11

2.9K 120 4
                                        

-
-
-
-
-

Happy reading ~~

"Akhh!" Phuwin membantingkan dirinya ke sofa empuk ruang tv.

Kepalanya menoleh kearah Pond yang baru saja masuk kedalam kondominium.

"Sayang, ayo pergi ke pantai setelah wisuda" ucap Phuwin.

Pond menghentikan langkahnya, dia menatap kearah Phuwin. Tatapan Pond menyiratkan luka disana, tapi bibirnya memaksakan senyum.

"Kita bicara nanti ya. Saya lelah" ucap Pond dengan nada yang datar.

Dia berjalan kearah kamar dan masuk kedalam sana.

Senyum yang mengembang diwajah Phuwin sirna begitu saja, dia menatap bingung Pond yang masuk kedalam kamar.

Phuwin segera bangkit dari sofa, dia menyusul Pond kedalam kamar.

Saat masuk kedalam kamar, Phuwin melihat Pond yang tengah melepas Jass nya dan menggantungnya kembali ke dalam lemari.

"Sayang" panggil Phuwin mendekati Pond.

Pond tak merespon. Dia sibuk melepaskan dasi yang dikenakannya.

"Sini aku bantuin" Phuwin mengambil alih dasi yang tengah Pond lepas, dia perlahan melepaskan ikatan dasi Pond.

Pond terdiam menatap kearah Phuwin yang tengah fokus. Tatapannya menjadi sedih, hatinya tergores melihat wajah Phuwin.

"Phuwin..." Panggil Pond.

"Um?" Phuwin mendongak menatap Pond.

Dia melihat mata Pond yang sudah berkaca-kaca.

"Hey... Kamu kenapa Pond?" Tanya Phuwin melihat Pond yang hampir menangis.

"Kamu yakin hubungan kita direstui orangtuamu?" Pond bertanya balik.

Phuwin mendadak terdiam, dia terlihat ragu.

Melihat reaksi dari Phuwin, Pond tersenyum pilu. Dia melepaskan tangan Phuwin yang masih memegang dasi di leher Pond.

"Kamu yakin kita bertahan selamanya?" Tanyanya lagi.

"Pond... Apa yang-"

Pond menerjang tubuh Phuwin, dia memeluk Phuwin erat. Air matanya sudah tak kuat dia tahan. Phuwin merasakan punggung Pond yang bergetar, dia juga mendengar suara isak tangis yang begitu menyakitkan dari Pond.

Phuwin membalas pelukan Pond, dia mengelus-elus punggung Pond berusaha menenangkan kekasihnya itu.

"Saya sudah membayangkan bisa menua bersamamu..... Saya pikir saya akan selalu bersamamu selamanya Phu...." Lirih Pond diselingi isak tangis.

Phuwin diam-diam ikut menangis, hatinya teriris mendengar perkataan Pond.

"Apa kita ga bisa selamanya bersama?" Tanya Pond.

Phuwin menggigit bibir bawahnya, dia semakin mengeratkan pelukannya pada Pond.

"Aku berjanji Pond, Aku berjanji untuk selalu bersamamu" jawab Phuwin.

Pond melepaskan pelukannya, dia menatap Phuwin dengan mata yang sembab.

"Bagaimana kita bisa bersama selamanya? Katakan pada saya bagaimana caranya?"

"Pond, aku sudah-"

"Papahmu, kau bilang dia juga merestui hubungan kita kan?"

Phuwin mendadak terdiam. Di dalam hatinya dia bertanya, Apakah Pond mengetahuinya?

HE'S MINE! (JOONGDUNK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang