23

8.5K 1K 91
                                    

“Apa maksudmu, Jaemin?” tanya Jaehyun marah.

Dia melepaskan cengkeramannya dari kerah kemeja Jeno dan menatap sang adik, tak percaya dan marah. Sementara yang di tatap hanya menunduk, tak berani melihat guratan kecewa di wajah sang kakak.

Kami sudah menjalin hubungan belakangan ini.

Jaehyun mencelos mengetahui jawaban adiknya, seperti dadanya di tusuk ribuan belati.

“Kau? Kau berkencan dengan dia?” Tanya Jaehyun yang di angguki oleh Jaemin membuat nafas pria itu bak tercekat di tenggorokan.

Pria itu berbalik, mengusapi wajah dan rambutnya frustrasi, matanya memanas hingga memerah dan mengeluarkan likuid bening yang menggenang di kelopak matanya.

Beberapa kali Jaehyun coba menarik nafas dalam kemudian menghembuskannya. Dia berbalik lagi menatap Jaemin, mengabaikan Jeno yang masih diam di antara mereka.

“Kau berkencan dengan dia?” Lagi, pria itu melontarkan pertanyaan yang sama, karena masih merasa tak percaya.

Dan jawaban sang adik lagi-lagi anggukan kepala, seolah cukup meyakinkan Jaehyun.

“ASTAGA JAEMIN!” Racau Jaehyun frustrasi membuat air mata Jaemin akhirnya turun. Kedua jemarinya saling mengepal, mencoba menahan sakit hatinya karena merasa telah menyakiti sang kakak.

“BAGAIMANA MUNGKIN KAU BERKENCAN DENGAN BAJINGAN INI? APA KAU SADAR AKAN TINDAKANMU HAH?” Omel Jaehyun dengan suaranya yang menggelegar hingga sampai ke pendengaran Taeyong.

Pria itu tersentak dan langsung beranjak dari ranjang, dengan langkah tertarik, dia turun dan melihat keributan yang bersumber dari luar. Di dapatinya Jaehyun tengah marah besar, dengan Jaemin yang tertunduk dengan pundak bergetar karena menangis, sedang Jeno hanya diam dengan wajah sendunya.

Taeyong hanya menggeleng kemudian kembali ke kamar.

“ASTAGA JAEMIN... JAEMIN” Omel Jaehyun menjambak rambutnya sendiri, ia terlalu kesal hingga emosinya tak stabil dan kepalanya berdenyut nyeri.

“Apa yang kau lakukan pada adikku? Dengan apa kau mencuci otaknya hingga dia bisa memaafkanmu dan bahkan menjalin hubungan denganmu?” Omel Jaehyun menatap Jeno tajam.

“Tuan, aku tidak mencuci otaknya. Aku sangat...”

“Pikirmu dengan itu, semua yang telah kau lakukan bisa berlalu begitu saja?” Omel Jaehyun mendorong dada Jeno hingga pemuda itu tersungkur ke belakang.

Jaemin dengan cepat menahan lengan sang kakak dan berdiri di depan Jeno dengan tangan merentang, menghalangi Jaehyun yang seperti siap menghajar Jeno lagi. Pemuda itu menggeleng dengan wajah paniknya membuat Jaehyun menatapnya kecewa.

“Minggir Jaemin! Ini bukan urusanmu!” Perintah Jaehyun dingin.

Tidak. Aku tidak mau kau memukulnya lagi, Hyung. Aku juga salah dalam hal ini.

“Tahu apa kau?” Tanya Jaehyun marah.

Ku mohon biarkan kami bicara, Hyung.

“Masuk ke kamarmu!” perintah Jaehyun menunjuk pintu masuk, namun Jaemin menggeleng dengan wajah memohon membuat emosi Jaehyun kian tak terbendung, pria itu menghembuskan nafas dengan rahang mengeras.

Tanpa basa-basi, dia langsung mencengkeram kuat lengan Jaemin, menarik sang adik untuk berdiri di sisinya.

“Ini peringatan terakhirku! Jangan coba temui Jaemin lagi! Aku tidak peduli tentang status hubunganmu dengan Taeyong! Kau tetap pemerkosa! Jauhi Jaemin!” Jaehyun memperingatkan.

Dandelions [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang