Sang Penghasut

111 14 0
                                    

Malam bulan purnama merah. Tidak! Hegger benar-benar membenci kemunculan purnama merah. Karena hal itu membuat dirinya sangat tersiksa.

"ARGHHH!" Hegger merasakan tubuhnya terbakar. Kulit tubuhnya seakan terasa robek, sesuatu dalam dirinya membuncah ingin keluar. Bahkan borgol rantai di kedua tangan dan kakinya hampir terlepas karena pergerakan brutal Hegger.

Carlos. Pria dengan surai putih yang dikuncir rendah itu sudah berusaha menahan dengan mantra yang ia bisa. Namun tetap saja, monster dalam tubuh Hegger terus melawan membuat Carlos benar-benar kuwalahan. Bahkan kini Albert juga diikutsertakan. Laki-laki itu menahan lantai yang sudah membentuk sebuah pola melingkar yang terpusat pada Hegger---berusaha membantu untuk menahan monster agar tidak menguasai tubuh Hegger.

"Manusia bodoh! Keparat! Lepaskan aku brengsek!" Teriak Hegger, tidak! Mungkin monster yang hampir mengambil alih tubuhnya.

"Mati saja kalian manusia rendahan! Tidak berguna! ARGHHH!!!"

"Bisakah kau diam dan tidak berulah?" Carlos ikut kesal. Tenaganya hampir habis.

"Kalau begitu lepaskan saja aku, brengsek! Untuk apa kalian mengurungku di sini? Kalian benar-benar cari mati!"

"Aish... berapa lama lagi, Carlos?"

"Bertahanlah sebentar lagi, Albert. Kurasa beberapa jam lagi"

"Kau gila?!"

Carlos hanya nyengir. "Anggap saja olahraga di malam hari"

"Pria tua gila!" Kesal Albert. Keringat sudah bercucuran membasahi wajah, ah tidak! Bahkan atasan yang Albert kenakan sudah basah. Kali ini Carlos benar-benar mengerjainya. Mengganggu waktunya yang seharusnya ia gunakan untuk istirahat, tidur dengan nyaman seraya memeluk gulingnya. Karena malam ini kebetulan dirinya mendapat jatah libur jaga malam. Namun gagal karena Carlos merecokinya. Poor Albert.

Waktu seakan berjalan lambat. Hingga purnama merah berhasil terlewati. Cahaya kemerahan kini sudah tergantikan dengan sinar putih kekuningannya. Artinya ritual mereka telah selesai.

"HAH!" Albert menjatuhkan dirinya ke lantai, telentang dengan napas tersengal. Dia benar-benar lelah. Tenaganya terkuras habis.

"Kemampuanmu menurun, Albert? Payah!" Cibir Carlos yang kini sudah beranjak untuk melepas borgol di tangan dan kaki Hegger.

"Kau melakukannya dengan baik, Hegger" ucap Carlos dengan nada lirih. Menatap sendu wajah lelah Hegger kemudian meraih tubuh pria itu yang sudah tak sadarkan diri.

Albert beranjak, membantu Carlos untuk membawa Hegger keluar dari ruangan tersembunyi yang terhubung pada kamarnya kemudian membaringkan tubuh Hegger ke tempat tidurnya. Menatap iba pria yang kini tertidur pulas di ranjang mewah itu. Tapi mereka tak memiliki pilihan lain. Sementara ini, tubuh Hegger adalah pilihan yang tepat untuk mengurung monster itu.

Seandainya waktu itu Carlos datang lebih cepat. Mungkin...

"Bukan salahmu" tutur Albert seakan tahu isi kepala Carlos.

"Dia sendiri yang kepala batu. Padahal aku sudah melarangnya" lanjut Albert dengan hembusan napas pelan.

Carlos tak menjawab. Masih menyelami pikirannya sendiri.

"Mau segelas kopi?"

Carlos menoleh.

"Kali ini aku yang akan membuatnya"

Carlos menampilkan senyum teduhnya. Siapa yang akan menolak kopi buatan Albert?

°°°°°°

RUNAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang