Chapter 13

1K 77 8
                                    

Salma dan rony sampai didepan kamar teratai 04 yang dihuni kirana.

"Ron kamu masuk duluan ya,aku mau beli air mineral" ucap salma.

"Sama aku aja sayang" ujar rony

"Ngga ron,biar menghemat waktu." Ucap salma lalu mengode rony untuk masuk kedalam kamar kirana tersebut.

Rony menurut,dan salma akhirnya pergi. Sebelum itu,rony mengecek apakah salma baik baik saja sampai kantin. Setelah memastikan,rony pun masuk.

Rony memasuki ruangan rumah sakit itu,didalam hanya ada satu manusia yang terbaring lemas di ranjang,kirana.

Kirana menatap dan mencoba mengingat siapa dia. Rony,rony parulian. Lelaki yang pernah mengisi hatinya dulu.

"Rony? Kamu jenguk aku?" Ujar kirana masih tak percaya.

Rony hanya mengangguk sebagai jawaban. Rony duduk disebelah ranjang kirana.

"Lo kenapa ran?" Ucap rony yang tak tau kirana mengalami sakit apa.

"Aku kanker ron. Stadium 3. Hidupku gak lama lagi." Ucap kirana.

Entah mengapa rasa iba didalam hati rony menyebar. Ia kasihan dengan temannya ini. Ia tau kirana adalah perempuan baik. Tapi mungkin takdir Tuhan yang tak menginginkan mereka untuk bersatu.

Entah terfikir dari mana,rony menggenggam tangan kirana yang terletak lemas di samping badan kirana.

"Gausah sedih ran,semangat ya. Kita dihidupkan oleh Tuhan,dan dipercayakan hidup didunia,tapi pada akhirnya tetap kembali kepada Nya. Gue yakin lo bisa." Ucap rony mengelus tangan kirana. Kirana tersenyum,ternyata rony yang ia kenal masih sama sampai sekarang. Ia rindu perhatian rony,ia rindu semua sikap rony.

Saat keduanya sedang bergelut dengan fikiran masing masing dan saling menatap, pintu terbuka memperlihatkan salma yang sedang menenteng air mineral di tangan kirinya.

Deg,salma tertegun melihat rony menggenggam tangan kirana. Bahkan mereka saling menatap dengan tatapan yang berbeda. Ada apa ini? Apa mereka pernah menjalin hubungan? Ataukah mereka sedang merindukan masa lalu satu sama lain? Karena setau salma,rony dan kirana adalah teman seperjuangan dari SMA.

"Eh salma? Lo berdua sama rony kesini?" Tanya kirana.

Rony yang sadarpun langsung melepas genggaman tangannya dan tangan kirana.

"Iya gue sama salma bareng kesini,yakan sayang?" Ucap rony.

Salma hanya mengangguk dengan ekspresi datar. Entah mengapa tatapan keduanya tadi seperti banyak arti,seperti tatapan rindu masalalu. Entah salma terlalu overthinking ataupun memang kenyataannya.

"Gimana kir keadaan lo? Apa kata dokter buat kedepannya?" Tanya salma mengalihkan pembicaraan.

"Kata dokter kalo gue rutin berobat sih bisa sembuh sal,masalahnya biayanya ini. Gue gapunya banyak tabungan. Gue gaenak minjem orang tua gue" ucap kirana dengan muka sedihnya.

"Sabar ya kir,maaf banget gue gabisa bantu. Semangat terus pokoknya pasti sembuh. Percaya sama gue" ucap salma

Rony hanya diam

Salma masih bekecamuk didalam batinnya,ia benar benar merasakan bagaimana tatapan rony ke kirana tadi begitupun sebaliknya. Salma ingin tau apa yang ada dibalik semua itu.

"Yaudah ran,kita pamit dulu ya. Soalnya mau ke label" ucap rony mengnyadarkan semua yang ada dibenak salma

"Oh yaudah ron,sal hati hati ya" ucap kirana tersenyum.

"Iya ran,duluan ya" ucap rony tersenyum membalas senyuman kirana.

Salma hanya mampu mengangguk.
Selama perjalanan dari ruangan kirana menuju parkiran,salma terdiam seribu bahasa. Tak ada satupun kata yang berani salma ucapkan. Ia tak tau harus bersikap seperti apa.

Menghargai Kata RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang