Dalam kungkungan cahaya biru itu, Blaire melihat seorang gadis yang—wajahnya nampak seperti dirinya mengenakan gaun biru muda berenang menuju ke arahnya seraya mengulurkan tangan.
Blaire ikut mengulurkan tangannya, berharap gadis itu datang untuk menyelamatkannya.
Namun, saat tangan mereka bersentuhan, kilauan cahaya putih kebiruan membuatnya memejamkan mata, merasakan dirinya terhempas bebas dari belenggu hingga tubuhnya bisa ia gerakkan menuju permukaan.
Blaire berhasil meraih kayu yang menjalar di pinggiran permukaan itu dan membawanya berhasil keluar dari sungai yang cukup deras itu.
‘Tunggu, sungai? Di mana ini? Lalu, di mana perempuan tadi?’
“Aish…” Blaire memegang kepalanya yang sedikit berdenyut kemudian merasa terkejut saat melihat sekeliling.
Sungai dengan arus deras, banyak bebatuan besar dan hutan belantara. Gaun biru muda berenda dengan lengan panjang yang ia kenakan membuat Blaire semakin bingung.
‘Bukankah ini gaun yang dipakai perempuan tadi? Lalu, sejak kapan aku memakai cincin ini?’
Blaire mengernyit bingung karena cincin yang tadi ia genggam tiba-tiba sudah tersemat di jari manisnya, entah sejak kapan.
“Apa aku sudah mati?” Panik Blaire kemudian.
“Belum”
Sebuah suara membuat Blaire terperanjat dan menoleh.
Di sana, berdiri seorang pria bertubuh tegap dengan tiga orang yang nampak seperti prajurit di belakangnya.
“Eugene” Blaire beranjak kemudian bergegas berlari dan memeluk pria tegap itu yang wajahnya sangatlah mirip dengan Eugene, temannya.
“Kau datang menjemputku?” Tanya Blaire dengan wajah sumringah membuat pria bertubuh tegap itu terkejut, begitu juga dengan tiga prajurit di belakangnya.
“Di mana kita sekarang? Bukankah tadi kita ada di kolam renang?” Bisik Blaire membuat pria berwajah Eugene itu mengernyit bingung.
“Lalu, siapa mereka? Apa mereka temanmu? Lalu, di mana pria berambut silver itu? Aku sudah menemukan cincinnya” ucap Blaire lalu berusaha melepas cincin di jari manisnya. “Eh, kenapa tidak bisa?”
“Lebih baik kita segera kembali, Nona” ucap pria bertubuh tegap itu membuat Blaire mendongak.
“Nona?” Tanya Blaire kemudian terbahak. “Sudahlah, ayo kita beli daging panggangnya sekarang. Kau sudah berjanji mau mentraktirku” ajak Blaire seraya menepuk lengan pria itu sebelum melangkah.
“Kapten” panggil seorang prajurit mendekat ke arah Albert. “Apa Nona baik-baik saja?” Tanyanya dengan suara pelan.
“Dia sangat sehat” balas Albert, Sang Kapten sebelum menyusul gadis di depannya yang berjalan sangat cepat.
°°°°°°
Blaire turun dari kereta kuda, kemudian berjalan melewati halaman menuju pintu besar pada bangunan tinggi nan megah di hadapannya dengan pandangan bertanya.
“Kenapa kita kemari?” Bisik Blaire pada Albert. “Bukankah kau mau membelikanku daging panggang?”
“Di dalam sana Nona bisa memakan daging sepuasnya”
“Benarkah?” Tanya Blaire. “Tapi tempat ini terlalu mewah untuk ukuran restoran” gumamnya setelah melihat ruangan di dalamnya begitu pintu terbuka. “Apa kau sanggup membayar makanan di tempat semewah ini, Eugene?”
Pertanyaan Blaire membuat pria itu bingung dan nyaris berpikir kalau kepala gadis itu terantuk batu cukup keras sampai membuatnya hilang waras.
Pria itu menghentikan langkahnya saat Blaire menahan lengan kekarnya.
“Kau tidak perlu memaksakan diri” ucap Blaire merasa curiga. “Kita makan daging di tempat lain saja” Blaire berusaha mengajak Albert untuk bergegas keluar.
“Nona, bisakah kau diam dan mengikut saja?” Ucap pria bermata hazel yang sudah mulai geram. Sedari tadi Blaire terus mengoceh, melemparkan pertanyaan yang sama sekali Albert tidak mengerti.
“Kenapa hari ini kau sewot sekali?” Blaire memandang lekat wajah pria yang sangat mirip dengan temannya. “Dan tingkahmu sangat aneh. Apa kau bukan Eugene yang ku kenal?”
“Saya Albert, bukan Eugene, Nona”
“Eh?” Blaire memasang wajah tak mengerti.
“EKHEM”
Sontak Blaire dan pria itu menoleh ke sumber suara dan mendapati pria gagah berambut silver mengenakan pakaian hitam dengan jubah merah yang menjuntai ke samping—Hegger Aldrich, sang penguasa wilayah selatan.
“Hei, pria silver, aku sudah menemukan cincinnya” teriak Blaire seraya menunjukkan cincin di jari manisnya.
“Tapi aku tidak bisa melepasnya” lanjutnya.
“Albert, kau boleh pergi” ucap pria berambut silver.
“Baik, Yang mulia” Albert membungkuk hormat sebelum melangkah pergi.
“Eugene” panggil Blaire mencoba menghentikan Albert, namun pria berambut silver itu sudah lebih dulu menarik tangannya, membawanya menjelajahi ruangan besar itu.
Blaire mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Ia masih belum percaya jika ada restoran semewah ini yang bisa dikatakan seperti istana.
Saat perjalanan menuju kemari pun, Blaire merasa sangat asing. Ia merasa jika tempat ini berbeda dengan kota yang ia tinggali. Terlihat lebih kuno, tidak ada kendaraan lalu lalang---bahkan tadi saja ia naik kereta kuda layaknya orang jaman dulu---dan ia sama sekali tidak mengenal orang-orang di sini, kecuali Eugene, menurutnya.
Blaire terkejut saat merasakan punggungnya membentur dinding dan melihat pria berambut silver itu mencengkeram kedua bahunya.
“Hei, apa yang kau lakukan?” Teriak Blaire merasa takut saat melihat kedua netra onyx itu menatapnya tajam.
“Sudah berapa kali kuperingatkan kau untuk menurut” ketus pria itu membuat Blaire bingung dan juga ketakutan sampai berontak, berusaha untuk lepas.
“Kau hanya akan membuang tenagamu saja, Navier”
“Apa maksudmu?” Bingung Blaire membuat tatapan pria itu semakin menggelap.
“Hei, kita baru bertemu. Dan aku sudah menyelamatkanmu sekaligus menemukan cincin berhargamu ini” Blaire menunjukkan cincin di jari manisnya. “Beginikah caramu mengucapkan terimakasih?” Sindir Blaire membuat pria itu menyeringai.
“Astaga” pekik Blaire semakin ketakutan saat melihat kedua netra onyx itu berubah menjadi merah gelap. “Apa kau seorang vampir?”
Wajah pria itu mendekat membuat Blaire memberontak mencoba melepaskan diri, namun tak bisa.
Blaire terus berontak seraya berteriak histeris, namun tak membuat pria itu menghentikan aksinya.
Blaire merasakan perih pada lehernya saat kedua taring itu menancap di sana. Pria itu menggigit lehernya dan mulai menghisap darahnya.
“Apa aku akan menjadi vampir juga?” Gumam Blaire lemah sebelum jatuh tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNAWAY
FantasyRATE [M] Seorang gadis yang terus mencoba melarikan diri dari jeratan pria berhati iblis. [Nama tokoh, tempat, dan alur cerita hanya fantasi dan tidak berkaitan dengan dunia nyata] •Start: 1 Juni 2023