17. perpustakaan

26 6 4
                                    

jam sudah menunjukan pukul lima pagi, Claudia terbangun dengan kepalanya yang terasa sangat sakit, semua yang ada dikamarnya seperti berputar layaknya bola

"shh, sakit banget." desis Claudia memegang kepalanya

Claudia pun bangun dari baringnya, ia menatap jam dinding. "Udah jam 5 aja." gumam Claudia dengan suara seraknya

ia berjalan menuju kamar mandi untuk segera bersiap siap pergi kesekolah

Setelah selesai bersiap siap dengan pakaian sekolah yang sudah rapi, dan lipbalm tipis yang ia oles dibibirnya agar tidak terlalu pucat

ia pun keluar kamar, didapur sudah ada bibi dan kedua orang tuanya, terlihat bibi dan Freya sedang memasak

"buna, papa?" panggil Claudia

Freya yang merasa Claudia memanggilnya ia membalikkan badan nya menatap Claudia, sedangkan Evran tetap fokus membaca koran tanpa memperdulikan panggilan dari sang anak

"kenapa?" Claudia mematung, hanya satu kata namun mampu membuat Claudia senang

suara Freya yang lembut akhirnya bisa ia dengarkan kembali, tidak seperti biasanya. datar tanpa nada. bahkan menatap dirinya saja Freya enggan

"kamu kenapa Claudia?" tanya Freya kesekian kalinya saat melihat Claudia hanya berdiam diri tanpa menjawab pertanyaan nya

"buna -" Claudia menggantung ucapan nya disaat Freya menyodorkan sebuah bekal padanya

"cepat pergi sekolah, sebelum bel masuk bunyi nanti, jangan lupa bekalnya dimakan ya." nada ucapan Freya sangat lembut, bahkan Claudia sendiri tak tau ia seharusnya merasa senang atau bingung

"i - iya," jawab Claudia setelah membuyarkan kebingungan nya

Claudia mengulurkan tangan nya kepada Freya meminta untuk salim. "Ga usah, tangan buna kotor." ucap Freya bersalah

"yaudah, gapapa kok buna," jawab Claudia dengan tersenyum simpul

"Ngobrol sama buda aja cukup kok." batin Claudia senang

Claudia berjalan menuju kearah Evran yang masih membaca koran, Claudia mengulurkan tangan nya kehadapan Evran

"cepat pergi kesekolah." ucap Evran tanpa nada sedikit pun, bahkan menatap Claudia saja tidak

Claudia memaklumi hal itu, Claudia tersenyum simpul menatap Evran. "aku sekolah dulu ya buna, papa." pamit Claudia

"hati - hati." ucap Freya yang masih fokus memotong wortel

Claudia tersenyum simpul sembari berjalan menuju pintu keluar rumah, namun hal yang tak ia pikirkan muncul tiba - tiba

"hai cantik." sapa Delvin

Ya, itu Delvin, ia duduk di atas motor besarnya dengan pakaian sekolah yang sudah rapi

"bareng gue, yuk." ajak Delvin

"ngapain lo disini?!" tanya Claudia melototkan matanya

"jemput pacar." jawab Delvin tanpa ekspresi bersalahnya

"ga ada pacar lo disini, sekarang mendingan lo pergi." kesal Claudia menatap Delvin tajam

"emangnya kenapa? ada selingkuhan lo disini ya?" ucapan Delvin semakin ngelantur membuat Claudia kesal

"ngaco lo, gue bisa pergi sendiri, lagian lo tau darimana sih rumah gue?!" tanya Claudia menghentak kan sebelah kakinya

"lo lupa lagi ya? Gue sering main kerumah lo waktu kita kelas 5, trus apa salahnya jemput pacar sendiri?" ucap Delvin menaik turunkan alisnya

Claudia's story (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang