15. who is he?

23 7 5
                                    

jam sudah menunjukan pukul delapan malam, Claudia masih berada di tempat kerjanya, Claudia sangat senang dengan pekerjaan nya walau merasa sangat lelah

Claudia bekerja sebagai Waitress di salah satu Cafe yang cukup ramai pembelinya, itu cukup membuat Claudia merasa lelah, namun ia juga merasa sangat senang

Claudia menjalin hubungan baik dengan teman teman baru ditempat kerjanya

"Claudia," panggil Sella, salah satu teman baru nya di tempat kerja

"ada pengunjung yang baru masuk tuh, lo layanin yang itu ya gue mau ke meja ujung sana." lanjut Sella lalu pergi menuju salah satu meja diujung sana

Claudia pun balas dengan anggukan kecil, ia segera berjalan menuju meja yang baru saja ditempati pengunjung

"permisi kak, mau pesan apa?" tanya Claudia dengan senyuman ramahnya untuk kenyamanan pelanggan

Ia menatap kedua lelaki yang ada dihadapan nya sekarang, ia pun memberikan menu kepada kedua lelaki itu

"gue pesan Cold brew satu, lo pesan apaan Gam?" tanya lelaki itu pada teman nya

"samain aja." jawab nya

"Cold brew nya jadi dua ya, mbak." ucap lelaki itu menatap Claudia sambil mengembalikan menu pada Claudia

"baik, harap tunggu sebentar ya." ucap Claudia ramah

Belum sempat Claudia meninggalkan meja lelaki itu, ia kembali memanggil Claudia

"ada yang bisa saya bantu, kak?" tanya Claudia ramah

lelaki itu tak langsung menjawab pertanyaan Claudia, ia sempat mematung sejenak sambil menatap Claudia dengan kening berkerut

Claudia yang ditatap seperti itu pun merasa ada yang salah dengan dirinya sendiri

"em, maaf kak? ada yang bisa saya bantu?" tanya Claudia lagi

Lelaki itu melihat name tag yang melekat dibagian samping dada Claudia

"Claudia edmonia?" batin lelaki itu dengan kening yang semakin berkerut bingung

Claudia menyadari jika lelaki itu menatap name tag nya, ia pun melihat name tag nya sendiri. apa yang salah dengan name tagnya?

"lo kenapa sih Vin? anak orang sampe bingung lo tatap begitu." tegur teman lelaki itu

"hah? maaf maaf, gue kira lo calon istri gue." ucap lelaki itu menggaruk belekang lehernya yang tak gatal

"najis bangsat, maaf ya mbak, temen saya waktu pembagian otak dia nya bolos ke paris, sekali lagi maaf ya mbak." ucap teman lelaki itu dengan cengiran yang menyebalkan

"i - iya gapapa, saya permisi dulu ya kak." pamit Claudia dengan larian kecilnya

saat melihat kepergian Claudia, kedua lelaki itu menghela nafas lega

"lo kenapa sih Vin, kepincut lo?" tanya Agam,

"suer deh Gam, dia mirip banget sama temen SD gue dulu." ucap Delvin

"yang Claudia itu?" tanya Agam lagi

"iya. namanya juga sama, sama sama Claudia." jawab Delvin

"nama Claudia bukan satu orang aja." tekan Agam menatap Delvin malas

"iya tapi muka nya bener bener mirip banget, bangsat." ucap Delvin kesal

"serah lo deh, kalau pun dia bener Claudia yang lo maksud lo mau apaan?" tanya Agam

"ga ngapa ngapain sih, paling cuman pdkt doang." ujar Delvin

"oh, gue kira lo gay." ucap Agam yang berhasil membuat mata Delvin membesar sempurna

"maksud lo apa ya dek?" tanya Delvin dengan nada yang ia buat seperti ditidtod yang pernah ia lihat sebelumnya

"lo jarang banget deketin cewe anjir, ada yang nembak lo secara terang terangan aja lo nolak padahal dia udah ikutin peraturan yang lo buat sendiri." ucap Agam yang bangga dengan sahabat nya ini

"peraturan apaan?" tanya Delvin sok polos

"kalau mau jadi pacar seorang Delvin harus makan permen yang udah digosok ketanah lalu diceburin ke lubang wc."

"dan cewe yang nembak lo kemarin udah ngelakuin peraturan yang lo buat, tapi lo tetap nolak dia kasian banget tuh cewe anjir." ucap Agam perhatin

"gue gamau, gue emang masih nunggu seseorang." jawab Delvin menyenderkan badan nya ke sandaran kursi yang berada dibelakangnya

Agam sempat terdiam menatap Delvin. "mau sampai kapan lo nutup hati lo kayak gini terus?" tanya Agam serius

"sampai dia kembali." jawab Delvin singkat

"lo bahkan ga ngelakuin apa apa buat cari keberaaan nya dimana, lo ga ada effort apa apa." ujar Agam menatap Delvin datar

"gue udah cape cari terus Gam, udah 5 tahun gue terus menerus cari keberadaan dia dimana, gue udah cape." jawab Delvin menutup matanya sejenak lalu ia buka kembali menatap Agam dengan tatapan yang sulit diartikan

"gue cape, tapi gue masih berharap dia kembali." ujar Delvin dengan nada pelan namun masih didengar oleh Agam

Agam mengerti, Delvin sudah berusaha cukup keras untuk mencari cinta pertamanya pada waktu ia kelas 5 SD

sudah waktunya Delvin beristirahat sejenak, Delvin lelah, dan Agam mengerti itu.

。。。


Annyeong annyeong naneun mozza yaaaa

Combek lagi ni ya ama mozzak si pacar jaeminn. Jangan lupa vote dan comment nya tinggalkan disini yaaa 😽

See you in the next chapter 👉🏻

Ayyo pollow akun akuu, agar tau update terbaru tentang Claudia's storyyy 😻🤘🏻💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayyo pollow akun akuu, agar tau update terbaru tentang Claudia's storyyy 😻🤘🏻💌

Claudia's story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang