01

13.9K 1.3K 188
                                    

Note : kalimat yang di cetak miring dan tebal adalah bahasa isyarat.

🐇🐇🐇

Iris berbinar Jaemin memandangi satu persatu dari tiga teman Haechan yang duduk di kursi dekat jendela menyambut kedatangannya. Dia dudukkan tubuhnya di sisi kiri sedang Haechan di sisi kanan.

“Nah, Jaemin... Ini sahabatku” Haechan memperkenalkan sahabatnya.

“Ini namanya Renjun, ini Chenle dan ini Mark Hyung. Dia satu-satunya senior di antara kami” Lanjutnya, Jaemin mengikuti arah tangan Haechan yang menunjuk satu-satu persatu temannya, yang sebentar lagi akan menjadi temannya juga.

Jika lihat, mereka semua tampak baik dengan senyum ramah dan hangat yang menyapanya.

Halo, senang bertemu denganmu.

Kedua alis Jaemin naik dengan mata membulat kaget melihat Renjun menunjukkan isyarat tangan.

Kau bisa bahasa Isyarat?

Renjun menautkan kedua alisnya lalu menoleh ke arah Haechan seolah minta di terjemahkan atas balasan Jaemin.

“Dia bertanya apakah kau bisa bahasa isyarat?” Tanya Haechan.

“Ah tidak. Haechan mengajari kami sedikit saat dia cerita bahwa ada sepupunya yang istimewa yang akan pindah ke sini” Jawab Renjun di angguk setuju oleh Chenle dan Mark.

Jaemin menganga lucu seraya mengangguk-anggukan kepalanya. Dia mampu merasakan kehangatan tiga pemuda di depannya.

Senang bertemu dan berkenalan dengan kalian

Haechan menerjemahkan apa yang Jaemin katakan membuat mereka tersenyum.

“Hai, Jaemin. Aku Chenle” Sapa Chenle melambaikan tangannya, si cantik itu tersenyum dan membalas lambaian tangan Chenle. Persis seperti anak sekolah dasar yang saling bertegur sapa.

“Hai, aku Mark” Sapa Mark membuat Jaemin menoleh. Pemuda itu hanya mengangguk kecil dengan senyum manis.

“Ah ya, Haechan bilang banyak yang merundungmu di sekolah lama?” Tanya bertanya yang di angguki oleh Jaemin. Terlalu malas untuk membuat isyarat tangan.

“Jangan khawatir, Renjun ini pemegang sabuk hitam karate. Dia akan mematahkan leher siapa pun yang berani mengganggumu” Celoteh Chenle seraya menepuk-nepuk pundak Renjun yang duduk di sampingnya dan si mungil itu mengangguk setuju.

Jaemin hanya tersenyum, menunjukkan pipi gembilnya yang lucu serta mata yang melengkung bulan sabit membuat Mark menatapnya dengan mata berbinar serta senyum kekaguman.

Haechan menolehkan pandangannya dan tak sengaja melihat senyum itu. Dia beralih melihat Jaemin yang tersenyum lalu menunduk dengan wajah murung.

“Wah, aku sangat tertarik belajar bahasa isyarat” Gumam Mark dengan senyumnya.

“Benar, aku juga” Sahut Chenle yang disetujui oleh Renjun.

Nanti belajar denganku dan Haechan — jawab Jaemin yang langsung di terjemahkan oleh Haechan.

“Oh ya, tadi kenapa bisa naik dengan Jeno dan teman-temannya?” Tanya Chenle membuat alis Jaemin bertaut, dia menoleh ke arah Haechan minta di jelaskan.

Haechan pun menjelaskan dengan rinci bagaimana mereka berakhir naik bersama Jeno dan teman-temannya.

“Jaemin, jangan dekat-dekat dengan Jeno. Dia anak nakal di sekolah” Renjun menasehati.

“Jangan percaya apa pun omongannya. Dia sering bolos, merokok dan memalak anak-anak” Chenle menimpali.

Tapi dia kelihatan baik.

Dandelions [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang