Gagal lagi

62 8 0
                                    

Carlos sungguh merasa bersalah melihat kondisi Blaire yang terlihat mengenaskan.

Cengkeraman Hegger cukup kuat sampai jari-jari pria itu tercetak jelas di leher Blaire dan mengakibatkan keretakan pada tulang pada area tersebut.

Jika Carlos terlambat sedikit saja, bukan hanya tulang, mungkin leher wanita itu bisa hancur dan terputus dari tempatnya.

Bekas gigitan Hegger di pundak Blaire juga masih mengeluarkan darah. Belum lagi banyak jejak kebrutalan Hegger di tubuh wanita itu.

"Maafkan aku, Blaire... maafkan aku" kata Carlos penuh sesal seraya mengobati wanita itu.

"Kau mengatakan sesuatu, Blaire?" Tanya Carlos saat mendengar gumaman tidak jelas dari mulut Blaire. Wanita itu seakan ingin meyampaikan sesuatu dengan menggerakkan bibirnya.

"Biarkan aku mati"

Carlos mengerti maksud Blaire dari gerakan bibir wanita itu. Namun...

"Maafkan aku, Blaire... tapi aku masih membutuhkan bantuanmu. Aku mohon, bertahanlah sebentar lagi. Aku janji, jika semuanya selesai, aku akan membantumu pergi dari sini. Aku janji" kata Carlos membuat Blaire menggeleng lemah sambil meneteskan air matanya.

Blaire menangis sesenggukan seiring tubuhnya kembali baik-baik saja. Lagi-lagi Carlos menggagalkan kematiannya.

"Istirahatlah, aku akan menemuimu beberapa jam lagi" kata Carlos kemudian beranjak, meninggalkan Blaire sendirian di kamar yang biasa Hegger tempati dulu.

Blaire masih menangis. Dia sungguh frustasi dan putus asa. Harus dengan cara apa lagi agar dia bisa kabur dari tempat ini, jika ingin mati saja sesulit ini?

Bukannya beristirahat, Blaire malah menghabiskan waktu yang Carlos berikan hanya untuk menangis.

Hingga tak terasa tiga jam berlalu, Carlos kembali masuk ke kamar itu dengan membawa makanan di atas nampan.

"Makanlah, Blaire... kau pasti sangat kelaparan"

Blaire masih diam, berbaring memunggungi Carlos.

Carlos meletakkan nampan itu di atas meja samping ranjang. Lalu menarik kursi dan duduk di dekat ranjang tempat Blaire berbaring.

"Aku hanya bisa berjanji satu hal. Aku pastikan kau akan kembali ke tempat asalmu jika kita berhasil mengeluarkan monster itu dari tubuh Hegger lalu menghancurkannya"

Blaire masih belum merespon.

"Aku minta maaf karena sudah melibatkanmu. Membawamu kemari hanya untuk merepotkanmu" Carlos mengambil napasnya, menghembuskannya dengan pelan sebelum melanjutkan.

"Kau tahu, sebenarnya kau dan Hegger memang sudah ditakdirkan menjadi pasangan yang tak terpisahkan oleh Dewa. Sejauh apa pun kalian terpisah nanti, kalian akan tetap di pertemukan kembali bagaimana pun caranya. Karena kalian sudah terikat"

"Kau masih ingat dengan pertemuan pertamamu dengan Hegger sebelum datang kemari?"

Blaire sedari tadi memang diam, namun bukan berarti dia tidak mendengarkan dan menyimak. Tentu saja dia masih ingat saat pertama kali melihat Hegger di kolam renang waktu itu.

"Aku yakin jantungmu berdebar tidak wajar saat melihat Hegger untuk yang pertama kali. Aku tidak heran sih, meski dia brengsek pesonanya itu memang tiada lawan. Apalagi mata onyxnya yang memikat itu. Kau pasti sempat terpesona dengan ketampanannya, kan?"

Blaire mengernyit, merasa sedikit malu. Carlos memang cenayang sejati.

"Dengan baik hatinya kau melemparkan dirimu ke kolam yang bahkan kau sendiri tidak tahu bahaya apa yang sedang menantimu di sana. Hanya untuk mengambilkan cincin milik pria asing yang baru kau temui beberapa menit. Apa kau pikir itu kebetulan? Tidak, Blaire. Itu adalah takdir.

RUNAWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang