hadiah

5 1 0
                                    

Pagi tiba. Sinar mentari yang masuk melalui celah2 jendela menyapa wajah Farah. Seakan sedang berkata ;

"Selamat pagi sayang", menyuruhnya untuk segera bangun.

Perlahan Farah membuka mata indahnya, menunjukkan ketenangan di dalamnya.

Sehingga siapapun yang melihat tidak akan ada yg percaya bahwa mata indah itu semalam mengeluarkan air mata kesedihan.

Farah segera bangun, mengusap matanya, dan merapihkan tempat tidurnya.

Lalu pergi ke kamar mandi. Seperti hari-hari kemarin, hari ini ia juga mengenakan seragam rapi yg senada dgn tas mungilnya.

"Yak, dah cantik" gumamnya saat bercermin.

Kemudian ia mengambil kunci motornya, keluar rumah, dan mengunci pintu.

"Drrrnnn..." suara sepeda motor pun terdengar mantap. Menandakan Farah sudah siap berangkat kerja.

Sampai di pintu gerbang, seperti biasa, Farah menyapa satpam yang berjaga di komplek tempat tinggalnya.

"Tiin...!!"
"Pagi pak"

Begitulah kombinasi sapaan Farah. Satu dari klakson, satu dari mulut. Hal yg selalu terjadi jika kita melewati pintu komplek yg ada satpamnya.

"Iya, pagi jg neng Farah,, ini neng,, kebetulan tadi ada yang nitipin ini buat neng" sahut pak satpam.

"Loh.. dari siapa pak? pagi buta begini udah ada yang nitip hadiah?" balas Farah sambil menghentikan laju motornya.

"Gak tau neng,, cuma dapat amanah aja bapak tadi" jawab pak satpam.

"Oh iya pak terima kasih ya, kalo begitu saya langsung berangkat udah kesiangan" ucap farah sambil melajukan sepeda motornya.

Tak jauh dari sana, satu mobil yang sedari tadi parkir didekat komplek jg mulai bergerak.

Menuju arah yg sama, tapi anehnya ia seperti menjaga jarak dari Farah. Seakan sedang membuntutinya.

Selang beberapa saat, mobil tsb berhenti lebih dahulu di belakang Farah, lalu menuju ke arah yang berbeda.

Sesampai di kantor Farah langsung menuju ruang dan meja kerjanya, meletakkan kotak hadiah di meja kecil dekat pintu masuk.

Lalu mulai mengerjakan tugasnya sebagai karyawan bagian keuangan.

"Tok tok.. krieeett,,,,"
Suara pintu ruangan farah diketuk dan dibuka oleh seorang pria paruh baya.

"Far, berkas di ruang arsip tolong dibantu susun skrg ya, si Dewi kayaknya telat datang hari ini". Perintahnya singkat.

"Baik pak". Jawab Farah.

Pria tsb segera pergi menuju ke ruangan lain sambil membawa map. Sementara Farah segera menuju ke ruangan arsip.

Dia adalah pak Arhan. Pria dengan tubuh atletis, Pakaiannya selalu rapih dgn stelan kemeja putih dan celana kain panjang hitam.

Walau sudah berusia 40 tahun, namun pak Arhan belum jg menikah.

.

.
Kepoin terus yu>~<

Mawar keadilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang