11.💐 Rencana penculikan Cysa💐

172 32 5
                                    



💐💐💐

Calvin yang baru saja mencharger ponsel pada meja mini di sebelah kamar mandi reflek terkejut ketika matanya tak menangkap sosok Shena kecil di ruangan itu. Berusaha berpikir positif mungkin sang putri bermain di bilik kecil yang ada dalam ruangan tersebut, tetapi rupanya nihil dibersamai dengan embusan kesal. 

“Nak?” Ia memanggil pelan. Siapa tahu Cysa memang sengaja menggodanya dan bersembunyi di tempat yang tak bisa Calvin tebak. 

“Cysa?” Langkah Calvin dipercepat menuju almari penyimpanan berkas. Namun, dari dengkusannya menandakan hanya ada benda mati di dalam sana. 

“Adek? Main petak umpet, ya?” Kali ini Calvin meyakinkan diri jika anak perempuannya tengah bersembunyi di balik sofa. Sama halnya seperti tadi, hanya kekosongan yang ia dapat. 

Tak berselang lama ketika langkah jenjangnya berayun cepat menuju pintu. Ia dikejutkan dengan salah satu karyawannya yang menegang sebelum menjelaskan suatu hal.

“Pak … itu—”

“Anak saya? Kamu lihat Cysa di mana?” Calvin tak ingin lama-lama menanti jawaban dari karyawan perempuan itu. Karena ia lebih memilih membawa lanjut langkahnya menuju ke halaman kantor. Bertepatan saat itu juga ia bertemu dengan Karina yang tanpa basa-basi menjelaskan kronologi hilangnya Cysara. 

“Cek semua cctv! Buruan!” Meskipun mencoba tenang. Namun, siapa yang tak resah jika mendengar anaknya dibawa orang tanpa identitas yang mereka ketahui. Sejauh ini saat Cysa ikut kerja, palingan hanya hilang tak jauh dari ruangannya. 

“Siapa yang udah beraninya setor nyawa secara cuma-cuma sama gue!” geramnya saat mengawasi layar monitor yang menampilkan kejadian beberapa menit lalu. Mobil berwarna silver itu berhenti tepat saat Cysara hendak berbalik arah karena merasa sudah terlampau jauh bermain. 

“Brengsekk! Berhasil ketemu, gue habisin juga nyawa lo detik itu juga!” Image seorang bos kini dengan cepat berganti menjadi seperti pembunuh berantai yang hendak membalaskan dendamnya. Sayang sekali laki-laki yang menggendong Cysa dengan mudahnya itu tak bisa dilihat dengan jelas melalui cctv karena mereka beraksi cepat. 

Berhasil mengantongi plat nomor mobil tersebut. Calvin meminta Dimas untuk segera mengurus ke pihak berwajib. Sementara dirinya terburu-buru pulang meskipun di dalam hati dirundung takut dan resah tak berkesudahan.

Bagaimana nanti ia menjelaskan pada istrinya? Bagaimana jika Shena shock mendengar Cysa hilang diculik orang lalu berimbas pada kehamilan muda itu?

Calvin panik. Ia menyadari betul jika kejadian ini juga tidak lepas dari kelalaiannya sendiri menjaga anak. 

“Kamu di mana, Nak? Sudah bosan kah hidup sama Daddy?” Air matanya begitu cepat menitik. Pikirannya sempat kosong hingga tak sadar mobil yang dikendarai oleng ke tengah jalan menimbulkan beberapa klakson terdengar menghakimi dari belakang. 

Setelah dengan hati lapang turun dari mobil untuk meminta maaf pada pengemudi lain di belakangnya. Calvin kembali menancap gas. Ia hubungi semua kenalannya yang bekerja di kepolisian. Dan sayangnya jawaban mereka tak lantas membuat Calvin lega karena harus menunggu beberapa jam lagi untuk diproses. 

“Berapapun aku bayar asal anak aku ketemu hari ini juga!”

“Tolong, Nu. Plis!” ucap Calvin sedikit gemetaran pada teman SMP nya yang kini sudah menjadi bagian dari kepolisian.

Calvin panik luar biasa saat telepon berhasil diakhiri. Ia masih berusaha memilih kata-kata yang tepat untuk menjelaskan pada keluarganya termasuk Shena. Namun, ada yang sedikit mengganjal menyelinap dalam pikirannya. Anak perempuannya itu sangat membatasi diri dengan orang baru. Ia akan berontak atau lari jika bertemu dengan orang yang tak dikenal mendekatinya. 

Pelangi untuk DYBU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang