Happy reading guys
💐💐💐
Di dalam ruangan yang didominasi oleh lukisan aneka kucing ras hingga domestik itu tanpa sadar membuat sang empu lumayan betah jika berlama-lama di sana. Selain menanggapi jumlah permintaan alat grooming melalui tabletnya. Sesekali Calvin membuka salah satu marketplace di ponselnya.
Ada yang berhasil membuat ia menyusun rencana kecil begitu membaca pesan dari Shena. Waspada supaya tidak dianggap sebagai lelaki tak peka pada istrinya, maka Calvin persiapkan saja apa yang ia simpulkan dari pertanyaan Shena. Biasanya perempuan memang lebih cenderung memberi kode daripada berbicara terus terang tentang apa yang tengah diinginkan.
Ah, kenapa perempuan suka sekali menyulitkan diri mereka.
Namun, ada suatu hal yang membuatnya harus mempertimbangkan lagi rencana itu. Ini bukan masalah berapa harga make up yang disebut oleh istrinya melalui pesan tadi. Melainkan lebih baik ia belikan langsung pada counter-nya.
Alasannya, jika ia membeli melalui online. Jelas akan menimbulkan guncangan psikis bagi Shena. Karena perempuan itu masih belum bisa bersahabat dengan semua hal tentang perpaketan.
"Masuk!" ucap Calvin ketika mendengar ketukan dari pintu masuk ruangan. Tetap fokus pada tablet dan membalas beberapa pesan mengenai komplain dari pelanggan.
Sebelum Dimas yang tadi datang berniat mengutarakan ucapannya, Calvin lebih dulu mengangkat panggilan dari salah satu karyawannya. Tak selayaknya seorang bos, Calvin yang hanya berpenampilan kaos oblong serta celana jeans komprang, sedikit memerosotkan tubuhnya santai sambil menanggapi telepon.
Hal itu tentu sudah menjadi tontonan biasa bagi Dimas juga karyawan yang lain.
"Ya, Sel?"
"Ada pelanggan yang order pakan ayam broiler, Pak. Tapi maunya yang tipe 623. Sedangkan stok 623 baru datang besok."
"Iya, terus?" tanya Calvin dengan masih pada posisi nyamannya. Dimas sampai meringis melihat sandal jepit milik bosnya itu sudah terlihat pecah-pecah kecil bagian tepinya.
"Orangnya tetap ngeyel mau yang tipe itu, Pak. Kalau sekarang ready, mau order 100 sak katanya." Sudah tak heran Calvin mendengar jumlah tersebut, bahkan ada yang lebih banyak dari itu setiap harinya.
"Loh, yo nggak bisa,se. Pelanggan baru? Ya coba kamu tawari yang 623A. Itu lebih bagus, harganya selisih cuma dikit,"jelas Calvin sembari meminta Dimas untuk bersabar sebentar lagi.
Dari seberang sana, terdengar desahan kecil karyawan Calvin sebelum melanjutkan perkataannya,"Sudah, Bapak. Orangnya tetep minta yang itu. Hari ini juga." Suara tersebut mendadak terdengar berbisik. Calvin yang paham akan permasalahan itu, menegakkan tubuh lantas pamit keluar usai memberi kode pada Dimas.
Sesampai di bagian poultry. Karyawan bernama Selin itu terlihat sedikit lega jika ditelisik kembali raut wajahnya. Entah apa saja yang dijelaskan oleh pada pelanggan baru seusia papanya itu, membuat Selin terpaku sebentar di tempat.
Lelaki tua yang tadinya berbicara dengan nada keras dan ngeyel, sekarang malah terlihat seperti budak yang 'iya-iya' saja ketika Calvin memberi penjelasan.
"150 sak, Sel. Buatin nota,ya." Calvin tertawa kecil sebelum melenggang pergi dari hadapan gadis usia dua puluhan itu. Sepeninggalan Calvin, beberapa kuli siap mengangkut 150 sak pakan ke atas truk atas pesanan bapak tersebut.
Bukan sihir, bukan gendam. Calvin memang mempunyai trik untuk merayu serta meyakinkan pelanggannya.
Niatnya yang ingin kembali ke dalam ruangan, menjadi urung sebab penjual siomay yang biasa mangkal di depan tempat kerja sedang tidak ada. Padahal sebelum berangkat kerja tadi, Clayton berpesan padanya untuk dibelikan makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi untuk DYBU
Random💐FETP ( From enemy to be pasutri) MUSIM KE 2💐 Setelah bersama-sama berhasil keluar dari badai rumit yang menerpa rumah tangga. Sudah sepantasnya, Shena dan Calvin mendapat hadiah dari semesta. Kehadiran tiga buah hati, kini seolah menjadi pelangi...