Bagian 1

42 1 0
                                    

HAI HAI HAI!!!
WELCOME TO MY WORLD!!
HAPPY READING
MOHON VOTENYA!!

———

Hujan. Aku mendengus kasar, aku Agnesia Rahayu, bisa dipanggil Agnes. Aku anak SMK yang sedang magang di apotek yang jauh dari rumahku. Mengharuskan aku untuk selalu diantar dan dijemput. Sebenarnya aku ingin berangkat sendiri. Tapi tidak diperbolehkan. Sekarang aku kesal karena sedari tadi menunggu jemputan, dan itu membosankan. Aku tidak suka menunggu sesuatu terlalu lama. Ketika aku memikirkan sesuatu, seketika semua mendadak senyap.

Tak ada suara yang kudengar, tak terkecuali dengan suara klakson kendaraan entah mobil atau motor. Semua mendadak tak terdengar dari telingaku. Tak salah kan jika aku berhalusinasi dengan keadaan saat ini? Saat ini aku sedang menjalani PKL di apotek yang jauh dari rumahku, aku diluar memang pendiam karena memang jika diluar aku tidak pernah akrab dengan orang-orang. Aku juga termasuk antisosial meskipun aku punya teman yang walaupun hanya satu atau dua orang.

"Haaiish kapan sih datengnya? Lama banget, kalo ga dateng ya terpaksa deh aku harus ke rumah Dinata." Ujarku mengeluh, aku tak membawa ponsel saat ini. Kalau tak membawa, mana bisa aku menghubungi. Adikku, Naya. Aku melihatnya melewatiku yang duduk di samping apotek. Lalu aku menyusulnya, dasar adik durhaka, huh! Kenapa harus pulang sih, aku sebenarnya tidak mau pulang. Alasannya adalah aku malas untuk bertemu dengan ayahku yang super tempramen itu.

Dia selalu menuntutku untuk menjadi apa yang dia mau, aku tidak mau. Terlalu egois meskipun dia orang tua, juga harus menghargai perasaan anaknya. Sebenarnya aku juga tinggal bersama ibu, aku sudah mengatakan padanya untuk bercerai. Aku sebagai anaknya tidak tahan dengan sikapnya. Huftt tapi tak apa, satu tahun kedepan aku akan pindah dari sini.

Dan dua tahun kemudian aku sudah lulus di sebuah universitas pilihanku yang jauh dari orang tuaku. Selama aku di kampus, teman-temanku selalu memanggilku dengan sebutan "bocil" dan itu memang benar. Wajahku seperti anak kecil, tubuhku pendek sekitar 157 cm. Tapi diluar itu, aku sangat pendiam dan bisa dibilang kalau aku ini introvert. Temanku disana bahkan tak pernah tahu dimana aku tinggal dan aku juga tidak terkenal atau bisa dibilang aku kaum minoritas.

Kadang tempat paling nyaman untukku adalah perpustakaan atau taman belakang kampus. Apa tidak takut? Kenapa harus takut? Apa yang ditakutkan? Hantu, malah aku berpikir jika hantu itu tampan seperti di novel-novel.

Jika di taman belakang, selalu sepi tak ada orang. Hanya aku saja. Tapi saat aku datang, aku melihat lelaki sedang duduk dibangku taman berwarna coklat. Aku menghampirinya, dan menepuk pundaknya dengan pelan.

Dia menoleh, tapi tidak terkejut. Hanya menampilkan wajahnya yang datar dan... Pucat. Wajahnya tampan, seperti wajah idola KPop ku. Aku masih menatapnya dengan polos, tak tahu apa yang harus aku katakan. Sehingga aku teringat sesuatu.

"Emm... Kamu ngapain disini?" Aku bertanya tapi dia malah diam membisu masih dengan tanganku yang sedang memegang pundaknya. Sorot matanya dingin dan datar. Aku belum pernah melihat lelaki ini di kampus.

Aku menarik tanganku melepas sentuhan tanganku dari pundaknya. Lalu duduk di sebelahnya, dia menghadap depan dan setelah itu melihatku dari sampingnya. Benar, aku duduk disampingnya.

Entahlah, buku yang kubawa seperti tidak berguna karena aku dan dia saling menatap satu sama lain. Dia sangat tampan. Selama ini aku tidak pernah punya pacar, dan impianku salah satunya adalah berpacaran dengan lelaki tampan seperti yang duduk disebelahku.

"Kamu ngapain disini? Aku juga ga pernah lihat kamu di kampus" kataku. Sebenarnya aku tidak secerewet ini. "Jawab dong ih!" Entah kenapa jiwa caperku muncul. Dia cuma menatapku dengan tatapan mata yang dingin. Masih saja seperti itu.

[A.1] Ineffable : Agnes's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang