Happy reading guys
💐💐💐
Calvin tampak sibuk mondar-mandir turut membersihkan paku yang jatuh tercecer dalam sebuah ruko. Selama pengerjaan desain ulang pada bangunan yang ia sewa untuk pembukaan cabang petshop baru, dirinya terus memantau proses kerja tukang andalannya.
"Neon box-nya nggak kurang besar?" tanya Calvin membawa langkahnya ke luar bangunan. Tak lama setelah itu anak kecil yang pagi tadi merengek hebat sebab memaksa ikut ayahnya kerja tengah menghampiri. Tak lupa empeng yang tetap setia mengikuti dirinya pergi.
"Cyci mau nasi bebek, Daddy!"
Sementara salah satu tukang yang ditanya tadi turun melewati tangga usai memasang neon box di halaman petshop barunya. Menjawab dengan sopan pada Calvin,"Kemarin Pak Dimas pesan yang ukuran segini, Pak. Tapi misal mau dibuat ulang bisa."
"Oke, deh. Buat yang ukurannya lebih besar dikit. Biar keliat sampai pintu gang itu." Setelah menjelaskan pada tukangnya, Calvin ladeni bocah kecil yang terus meminta untuk dibelikan nasi bebek itu.
"Bentar,ya? Bentar lagi Daddy kerjaannya udah selesai. Cysa mau tunggu, kan?"
Tanpa ragu-ragu dan matanya yang berbinar semangat, Cysara mengiyakan permintaan ayahnya,"Siap-siap." Disertai dengan jempol kecilnya mengacung di depan sang ayah yang berjongkok untuk menyamai tinggi tubuhnya.
Tidak salah jika Cysara pantas disebut anak yang seolah diperbudak cinta oleh ayahnya sendiri. Karena selama bocah itu dalam kandungan. Tak henti-hentinya si jabang bayi membuat Shena bucin dua puluh empat jam pada suaminya. Bahkan mual-mual di pagi hari hanya bisa diredakan ketika mata Shena menangkap sosok Calvin. Walaupun di saat sang suami pergi ke luar kota selama beberapa hari, minimal Shena harus melihat tampang memukau sang suami melalui panggilan video.
Hal itu Calvin kira hanya berlaku selama masa-masa hamil pertama, nyatanya sampai Shena memasuki usia kehamilan 6 bulan. Perempuan itu tidak bisa lepas dari suaminya. Setiap makan harus ditemani Calvin, sebelum tidur paling tidak mendapat kecupan di seluruh wajah. Dan saat bangun, Shena hanya mau sosok Calvin yang pertama kali ia lihat.
Jadi ketika lelaki itu ada urusan kerja di luar. Sudah memasang alarm kapan Shena akan bangun, dan ia akan melakukan panggilan video lebih dulu.
"Ih panas! Huf, huf." Suara kecil Cysa memekik ketika tangannya tak sabar ingin segera menyentuh bebek goreng yang baru selesai disuguhkan padanya.
Di sampingnya duduk, Calvin terkekeh geli. Beruntung ia memilih tempat makan yang lesehan. Karena Cysa biasanya akan sangat menyebalkan jika duduk di kursi makan restoran. Pasti ada saja yang akan ia mainkan. Yang pernah sampai membuat Calvin emosi, ketika tangan Cysa tak sengaja masuk ke celah kursi. Yang pada akhirnya, makan malam keluarga gagal. Dan tentu saja harus mengutamakan keadaan si Bungsu waktu itu.
Tidak gampang bekerja sembari membawa anak. Namun, karena ia juga sangat peduli dengan bocah itu dan mencoba meminimalisir keributan di rumah, lebih baik Calvin membawa Cysa untuk ikut bekerja. Hal seperti ini bukan baru pertama terjadi.
"Doa dulu, Nak. Nggak ada yang minta bebeknya, kok." Dikatai seperti itu, Cysa hanya meringis dan tertawa kecil sembari menutup mulut dengan satu tangan.
"Gimana doanya, bisa?" tanya Calvin sembari menyisihkan daging bebek yang sudah ia suwir kecil-kecil. Cysa sudah bisa makan sendiri, tetapi ya jangan heran jika diakhir nanti pasti sangat merepotkan pelayan rumah makan yang mereka tempati.
"Bismillah, Amin Ya Allah." Calvin menutup mata sebab menahan tawa. Ia juga heran, kenapa ada makhluk selucu ini yang selalu mewarnai kehidupannya. Jika dipikir-pikir usahanya untuk bersyukur atas semua anugerah yang diberikan padanya selama ini masih belum puas ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi untuk DYBU
Random💐FETP ( From enemy to be pasutri) MUSIM KE 2💐 Setelah bersama-sama berhasil keluar dari badai rumit yang menerpa rumah tangga. Sudah sepantasnya, Shena dan Calvin mendapat hadiah dari semesta. Kehadiran tiga buah hati, kini seolah menjadi pelangi...