Ketika mendapat kabar duka tentang sahabat kecilnya yang tiba-tiba saja meninggal, ini tentang Achavella Gritte Lovata. Mencari alasan dibalik sahabatnya pergi secara mengenaskan.
Menjadi sosok yang nakal memang karakternya, namun membully orang la...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Acha maaf atas kejadian hari ini, seharusnya kejadian tadi tidak terulang. Tolong jangan beritahu Papa kamu ya?"
"Dan maaf sebab saya belum memberitahukan tentang semua aturan sekolah,"
"Kamu bisa bawa buku itu pulang, dan bisa menerapkan aturan yang sudah berlaku cukup lama. Saya meminta maaf sekali lagi atas kejadian tadi,"
Acha kembali mengingat perkataan Kepala sekolah padanya, hari ini dia disuruh untuk pulang dan mengobati memar yang berada di wajahnya serta beristirahat untuk melupakan hal di sekolah tadi.
Memang benar hari ini Acha hanya bersekolah setengah hari, dia pun sudah berada di rumah dan berbaring di tempat tidurnya.
"Harusnya dari awal gue cari tau dulu tentang sekolah ini, aneh banget sih lo Cha. Padahal bokap lo sendiri itu donatur Sastra indonesia school, tapi kenapa lo gak pernah nanya-nanya,"
"Tapi lagi pula Ilona lebih salah, kenapa sih dia gak pernah cerita tentang sistem sekolah yang aneh kayak gini,"
Acha mulai membuka satu demi satu lembar buku panduan siswa SIS, hampir semua yang dia baca berisi aturan yang menurutnya aneh sekali. Sangat berbeda dengan aturan di sekolah dulu.
"Siswa-siswi yang berbeda jurusan dilarang memasuki gedung yang bukan jurusannya? What?"
"Jadi karena ini gue dikejar dan dapetin hal gak menyenangkan kayak tadi?"
Acha kembali fokus membaca, dan memang tidak aneh jika hari ini dia terkena bully dua kali. Isi buku panduan ini bahkan sudah menjelaskan semuanya.
"Status siswa setara dengan kedudukan dan posisi di sekolah,"
"Gila. Bahkan bukan siswanya aja yang gila, sekolahnya malah. Kok bisa Papa donasiin banyak uang cuman buat sekolah gak bermoral seperti ini?"
Ponsel Acha berdering, Milo ternyata meneleponnya. Dengan senang Acha langsung mengangkatnya.
"Hai!"
"Apa kabar Cha?"
"Gak baik,"
"Ada yang nakal sama kamu? Bilang ke aku, kan udah dibilang mending gak usah pindah. Aku jadi gak bisa jagain kamu,"
"Milo..."
"Acha disini cuman sedikit kesusahan karena masalah di sekolah, tapi gak papa Acha bisa selesain semuanya kok,"
"Aku tadi baru cari tau tentang sekolah bekas Ilona itu, Cha... Ada beberapa akun yang bilang kalo sekolah itu sebenernya gak baik, mereka nutupin hal itu dengan publikasiin prestasi akademis siswa-siswinya,"
"Gimana kalo kamu kenapa-kenapa?"
"Ayolah Milo, Acha baru aja pindah. Jadi wajar kalau Acha harus beradaptasi dulu biar nyaman ada disini,"
