Bagian 6

22 1 0
                                    

Hai kawanqu!!!

Affah kabar klean semwa?

Maaf typingnya alay, krn ak kdng² emang alay hehe...

Happy reading

—•—

"Ga sopan kamu ya, begitu sama atasan... Nadanya jangan gitu deh. Awas saya cipok tu mulut kalo ngomongnya ga sopan" Jayden ternyata datang ke kontrakan Agnes dengan membawa paper bag. "Cipok aja kalo bisa!! Saya nanti dibayar berapa kalo bapak cipok?" Entah setelah bangun dari koma setan apa yang merasukinya hingga dia suka berkata kasar dan menantang maut. "Berani kamu sama saya?" Jayden yang ditantang seperti itu semakin tertantang dan memegang pundak Agnes lalu beralih ke rahang gadis itu, si Agnes hanya menatap Jayden tenang. "Sadar Jay! Sadar! Tahan dulu! Jangan gegabah!"

Jayden menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjauh dari tubuh Agnes, sadar jika tindakannya terlalu berlebihan. "Nih dikasih sama mama saya buat kamu!" Jayden menyodorkan paper bag yang dia bawa, Agnes menerimanya dengan wajah yang amat datar "hm, makasi" dan pergi ke dalam menutup pintu rumahnya, sedangkan Jayden tertinggal di luar rumahnya. "Dasar tidak sopan" Jayden menggelengkan kepalanya heran.

Sedangkan Agnes yang bersandar di belakang pintu rumahnya memegang dadanya yang seperti ingin copot dari tempatnya. "Anjir mulut aku, kenapa bisa sih!! Untung pak Jayden tadi gak nyosor, bahaya kalo nyosor beneran!! Otak kagak dipake ya begini, aduh!!" Gerutu Agnes dengan suara yang pelan hingga tak terdengar oleh yang ada di luar, bisa bahaya jika sampai terdengar. Diakui sendiri oleh Agnes bahwa aktingnya tadi sangat luar biasa, pura-pura tenang dan membuat Jayden percaya dengan tatapannya.

Jayden yang belum menjalankan mobilnya sedang memikirkan kejadian tadi yang menimpanya. "Tatapannya terlalu tenang seperti tidak akan terjadi apa-apa, menarik. Tunggu pembalasan saya ya cantik" batinnya sambil tersenyum miring lalu menatap sekilas spion mobilnya dan pergi dari kediaman Agnes.

Agnes yang didalam rumahnya makin panik. Jantungnya berdetak tak karuan kala terlintas bayangan di pikirannya, suatu kejadian dimana dia sok-sokan tenang waktu itu. "Sialan emang mulut aku!! Gatau besok gimana nasib aku, dasar gila!!" Gerutunya sembari menutup erat matanya agar tidak muncul lagi kejadian itu di pikirannya. "Kenapa ya mamanya pak Jayden kalo lihat aku malah suka?"

"Ya gatau lah ya, biarin aja lah. Mungkin dikira kayak ngeliat anaknya aja" monolognya.

Malemnya :

Apakah tidak ada berita penting hari ini? Apakah hari ini hanya hari yang kosong melompong? Sekitar pukul setengah tujuh, Agnes hanya duduk dan memainkan hpnya dengan bosan. Akhirnya Agnes memutuskan untuk pergi keluar sendiri untuk mencari udara segar. Dengan membawa perlengkapan dompet dan hp itu tidak menjadi masalah buatnya jika tak ada tas.

Gadis itu pergi ke minimarket terdekat di kontrakannya. Jaraknya sekitar 200 meter dari kontrakannya, lumayan dekat untuk berjalan kaki. Tidak tahu dia mau beli apa, yang pasti dia mencari yang murah. Dia membuka kulkas berisi susu kotak dan akhirnya menemukan yang dia cari lalu beralih membeli bahan makanan yang dia butuhkan.

*Pokoknya harga 4k hehe

Agnes tiba-tiba berhenti dan menyipitkan matanya kala melihat sosok laki-laki yang sepertinya dia kenal tapi tidak akrab. "Itu pacarnya Kei bukan sih? Kok sama cewe lain? Bukannya pacar Kei anak tunggal? Ga mungkin adiknya kalo rangkulan terus keningnya dicium gitu, liat aja tatapannya lembut banget. Beda kalo sama Kei, dingin banget."

[A.1] Ineffable : Agnes's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang