Bagian; Sembilan

121K 7.4K 399
                                    

Bismillah

Koreksi typo

Selamat membaca :)

🥀🥀🥀



Pukul 4 sore. Alan baru saja keluar dari ruang meeting. Pria itu berjalan melewati lorong menuju kembali ke ruangannya. Sampai di ruang kerja, baru saja mendudukkan diri di kursi ponsel Alan terdengar berbunyi. Alan mengecek ponselnya, sudah seperti alarm tersendiri Anita menghubunginya di jam-jam sebelum pulang kerja.

"Assalamu'alaikum, Alan. Kamu masih di kantor? Masih kerja? Sebentar lagi jam pulang, kan?" suara Anita terdengar serius di seberang. Pertanyaan yang sama setiap kali Alan menjawab panggilan dari sang Ibu.

"Wa'alaikumussalam, Ma. Iya kok aku udah mau siap-siap pulang." begitu kata Alan seraya merapikan meja kerja, mengambil tas dan berjalan keluar dari ruangan.

"Bagus. Jangan keluyuran ke mana-mana langsung pulang. Kasian Zoya di rumah sendirian."

Alan menatap gamang layar ponsel yang baru saja menggelap setelah sang Ibu memutus panggilan. Anita seolah tahu jika Alan tidak akan langsung pulang ke rumah sore ini. Itu membuat Alan merasa dihantui. Seakan Anita memiliki mata tersembunyi yang mengawasi gerak-geriknya.

Basement masih terlihat sepi ketika Alan tiba di sana. Wajar saja, jam pulang kantor masih sekitar satu jam lagi. Alan saja yang belakangan pulang lebih cepat. Alan memasuki mobil dan berdiam diri beberapa saat setelah menyalakan mesin. Sekitar 15 menit menunggu, terlihat kedatangan Dewina dan langsung masuk ke dalam mobil.

"Kamu udah nunggu lama? Pak Ian minta laporan dadakan banget. Untung udah aku siapin." Dewina menjelaskan keterlambatannya.

Alan mengangguk singkat, menepuk ringan kepala Dewina. "Its okey." ucap Alan kemudian bersiap melajukan mobilnya keluar dari basement meninggalkan area kantor.

Selama perjalanan Dewina terlihat tidak bisa melunturkan senyum dan beberapa merapikan riasan wajahnya. Dewina tidak bisa menyembunyikan antusiasmenya untuk makan malam di restoran di sebuah hotel bersama Alan. Bukan tanpa alasan, Dewina sudah bersusah payah untuk bisa melakukan reservasi dari 3 bulan yang lalu.

"Alan, handphone kamu dari tadi bunyi. Oh dari Mama kamu."

Alan segera merebut ponselnya dari Dewina mendengar Mamanya di sebut. Alan menginstrupsi Dewina agar tidak bersuara, sementara ia menjawab panggilan tersebut.

"Halo, Ma?"

"Kamu di mana? Sudah di rumah?"

Alan memberhentikan laju kendaraannya di rambu merah. Diliriknya Dewina yang menatapnya penuh tanya.

"Lagi di jalan, Ma. Sebentar lagi sampai rumah kok."

"Begini Alan, Mama mau ngerayain ulang tahun Zoya besok. Kamu tahu gak Zoya lagi suka atau lagi ke pengin apa?"

Alan terdiam cukup lama mendengar pernyataan itu. Alan sama sekali tidak ingat atau bisa dibilang pria itu tahu-menahu perihal bila besok adalah hari kelahiran Zoya.

"Alan? Alan? Kamu masih di sana? Dengar Mama nggak sih?" suara Anita menarik Alan kembali. Melihat rambu telah berubah hijau, Alan kembali melajukan mobilnya.

Let's Divorce, Husband! [SELESAI] TERBIT✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang