Krek krek krek.
Bunyi suara knop pintu yang di putar paksa oleh Jaemin mengalun di kamar mandi. Wajahnya sudah semerah tomat, dia merintih tanpa suara masih berusaha membuka pintu, berharap usaha kerasnya membuahkan hasil.Kedua jemarinya sudah memerah karena mencengkeram knop pintu serta menggedor daun pintu, namun sialnya tak ada siapa pun yang datang menolongnya. Dia terisak tanpa suara karena panik dan takut.
Beragam pikiran menyelimuti dirinya, apakah ini semua sebuah kesengajaan? Jika iya, siapa pelakunya dan mengapa ia melakukan ini pada Jaemin?
Merasa tak juga berhasil atas usahanya, dia keluarkan ponselnya di saku celana. Jemari yang memerah dan gemetar itu, mengetik pesan untuk di sampaikan ke Haechan, dia pandangi layar ponselnya menunggu Haechan membalas pesannya.
Sedang yang di tunggu, masih duduk di taman sekolah, berbincang dengan Renjun, Chenle dan Mark. Hingga suara notifikasi ponselnya, mencuri perhatiannya.
Matanya membulat saat membaca pesan Jaemin, dia sontak berdiri sehingga menarik atensi ketiga sahabatnya.
“Ada apa?” Tanya Chenle.
“Jaemin terkunci di kamar mandi” Ucap Haechan panik membuat ketiganya tersentak.
“Ayo cari Jaemin!” Pungkas Renjun seraya beranjak.
Keempatnya langsung berlari untuk mencari Jaemin di kamar mandi sekolah. Sementara Jaemin hanya terduduk, bersandarkan pada daun pintu dengan tubuh lemas. Sesekali dia usapi air matanya.
Takut jika ini adalah kesengajaan. Maka perundungan akan datang kepadanya. Tapi siapa yang dengan tega melakukan ini, sementara dia tak merasa dekat selain dengan Haechan, Chenle, Renjun dan Mark?
“Jaemin...”
Jaemin tersentak saat mendengar suara Renjun, dia langsung mengusap air matanya dan berdiri, dia berbalik dan memberi isyarat dengan menggedor daun pintu membuat Renjun tersentak.
“Jaemin, itu kau?” Tanya Renjun setengah berteriak saat ia berdiri di depan pintu kamar mandi.
Jaemin menggedor lagi seraya memutar knop pintu membuat Renjun kian yakin bahwa itu adalah Jaemin. Pria itu mengumpat sebal lalu berusaha membuka pintu.
“Aish, siapa si brengsek yang melakukan ini?” Umpat Renjun.
“Anak-anak, Jaemin di sini!” Teriak Renjun memanggil sahabatnya.
“Jaemin, tunggulah! Aku akan berusaha membuka pintu, sepertinya ini di kunci dari luar” Teriak Renjun.
Setidaknya, itu cukup membuat Jaemin tenang karena Renjun sudah menemukannya. Tak lama ia dengar gemuruh langkah kaki di luar, pasti yang lain juga datang.
“Bagaimana?” Tanya Haechan.
“Jaemin di dalam” Jawab Renjun seraya menunjuk pintu.
Ketiganya menatap daun pintu bercat putih itu dan menemukan tulisan ‘toilet rusak’ membuat Haechan mengumpat sebal. Dia merampas tulisan itu dan menatapnya nyalar.
“Siapa bajingan yang melakukan ini pada Jaemin?”
“Kita pikirkan itu nanti, sekarang kita cari di mana kuncinya agar bisa mengeluarkan Jaemin” Timpal Chenle.
“Kalian cari kuncinya, aku akan berusaha mendobrak ini” Ucap Mark yang di angguki oleh yang lain.
“Jaemin, mundurlah” Titah Mark
Mendengar perintah kakak kelasnya itu, Jaemin mengambil langkah mundur, membuat jarak beberapa Senti dari pintu, begitu pula Mark yang mengambil ancang-ancang untuk mendobrak pintu, sementara Haechan dan Chenle mencari kunci, kemungkinan di buang sekitar sana oleh si pelaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [NOMIN]✓
Fanfiction[COMPLETED] He's like dandelions CW / ANGST, DIFABEL, TW / BULLYING, RAPE a nomin story. warning alert : BxB Area!! homophobic dnr! if you don't like this book, just go away. thanks ♡♡ Update rank : #1 angst (11/05/2023) #3 jenjaem (18/05/2023) #...