Jaemin masuk ke dalam kelas setelah menenangkan diri, dia lihat sahabatnya tengah asik berbincang. Dengan satu tarikan nafas dalam, bibirnya mengulum senyum lalu melangkah menghampiri sahabatnya dan bertindak seolah tak terjadi apa-apa.
“Hei, Jaemin, kenapa lama sekali?” tanya Haechan.
Aku tersesat
“Astaga, ku kira terjadi sesuatu” Balas Haechan dengan helaan nafas lega.
Jaemin tersenyum tipis lalu mendudukkan tubuhnya pada kursinya dan tak lama guru datang. Kepala pemuda itu tertunduk memikirkan pertemuan dengan Jeno tadi.
Masih terasa denyut nyeri di hatinya melihat reaksi Jeno. Seperti dia mendapat kekecewaan. Mungkin, Jaemin terlalu terburu-buru menyukai seseorang.
Jam menunjukkan pukul lima sore dan bel sekolah berbunyi membuat seluruh siswa memekik lega. Mereka mulai memberesi meja serta buku-buku mereka untung pulang.
Langkah kaki Jaemin terhenti di depan pintu kelasnya saat berpapasan dengan Jeno. Kepalanya langsung tertunduk saat Jeno bahkan lewat tanpa menatapnya, padahal jam istirahat pertama, Jeno menyapanya di kantin dengan lembut.
“Kenapa anak itu?” Tanya Haechan melihat wajah dingin Jeno.
“Dia memang aneh” Sungut Renjun.
Haechan menggeleng lalu melangkahkan kaki, dia lihat Jaemin yang tampak murung membuat alisnya bertaut. Pemuda itu pun sadar bagaimana hangatnya Jeno tadi, lalu pria itu berubah menjadi dingin dan kini Jaemin tampak murung.
“Jaemin, terjadi sesuatu denganmu dan Jeno?” Tanya Haechan.
Jaemin dengan cepat mendongak, kedua tangannya mengibas memberikan jawaban.
“Sungguh? Dia tidak melakukan sesuatu padamu kan?” Tanya Haechan.
“Hei, bilang saja. Dia itu sangat takut cari gara-gara dengan kami karena dia pernah patah tulang akibat ulah Renjun” Chenle menimpali.
“Iya, katakan saja jika Jeno mengganggumu” Ikut Renjun.
Tidak, dia tidak melakukan apa pun. Dan kami tidak bertemu. Jadi tidak ada apa-apa
“Sungguh tidak ada apa-apa?” Tanya Haechan, sedang Chenle dan Renjun hanya menatap Jaemin dan Haechan bergantian karena pemahaman mereka akan bahasa isyarat masih sangat kurang.
Sungguh, tidak apa-apa
“Baiklah...”
“Hei, kenapa kalian tidak turun?”
Semua menoleh saat mendengar suara Mark menyapa. Mereka lihat kakak kelas mereka yang kini sudah bergabung.
“Tidak, aneh saja dengan Jeno. Tadi pagi dia terlihat cari perhatian dengan Jaemin, lalu tadi dia melihat pun tidak” Jelas Haechan
“Kenapa Jaemin? Jeno mengganggumu?” Tanya Mark.
Jaemin hanya menggeleng dengan senyum meyakinkan teman-temannya. Dia pun menarik Haechan dan Chenle yang di sebelahnya untuk beranjak agar mereka tak lagi bertanya soal Jeno.
Setelah keluar dari gedung sekolah, mereka berpencar untuk pulang ke rumah masing-masing. Bibir Jaemin menyunggingkan senyum cerah saat melihat mobil Jaehyun sudah terparkir di depan gerbang.
“Hei, Jaemin tunggu aku!” Teriak Haechan saat Jaemin berlari meninggalkannya.
Haechan menghela nafas sebal lalu berlari menghampiri Jaemin yang sudah masuk ke mobil. Haechan pun langsung mengambil posisi duduk di belakang kemudi dengan nafas terengah-engah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [NOMIN]✓
Hayran Kurgu[COMPLETED] He's like dandelions CW / ANGST, DIFABEL, TW / BULLYING, RAPE a nomin story. warning alert : BxB Area!! homophobic dnr! if you don't like this book, just go away. thanks ♡♡ Update rank : #1 angst (11/05/2023) #3 jenjaem (18/05/2023) #...