2

2.6K 138 4
                                    

-
-
-
-
-

Happy reading ~~

.
.

Belakangan ini Joong merasa gugup berada di dekat Dunk. Dia merasa bersalah karna menghilangkan pulpen pemberian Dunk, dia takut jika Dunk tau tentang hal ini, Dunk mungkin akan memutuskannya karna tak bisa menjaga pemberiannya.

Joong kini tengah memperhatikan Dunk yang tengah mencari sesuatu di meja belajar mereka. Keringat dingin bercucuran di wajahnya, beberapa kali dia nampak meneguk salivanya.

"Ish, kemana sih" Gumam Dunk.

Dia menoleh kebelakang, melihat Joong yang tengah berdiam diri di atas kasur.

"Joong" panggil Dunk.

Merasa terpanggil, Joong terpelonjak kaget. Dia menatap Dunk salah tingkah.

"A-ah?" Saut Joong gugup.

Dunk mengerutkan alisnya bingung, melihat tingkah aneh pacarnya.

"Kamu kenapa Joong?" Bingung Dunk.

"Mai phen rai, hehe" Joong menyengir kearah Dunk.

"Ahh gitu, kamu liat pulpen aku ga?" Tanya Dunk.

"Hah? Pulpen? Oh, gatau. C-coba cari lagi" gugup Joong, dia turun dari atas kasur.

Dunk menggaruk pelipisnya. Matanya mencari ke sekitaran meja belajar, tapi dia tetap tak menemukan pulpen miliknya.

"K-kalo gitu saya pergi ke toko alat tulis aja ya? Saya beliin yang baru, kamu tunggu disini ya?" Ucap Joong.

Dunk melirik kearah jam di meja belajar. Ini hampir tengah malam, toko alat tulis mungkin suda tutup.

"Gaperlu, aku pinjem pulpen kamu aja" ucap Dunk.

Joong mati kutu seketika, jantungnya berdetak kencang.

"P-pulpen ya, hehe. A-anuu sayang, p-pulpennya-"

Drrrttt!

Ponsel Joong yang berada di atas nakas bergetar, Joong cepat-cepat meraih ponselnya.

"Ah ini P'Ram, s-sayang tunggu sebentar ya. Saya jawab telpon dari Phi dulu"

Tanpa menunggu jawaban dari Dunk, Joong pergi keluar dari dalam kamar, dia buru-buru keluar untuk menghindari Dunk.

"Aneh banget" heran Dunk. "Lagian kan angkat telpon bisa disini" gumamnya.

Dunk menggelengkan kepalanya, dia lalu menatap lembar catatan yang tengah dia buat, Dunk menghela nafas pasrah, padahal dia tengah membuat catatan untuk quiz besok, tapi apalah daya dia kehilangan pulpennya sekarang.

Dunk akhirnya menyimpan catatan yang belum selesai itu ke dalam tas, jika masih ada waktu dia akan mencatat di pagi hari sebelum quiz.





Ceklikkk.....

Joong kembali masuk kedalam kamar. Dia melihat Dunk yang kini berada di atas kasur dan fokus dengan ponselnya.

"Oh, udah selesai?" Tanya Dunk melihat Joong yang masuk kedalam kamar.

Joong mengangguk, dia berjalan kearah kasur dan naik keatasnya.

"Kamu ngomongin apa sama P'Ram?" Tanya Dunk yang penasaran.

Joong lagi-lagi terlihat gugup, dia menggaruk tengkuk belakangnya.

"Eeee.... P'Ram cuma nanya kabar aja ko hehehe, dia juga nanyain kabar kamu" ucap Joong berbohong.

Padahal yang terjadi sebenarnya, Joong meminta bantuan Ram untuk mencarikan seseorang yang bisa membuat pulpen silver dengan custom nama percis seperti pulpen pemberian Dunk. Namun sayang, Ram bilang dia tak punya kenalan atau siapapun yang bisa membuat pulpen silver itu.

HE'S MINE! (JOONGDUNK) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang