa aksesoris dj telinga, wajah, dan tangan.

"Liam."

"Ke kantin yok!"

Tanpa menunggu jawaban Azure, Teo menarik tangannya dan berlari menuju Kantin meninggalkan Evelyn yang juga ingin mengajak Azure. Namun di gagalkan oleh Teo yang lebih dulu menarik teman sebangkunya.

Di kantin, Azure duduk di tengah tengah orang-orang yang Azure kenal.

"Teo, untuk apa kau membawa anak haram itu kemari?" celetuk Eljiah sinis. Dia menatap tak suka terhadap Azure yang duduk manis di sebelah Teo.

Teo mengernyitkan alis, "El, meski dia anak haram. Seharusnya lo ga mengatakan itu di publik," ujar Teo tak suka. Dia di kenal dengan sifat yang periang, namun remaja itu juga tak suka ketika ada seseorang merendahkan orang lain.

El diam, dia mendengarkan seksama bisik bisik mencemooh yang di tujukan pada Azure. Namun dia tak peduli, salahkan saja anak itu duduk semeja dengannya.

Azure menepuk pundak Teo, "Tak apa. Tuan muda El mengatakan yang sebenarnya." dengan senyuman, Azure menatap Teo. El yang mendengar itu hanya bisa mengepalkan tangannya.

Teo salah mengartikan senyuman itu adalah senyuman menyedihkan. "Aaaaa, Liam. Anak manis papa!" seru Teo memeluk Azure dan menduselkan wajahnya di leher Azure

Azure menjauhkan wajah Teo darinya. Dia risih, apalagi.. Dia dan Teo baru saja kenal.

"Kau membuat adikku risih Teo." seseorang menghalau Teo berdekatan dengan Azure. Dia memeluk Azure dari belakang dan menatap Teo sengit.

"Ck, apa apaan si lo!" berang Teo tak terima. Dia memandang Emma tajam.

"Kau tak menunjukkan sikap elegan Emma," celetuk Elena dari belakang. Gadis itu sedang bergandengan dengan seorang pemuda berwajah datar.

Emma mendengus mendengar ucapan kembarannya, "Diam saja Elena. Memeluk seorang pria di area sekolah, kau tak menunjukkan kelasmu My twins," ujar Emma membalas ucapan Elena, gadis itu menyeringai puas karena dapat membalikkan kata kata sang kembaran.

"Ah, lihat sayang, rupanya kembaranku tengah meminum cuka," balas Elena penuh ejek. Dia semakin erat memeluk kekasihnya.

Emma hanya berdecih, dia juga mengeratkan pelukannya pada Azure. Hal itu membuatnya merasa tercekik karena posisi Emma memeluk dia dari belakang.

"Anda mencekik saya Nona," ujar Azure. Dia mendongak melihat Emma dan mengkode agar pelukan gadis itu di lepas.

Emma terkekeh pelan, dia mengelus pelan rahang Azure yang melihat ke arahnya, "Di lihat kembali, wajahmu memang manis Liam." gadis itu tampak tak menghiraukan ucapan Azure sebelumnya.

"Saya sangat berterimakasih atas pujian anda. Tetapi, anda membuat saya tak nyaman."

Emma menunduk dan menatap Azure lekat. Dia mengelus dari rahang hingga ke pipi. Jari lentik gadis itu hinggap di bibir cherry sepupunya. "Bibirmu begitu lembut," ucapnya dan langsung mengecup ujung bibir Azure.

Hal itu membuat semua yang ada di kantin cengo. Kecuali Elena yang tertawa kencang. Dia merasa lucu akan tingkah kembarannya, lalu wajah sepupunya yang terlihat biasa saja.

Emma melepaskan kecupannya lalu mengelap bekas ciumannya, "Sudah kuduga, manis."

Azure tersenyum sopan, "Terimakasih."

"Dan jangan lupakan uang 2 miliyar sudah berada di atm milik saya, Nona."

Semuanya di buat terkejut kembali akan respon Azure. Alih alih marah, anak itu malah meminta kompensasi atas perilaku Emma. Seperti mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"HAHAHHAHAHAHAHA!"  Emma tertawa kencang, dia merasa ini sungguh lucu. Sepupu barunya ini benar-benar orang yang menarik.

Emma pun melangkah dan duduk di samping Azure menyingkirkan Teo yang membuat pemuda itu terjerembab. Dia menarik dagu Azure dan mencium kembali bibir manis itu.

Azure tetap diam meski gadis yang mencumbunya ini sedikit melumat bibirnya. Para murid harus menelan ludah gugup ketika melihat seseorang berciuman secara langsung di hadapan mereka.

Emma melepaskan bibir Azure setelah puas. Gadis itu mengambil tissue dan mengelap bibir cherry Azure yang saat ini semakin memerah.

"Aku suka bibirmu, kau akan menerima 10 milyar dariku Liam."

Lalu, Emma meninggalkan kantin dengan perasaan yang berbunga. Sementara Elena sudah pergi untuk melakukan hal yang sama seperti sang kenbaran bersama sang kekasih.

Lain halnya Azure yang memakan makanan yang sudah datang sejak tadi. Dia merasa senang, meski harus merelakan bibirny- Liam. Tak apa, yang penting, dia mendapatkan 10 milyar secara cuma-cuma.




















Tbc.












About Azure. [ Pindah ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang