Meminta Bantuan

81 9 0
                                    

Hegger baru saja pergi, menitipkan Blaire di kediaman Carlos karena wanita itu masih dalam masa pemulihan.

Sebenarnya Hegger juga tidak mau meninggalkan Blaire di kediaman Carlos, hanya saja tadi Albert mengabarkan ada sesuatu yang penting. Ini mengenai serangan Centaur di pesta rakyat waktu itu.

"Sudah kuduga. Si brengsek itu pasti merasa tidak tenang saat melihatku datang ke istana"

"Lalu, apa rencana Yang Mulia?"

Hegger tersenyum miring, menoleh ke arah Albert. "Kita lihat saja nanti, kejutan apa yang cocok untuk hadiah penobatan" lalu menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi.

"Apa Yang Mulia akan membiarkan si sulung brengsek itu mengambil alih? Kenapa tidak sekarang saja kita hancurkan mereka?"

Hegger tak menjawab, Albert pikir pria itu sedang berpikir atau merencanakan sesuatu. Tapi ternyata...

"Aish, yang benar saja" gumam Albert ketika melihat Hegger tertidur dengan pulasnya di kursi itu.

Nampaknya Hegger benar-benar kelelahan setelah tiga hari tidak tidur sama sekali.

Sementara itu, di kediaman Carlos...

Begitu memastikan Hegger pergi bersama Albert tadi, Blaire beranjak dari ranjangnya, berjalan keluar untuk mencari Carlos.

"Oh, kau sudah bangun?"

Blaire sampai terperanjat karena saking kagetnya. Carlos muncul dari arah pintu belakang dengan pakaian yang nampak kotor. Tangan kanannya memegang keranjang berisi ubi jalar, sedangkan tangan kirinya memegang cangkul.

"Kau lapar? Mau kubuatkan sesuatu? Tapi tunggu lima belas menit lagi, karena aku harus membersihkan badanku lebih dulu"

Belum sempat Blaire menjawab, Carlos sudah lebih dulu masuk ke bilik kamar mandi. Alhasil Blaire hanya bisa duduk menunggu di ruang tengah.

Sebenarnya bisa saja ia menggunakan waktu lima belas menit tersebut untuk kabur. Tapi entah mengapa ketimbang kabur, dia lebih penasaran soal Carlos yang kata Navier adalah seorang tabib atau semacam penyihir itu.

Jika dia memang benar penyihir, harusnya dia bisa membuka portal dimensi lain, kan? Harusnya dia bisa mengantarku pulang, kan? Semoga saja pria tua itu mau membantuku. Aku benar-benar tidak sanggup jika harus berada di sini untuk selamanya. Aish, membayangkannya saja aku tidak sanggup!

Kepala Blaire begitu penuh dengan pertanyaan dan harapan. Semoga saja Carlos mau membantunya.

"Apa aku terlalu lama? Maaf"

Lagi-lagi Blaire terlonjak kaget, karena di saat dirinya sedang bergelut dengan isi kepalanya di suasana sehening tadi tiba-tiba suara Carlos mengejutkannya.

Blaire bergegas beranjak, sedikit membungkukkan badannya begitu melihat Carlos. Mencoba untuk bersikap sesopan mungkin.

"Ah, tidak Tuan. Sebelumnya, saya ucapkan terimakasih karena Tuan sudah menyelamatkan nyawa saya"

"Tidak perlu seformal itu. Duduklah, kau pasti lapar. Aku akan membuatkanmu sesuatu yang bisa dimakan. Oh, apa kau menyukai ubi jalar, maksudku ubi jalar rebus?"

"Tidak perlu, Tuan. Saya... bolehkah saya meminta waktunya sebentar? Ada yang ingin saya bicarakan"

Melihat raut serius Blaire, Carlos menganggukkan kepala. Pria tua itu akhirnya berjalan menghampiri Blaire, mengambil duduk di depan wanita itu, hanya terpisah oleh meja yang ada di hadapan mereka.

"Sebelumnya saya meminta maaf jika saya kurang sopan. Tapi... apakah benar Tuan adalah Tuan Carlos? Seorang tabib yang juga memiliki ilmu sihir?" Cicit Blaire membuat Carlos tergelak.

RUNAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang