Kedua alis Jaemin bertaut bingung mendengar penuturan sang kakak, dia masih mencerna apa maksud dari ucapan Jaehyun, namun sang kakak dengan cepat menjelaskan, mengetahui kebingungan adiknya.
“Aku tidak akan pernah bisa menyukai dia, jadi jika kau ingin menjalani hubunganmu dengan dia, kau bisa melakukannya. Aku melakukan ini, karena melihat adikku, sangat menyukai pemuda itu” Jelas Jaehyun.
“Kau mengerti?” tanya Jaehyun dengan senyumnya, sementara Jaemin masih menatapinya dengan netra yang bergerak menyelami sang kakak.
Hyung, sungguh?
Jaehyun tersenyum di barengi anggukan kepala membuat Jaemin menganga dengan perasaan tersentuh, pemuda itu spontan melompat lalu memeluk Jaehyun erat, sangat erat.
Jaehyun berkaca-kaca merasakan dekapan adiknya, Jaemin bisa memeluknya seerat ini hanya karena seorang pemuda. Jatuh cinta kadang menyakitkan bagi orang di sekitarnya.
Terima kasih, Hyung. Aku sangat berterima kasih.
Jaemin tak melunturkan senyumnya saat mengucapkan terima kasih.
“Biar pun begitu, aku akan tetap memantau hubunganmu dengan Jeno” Ucap Jaehyun.
“Ingat bahwa kau masih tujuh belas tahun, hati-hati dalam menjalin hubungan, ada batasan dalam menjalin hubungan” Nasihat Jaehyun yang di angguki oleh Jaemin.
Aku tahu, Hyung. Jangan khawatir, aku akan menjaga kepercayaanmu.
Bibir tipis Jaehyun hanya bisa melengkungkan senyum kecut, dia usak rambut adiknya setelahnya dia melangkah untuk naik ke kamarnya. Menyisakan Jaemin yang di hiasi rona-rona kebahagiaan. Jaemin langsung berlari keluar mengambil mie yang di bawa Jeno.
🐇🐇🐇
Jaemin baru saja menyelesaikan makan siangnya, dia masuk ke dalam kamar untuk membaca. Baru saja menutup pintu, dia di sapa dengan pesan masuk dari ponselnya, dengan bersemangat dia periksa pesan yang masuk dari Jeno.“Lihat ke jendela”
Jaemin langsung mengulum senyum cerah, dia langsung berlari keluar kamar untuk menemui Jeno, sudah tak sabar melihat reaksi pemuda itu saat mereka bertemu dengan jarak yang lebih dekat.
Sementara Jeno hanya menggigiti bibir bawahnya seraya menatap jendela Jaemin, dia pandangi lagi ponselnya dan melihat bahwa pesan sudah di baca, namun mengapa tirai jendela belum terbuka?
Di tengah pemikirannya, dia terkejut saat mendengar suara gerbang. Dia langsung berdiri dengan wajah takut, mungkinkah Jaehyun di rumah?
Namun yang ia dapati justru Jaemin yang keluar dengan rona-rona kebahagiaan, hal itu membuat mata sipit Jeno membola, apalagi saat Jaemin berlari menghampirinya kemudian memeluknya.
Dunia Jeno bak berhenti saat dia merasakan dekapan Jaemin. Ada banyak hal yang dia pikirkan saat ini, dia tak bisa menikmati hangatnya dekapan Jaemin yang penuh akan kerinduan.
“Jaemin...” Panggil Jeno membuat Jaemin melepaskan pelukannya.
“Kau kenapa keluar? Nanti Tuan Jung marah jika penjaga melapor” Ucap Jeno lembut, sementara Jaemin hanya tersenyum malu mendengar pertanyaan itu, seperti dia malu untuk menceritakan dengan Jeno apa yang di katakan Jaehyun beberapa hari lalu.
Aku boleh menemuimu.
Lagi, mata sipit itu membola saat membaca gerakan tangan Jaemin. Wajahnya terlihat jelas bingung, tapi Jaemin mengangguk seolah mengerti kebingungan Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [NOMIN]✓
Fanfiction[COMPLETED] He's like dandelions CW / ANGST, DIFABEL, TW / BULLYING, RAPE a nomin story. warning alert : BxB Area!! homophobic dnr! if you don't like this book, just go away. thanks ♡♡ Update rank : #1 angst (11/05/2023) #3 jenjaem (18/05/2023) #...