Bab 41

3.3K 372 197
                                    

Menatap kosong langit-langit kamar dengan perasaan hampa, itu yang dilakukan Biu sejak tadi..

Bahkan hari sudah menjelang malam, namun ia masih berada disini, terkurung bagai burung didalam sangkar

Terkadang dia merasa, ini bukanlah dirinya

Dirinya mempunyai jiwa yang kuat dan tegas

Namun mengapa itu semua hilang hanya dengan sekejap mata?

Mengapa rasa ingin melawan, dikalahkan oleh rasa takut di dalam dirinya

Mengapa ia merasa sangat amat takut terhadap lelaki yang pernah menjadi seseorang yang terbaik di dalam hidupnya

Semuanya hilang, hancur, gara-gara lelaki itu

Kebahagiaannya direnggut..

Kebahagiaan yang susah payah ia perjuangkan, sehingga ia menjadi seseorang yang jahat dan licik, itu lenyap dengan seketika

Seharusnya.. Sekarang ia tengah menikmati masa bahagianya dengan seseorang yang sudah pernah dia perjuangkan, tentu itu bersama dengan buah hatinya..

Seharusnya.. Sekarang ia dan seseorang itu—suaminya, tengah merayakan kehadiran si kembar dengan meriah dan megah

Memperkenalkan ke seluruh dunia, bahwa pewaris keluarga Mayor telah hadir, melihat indah dan buruknya dunia

Seharusnya seluruh keluarga Mayor dan keluarga Emerson tengah berbahagia dan dipenuhi dengan tawa dan senang sekarang

Namun.. Itu semuanya lenyap..

Itu semuanya tidak terjadi..

Itu semua menjadi buruk

Nyatanya sekarang yang terjadi.. Itu adalah kesedihan

Tidak ada tawa..

Tidak ada bahagia..

Yang ada, hanyalah kesedihan

Ketakutan...

Bahkan..

Kehilangan..

Ceklek!

Tampak seseorang membuka pintu dari arah luar, dan ternyata itu adalah seorang perawat yang memang ia kenal

" Selamat sore, Tuan Build " sapa perawat tersebut

Lamunan Biu seakan tersadar, ia mengalihkan atensi nya terhadap seorang perawat itu

Ah..

Itu adalah perawat yang bernama Aurellia..

Dikatakan perawat tersebut, adalah tangan kanan dokter Lara..

Biu tidak menjawab sapaan dari perawat tersebut.. Ia hanya diam, menatap perawat itu yang membawa alat medis ditangannya

" Saya izin mengambil darah, Tuan "

Biu mengangguk, menyetujui permintaan perawat tersebut

Perawat Aurellia itu melakukan tugasnya dengan baik, setelah selesai, dia pamit untuk keluar

Hanya itu yang terjadi..

Biu bahkan sudah lelah ingin meminta pertolongan dari semua petugas, sebab para petugas itu tahu dirinya itu siapa. Namun, tampak tidak ada yang mau menolongnya

Mereka terlampau takut pada lelaki sialan itu

Biu menghela nafas lelah, atensi nya tertuju pada sebuah alat tajam yang berada diatas nakas

Itu sebuah pisau yang terletak di sebelah sebuah apel

Tangannya berusaha untuk menggapai pisau tersebut..

FATE-BIBLEBUILD [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang