Jeno dan Jaemin akhirnya tiba di rumah sakit di mana Taeyong dan dokter sudah menunggu. Jeno tampak terengah karena Jaemin yang terlalu bahagia terus menyeretnya di tengah kondisinya yang tak bisa melihat.
“Hyung, bagaimana?” tanya Jaemin.
“Ada pasien kecelakaan yang meninggal dan dia mendonorkan seluruh organnya. Jadi, Jeno bisa menjadi salah satu penerima donor matanya” Jelas Taeyong.
Nafas Jaemin tercekat karena bahagia, sementara Jeno masih seperti tak menduga akan kabar yang ia terima. Seperti mimpi bahwa sudah ada pendonor untuknya dan dia akan bisa segera melihat, seperti harapan ada di depannya.
“Untuk itu, kita lakukan pemeriksaan lebih dulu bagi pasien penerima donor mata, semoga saja, operasi bisa di lakukan segera” Ucap sang dokter.
Jaemin adalah orang yang paling antusias saat menerima berita ini. Dia mendampingi Jeno menjalani pemeriksaan.
Setelah melakukan serangkaian proses, akhirnya Jeno siap menerima donor kornea mata dan operasi akan di lakukan dalam beberapa jam.
Kini, Jeno duduk di depan ruang rawatnya bersama Jaemin, sudah siap mengenakan seragam operasi. Keduanya sama-sama diam. Jaemin orang yang lebih dulu menoleh, jemarinya bergerak menggenggam jemari Jeno yang bertumpu pada kedua pahanya. Dapat dia rasakan punggung tangan kekasihnya basah karena keringat.
“Jaemin...” Panggil Jeno.
“Aku berharap operasinya akan berjalan lancar” Ucap Jaemin menyela sebelum Jeno mengutarakan maksudnya. Jeno pun mengangguk, sama-sama berdoa untuk kelancaran operasinya.
“Aku akan di sini, menunggu hingga operasinya selesai” Ujarnya lagi.
Jemari kanan Jeno bergerak meraba ke samping dan satu tangan Jaemin dengan cepat meraihnya lalu menempelkan pada pipi lembutnya.
“Ada banyak hal yang ingin ku katakan padamu...”
“Aku tak pernah lupa bagaimana manisnya pemuda berambut coklat dengan pipi selembut kue mochi, meski hanya melihatnya, yang hari itu datang sebagai murid baru di sekolahku...” Jeno mulai bercerita membuat mata Jaemin berkaca-kaca.
“Aku masih ingat saat dia meringkuk seperti anak kucing yang lucu di belakang tubuh sepupunya karena ku dekati. Lalu senyum malu yang berhasil membuat dadaku seperti di terbangi ribuan kupu-kupu...”
“Aku ingat semuanya”
“Aku juga” Sahut Jaemin seraya memutar kilas balik pertama kali ia bertemu Jeno.
“Saat aku melihat bagaimana kau mendekatiku, meski terlihat tengil saat kau merayuku, tapi itu cukup membuatku salah tingkah” Jaemin ikut bercerita, mengutarakan bagaimana rasanya ia di goda oleh Jeno kala itu.
Sementara Jeno hanya tersenyum malu mendengarnya. Dulu dia hanya anak sekolah yang nakal, dia merasakan ada getaran yang menyambar hatinya melihat Jaemin, rasanya begitu hangat. Tidak seperti saat dia menyukai Haechan.
“Sebenarnya, saat aku mengetahui kau tidak bisa bicara...”
Jaemin terdiam saat Jeno hendak membuka kisah lamanya. Bagaimana luka yang ia dapat karena Jeno membuatnya gemetar. Ada bayangan-bayangan menyakitkan yang membuat hatinya berdenyut.
“Aku tidak begitu kecewa, aku pikir tidak apa-apa. Tapi ketika mereka meledekku, rasanya memalukan dan aku tak cukup berani melawan perasaanku saat itu” Jeno mulai bercerita.
“Aku melihat Mark Hyung yang biasa saja mendekatimu, sepertinya memang bukan masalah besar. Tapi aku malu saat mereka terus meledekku dan aku sangat pecundang, aku bertingkah seperti berandalan sekolah, tapi tunduk hanya karena mereka meledekku yang menyukaimu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelions [NOMIN]✓
Fanfiction[COMPLETED] He's like dandelions CW / ANGST, DIFABEL, TW / BULLYING, RAPE a nomin story. warning alert : BxB Area!! homophobic dnr! if you don't like this book, just go away. thanks ♡♡ Update rank : #1 angst (11/05/2023) #3 jenjaem (18/05/2023) #...