03. Kita dan Dunia

1.8K 145 1
                                    


***

Renjun mengenakan setelan tebaiknya, meskipun tetap terlihat lusuh di mata orang-orang. Ia berjalan memasuki rumah yang sudah lama tak ia pijak, kepalanya terus menerus menengok kesana-kemari mencari dua sosok yang ia rindukan.

"Injun! Kamu datang." Kaget seorang wanita yang datang menghampirinya.

"Mama Ratna, sehat Ma?" Renjun mencium tangan Mamanya.

wanita itu tersenyum lembut, "Mama baik. Gimana kamu, sekolah kamu, semua baik-baik aja kan?"

"Baik kok Ma."

Dari balik sosok mama Ratna datang seorang pria paruh baya dengan wajah tegasnya menghampiri mereka berdua, pria itu menatap renjun dengan senyum tipis dibibirnya, yang mana tidak terlalu terlihat jika tidak ditelisik.

"Renjun, kamu datang?" Tanyanya.

"Iya Pah." Jawab renjun seadanya.

"Cih, inget pulang juga ternyata." Ucap Mark sinis, ikut bergabung dengan mereka.

Renjun menunduk, ia membenci perasaan terpojok ini. Rasanya ia ingin cepat-cepat pergi dari tempat ini. Untung saja setelahnya Nana datang dan mengajak Renjun untuk menemaninya pergi ke taman. ia segera mengundurkan diri dari sana.

"Kalau gitu Injun pergi dulu ya, Ma, Pah." Pamit Renjun


***

"Sama-sama." Ucap Nana tiba-tiba.

Mereka kini duduk di salah satu kursi taman belakang rumah. Renjun tertawa lepas mendengar perkataan Jaemin. Sepupunya itu memang paling mengenal dirinya, Jaemin tau jika hubungannya dengan Mark tidak begitu baik, maka dari itu ia mambawanya pergi.

"Oke, arigatou gozaimasu." Renjun berkata sembari membungkuk pada Nana.

"Ah iya! Aku punya biskuit!" Renjun baru ingat ia mempunyai makanan disakunya pemberian dari adik kelasnya.

Dengan semangat Nana mengandahkan tangannya menunggu, setelah Renjun memberikan makanan itu, Nana segera memasukannya semangat ke dalam mulut. Tak lupa ia membagi biskuit itu menadi dua. Satu untuknya dan satu untuk Renjun.

Renjun ikut memakan biskuit itu, namun seketika matanya membola saat indra pengecapnya mendeteksi adanya rasa stroberi di sana. Nana tampak tidak bergeming, ia tampak menikmati makanan itu dalam diam.

Sepupunya itu tersenyum lebar, sebelum kerongkongan terasa panas dan napasnya tercekat. Mata memerah menahan sakit, namun ia tetap memaksakan untuk menelan biskuit sialan itu. Nana memukul dadanya yang terasa sesak.

Di sela-sela kesakitannya, Nana berkata lirih.

"b-bukan salah injun."

Renjun dilanda panik, ia mengangkat kepala Jaemin di pangkuannya dan menangis sembari berteriak minta tolong. Tak lama Orang tua Jaemin datang bersamaan dengan kakaknya, Jeno yang sama paniknya saat melihat kondisi Jaemin tak sadarkan diri.

Om Dodi menggendong Nana dan langsung pergi dari sana tanpa menghiraukan Renjun yang syok. Tante Yolanda menghampirinya dan menampar Renjun dengan penuh amarah.

"KAMU MAU BUNUH ANAK SAYA?! DASAR ANAK GAK TAU DIRI!" Sentaknya lalu pergi meninggalkan Renjun.

Bugh!

Satu bogeman mendarat di pipi tirus renjun, itu Jeno. Ia terlihat sangat panik dengan air mata yang sudah menumpuk di kedua matanya. Wajahnya memerah, sarat akan kemarahan. Renjun tidak menghindar dan menyangkal.

Luka -Renjun ft. NCT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang