Happy reading guys
💐💐💐
Calvin pernah bilang padanya. Jika ada permasalahan baik kecil maupun besar yang menimpa. Laki-laki itu menyarankan untuk tidak mengeluhkan langsung pada orang tua. Selama bisa masalah itu diatasi sendiri oleh dirinya dan sang suami. Tak perlu melibatkan orang lain dalam urusan tersebut.
Apalagi sampai merepotkan. Calvin memang sering memberi petuah pada Shena, meskipun ia juga sedang proses belajar menjadi orang tua serta suami yang baik. Jika ada hal-hal yang sekiranya masih bisa mereka lakukan sendiri, maka tidak perlu merepotkan orang lain termasuk orang tua mereka.
Karena menurut Calvin, apapun yang terjadi di dalam rumah tangganya adalah tanggung jawab dirinya. Jadi ia harus diselesaikan dengan mencari jalan keluar bersama sang istri.
Hanya itu yang sering Calvin tekankan. Ia sama sekali tidak pernah menuntut Shena untuk menjadi istri ataupun ibu yang sempurna. Karena sadar, ia juga sosok ayah dan suami yang masih dalam kata penuh kekurangan.
Berkat itu, Shena perlahan bisa mandiri. Ia dibekali dengan kemampuan mengemudi supaya jika Calvin tidak sedang di rumah, Shena setidaknya bisa menjemput anak-anak sekolah atau sekedar ke apotek terdekat membeli obat.
Dikarenakan ia belum cukup berani dan memang tidak diizinkan Calvin untuk membawa mobil ke luar kota. Shena tak menyerah begitu saja dalam artian putus asa memperjuangkan kemauan putrinya.
Aslinya ia juga tidak mau terlalu memanjakan anak-anak. Namun, karena ada problem lain yang mengharuskan ia tahu dengan mata kepala sendiri. Shena tak mengulur waktu untuk mencari cara pergi ke Malang.
Berhasil mendapatkan tiket melalui aplikasi online. Siang itu juga Shena berkemas. Ia biarkan anak-anaknya tertidur di kamar.
Karena Calvin tidak memberi tahu berapa hari ada urusan di Malang. Shena sengaja membawa satu koper. Dan satu tas khusus perlengkapan kedua anaknya.
Jika dibayangkan kembali, apakah ia bisa membawa pergi Clay dan Cysa tanpa Calvin. Keluar kota tanpa kendaraan pribadi. Bagaimana jika di tengah perjalanan nanti salah satu anaknya rewel hebat? Apa dirinya sanggup?
Sempat terbesit untuk menggagalkan saja rencana ke Malang sebab ia ragu dengan kemampuannya. Akan tetapi, memikirkan kebahagiaan anak-anak juga penting. Bukankah sosok ibu harus serba bisa menjadi andalan putra-putrinya?
Shena teguhkan lagi tekatnya. Jika orang-orang lain saja bisa membawa anak-anak mudik tanpa suami ke rumah orang tua. Mengapa dirinya tidak bisa? Status mereka juga sama adalah seorang ibu. Apalagi, finansial dirinya sangat tercukupi.
Jadi apa yang harus dikhawatirkan?
"Bisa Shena. Kamu bisa! Kamu dulu kabur aja bisa,kan? Eh tapi waktu itu ditemenin sama Mbak Ica," monolognya sembari ikut merebahkan diri di atas kasur milik Cysa. Tidak berubah, gaya tidur anak itu sudah menyamai perputaran jarum jam.
"Dasar. Kenapa,sih, harus bucin sama Daddy kamu?"
"Kamu ini mirip Ibu, tapi maunya sama Daddy terus."Shena mengangkat tubuhnya sembari menikmati dengkuran halus Cysa. Ia jahili sebentar sang putri yang tadi sempat membuat dirinya mengamuk. Mulut kecil yang terbuka itu sengaja Shena buka tutup. Ia usap-usap seperti tengah membuat adonan kue.
Di ranjang sebelah, Clay tampak tidur pulas mendekap guling kesayangannya. Terlihat sangat mandiri di usianya yang masih 4 tahunan.
Tidak lama setelah itu, Cysa merengek. Tangannya bergerak-gerak mencari dot susu yang biasa diletakkan di sebelahnya ketika tidur. Sebagai seorang Ibu, tentu Shena hafal di jam-jam berapa anak itu akan meminta susu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi untuk DYBU
Random💐FETP ( From enemy to be pasutri) MUSIM KE 2💐 Setelah bersama-sama berhasil keluar dari badai rumit yang menerpa rumah tangga. Sudah sepantasnya, Shena dan Calvin mendapat hadiah dari semesta. Kehadiran tiga buah hati, kini seolah menjadi pelangi...