Bagian 5

18 1 0
                                    

Haiii apa kabar kalian??

Semoga tuhan memberikan kesehatan buat kita semua ya... Aamiin

Jangan lupa bintangnya digebukin dan komen di setiap kalimat ya!!

Happy reading!!

—•—

Kalau ditanya aku percaya reinkarnasi atau tidak, aku tidak percaya. Aku tidak percaya pada takhayul, aku lebih berpikir logis sih. Tapi baru kali ini aku melihat hantu, sangat membingungkan. "Iya aku yang deketin dia! Jauhin aku deh!! Kita nggak kenal!!" Loh, Mahesa. Aku berbalik ke belakang, Mahesa ada disana lalu aku meminggirkan badanku untuk pergi dari sana. Tapi sebentar, sepertinya aku harus menyaksikan mereka akan bertengkar atau tidak. Si hantu wanita itu mendekat.

Sebenernya aku ingin tertawa ketika mendengar Mahesa berbicara seperti itu, tapi tidak jadi. "Eh Mahesa! Aku sarankan kamu buat jauh dari aku, dunia kita beda. Kamu nggak takut sama tuhan, sampe pengen sama aku terus?" Ujarku. Memang benar juga, duniaku dengan dunia Mahesa jelas berbeda, berbeda segalanya. Mahesa hanya menatapku, setan wanita itu tak melukaiku tapi masih belum. "Tapi aku suka sama kamu"

"Kamu harus pergi dari hidup aku, Mahesa"

"Kamu sengaja bilang gitu agar Mahesa tetap mendekati kamu kan?" Dia ikut menimpali dengan pertanyaan bodohnya. Aku menggeleng "enggak, biar dia tau kalau dunia antara manusia dan arwah itu beda" jawabku.

"Aku tau kamu pasti marah waktu Mahesa deketin aku, waktu pertama kali aku ketemu Mahesa... Aku cuma mau berteman sama Mahesa aja." Lanjutku terus terang. "Aku nggak tau kalau kita bakalan sering ketemu, dan ternyata kita saling jatuh cinta. Aku juga waktu itu belum tau kalau Mahesa itu hantu"

"Aku sengaja disini nungguin kamu setelah awal pertemuan kita, tiga hari kamu nggak datang dan besoknya kamu datang kesini untuk baca buku" Mahesa ikut menyahuti. "Kamu juga ngajak aku ke tukang bakso langganan kamu, lalu masa-masa kita yang lainnya" lanjutnya. Aku lihat dia terkejut dan melongo mendengar penuturan kami.

"Sejak tau kalau Mahesa itu hantu, aku udah nggak mau ketemu Mahesa lagi... Sampai aku digangguin Mahesa waktu beli mi ayam sama temenku" tuturku pada si hantu wanita. "Kamu udah tau dia sama kamu beda alam kenapa tetep ganggu dia?" Tanya si hantu wanita itu pada Mahesa, membuat pandanganku mengarah ke Mahesa.

Mahesa diam, tak bergeming dan hanya menunduk. "Aku sebenernya udah jatuh cinta sama dia sebelum kenal dia, walaupun dia nggak tau kalau aku selalu merhatiin dia tapi aku tetap menunggu sampe dia bisa ketemu sama aku. Dan aku sengaja nggak kasih tau dia, aku takut dia akan ngejauh dari aku" tuturnya.

"Ya jelas, kita kan beda alam. Kamu mending balik ke alam kamu, dan mbak kunti ya balik ke alam sendiri jangan gangguin aku ya. Aku cape jujur, lima hari yang lalu aja ya aku pingsan dua kali gara-gara mbak kunti" kataku memohon.

"Balikin aku ke raga dong! Kan yang bawa aku ke sini kan mbak kunti" pintaku. Aku malas berada disini terus menerus, biarkan aku hidup dengan baik di duniaku. "Kamu hadap aku sini!" Titahnya, aku pun menghadap ke arahnya. Aku lihat sebuah cahaya berbentuk bola berwarna putih terang, seperti cahaya ilahi. Silau sekali, membuatku menutup mataku dengan erat.

Author's POV

"Gimana?? Agnes masih belum sadar? Padahal operasinya Agnes udah selesai, kenapa belum sadar ya? Ini udah satu bulan dia nggak sadar" wanita paruh baya itu mengeluh khawatir dengan keadaan gadis yang terbaring di depannya, siapa lagi kalau bukan Agnes. "Sabar ma, sebentar lagi Agnes bakalan sadar. Tunggu dulu" ujar sang anak menenangkan dengan merangkul pundak ibunya.

Siapa lagi kalau bukan ibunya Jayden dan Jayden sendiri. "Hah!!"

"Eh, eh Agnes!! Astaghfirullah, bikin kaget... Alhamdulillah kamu udah sadar nak. Sampe bikin mama jantungan"

[A.1] Ineffable : Agnes's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang