Pagi ini cerah berawan. Sepasang kaki mungil berjalan ke arah jendela, lalu sepasang tangan yang halus menarik tali tirai.
Terlihat aktivitas warga berlalu lalang di jalan depan rumahnya.
Farah berbalik kembali menuju kamar mandi. Membersihkan badannya, berdandan lalu berangkat ke kampus.
Riasan yang ia pakai hari ini agak tebal untuk menutupi kantong mata yang hitam serta muka yang sembab.
Farah terlihat sangat cantik menggunakan dress berwarna hitam dengan jilbab yang senada.
Setelah yakin dengan penampilannya, ia pun segera keluar.
Hari ini ia memilih pergi naik kendaraan umum.
Sesampai di depan kampus, Farah segera menuju gerbang utama.
Terlihat para pria gagah berwibawa berdiri di setiap sudut lapangan.
Menandakan sebentar lagi acaranya akan dimulai.
"Itu si Farah" kata Lala sambil menunjuk.
"Oi! Sini, sini" Mita pun melambai-lambaikan tangannya ke arah Farah.
Farah bergegas menghampiri dua sahabatnya.
"Heh! Lo berdua tumben udah datang pagi buta begini" celetuk Farah.
"Wkwk. Lo yang tumben. Pake make up tebal gitu mau nyari crush ya lo" Lala tertawa mengejek Farah.
"Apaan sih gua cuma mempraktekan ilmu yang gua dapat dari yt" sambung Farah.
"Dah, dah, masih pagi malah ribut.. mending liat cowo cowo ganteng tuh "ucap Mita yang tak mau tertinggal pembicaraan.
"Perhatian! Bagi para mahasiswa mahasiswi untuk segera berbaris di lapangan" seruan petugas seketika menghentikan obrolan gadis-gadis itu.
Mereka bertiga memilih berdiri di barisan paling depan.
Sengaja sih. Selain khidmat, juga biar "bisa lebih jelas nyenter cowo cowo". Gitu pembelaan dari Mita.
Acara pun dimulai. Kata-kata sambutan dari Rektor kepada para tamu undangan segera mengalir bak puji-pujian hingga membuat bosan para pendengarnya.
Dan sampailah pada sesi balasan ucapan sambutan dari seorang wakil tamu undangan.
Dari meja tamu terlihat seorang pria berdiri lalu berjalan mantap menuju ke podium.
Farah terkejut hampir tak percaya, hari ini juga ia kembali melihat Ikhman.
Sementara kedua sahabatnya yang tak tahu apa-apa terus saja memuji Ikhman hingga membuat Farah muak.
"Wihh ganteng banget euy. Calon suami gua tuh. Tinggi putih mancung gagah" puji Mita.
"Gak, ama gua lebih cocok krn sama2 tinggi putih" Lala berbunga-bunga.
"Apa kabar Nicol?" Sindir Mita.
"Udah mati" jawab Lala ngga perduli.
"Paraaaaahhh" Mita ketawa.
Demikianlah seterusnya kedua sahabat itu saling balas bisik sehingga penjelasan dari acara tersebut tidak dihiraukan.
Sedangkan Farah hanya melihat ke arah lain, berusaha tidak melihat pria yg sedang berbicara tersebut..
Tiba-tiba, seorang gadis kecil berlari ke tengah lapangan, menuju podium dan menjadi pusat perhatian semua orang.
"Ayah...." panggilnya.
Sedetik kemudian, acara hening.
Sedetik kemudian, mulai terdengar suara riuh dari para mahasiswi.Ada yang kecewa, ada yang bingung. Mereka mengira Ikhman belum menikah.
Wajar, karena dari penampilan dan tubuhnya yang atletis membuat dirinya terlihat seperti masih lajang.
Gadis kecil tsb segera memeluk pria yang di panggilnya dengan sebutan Ayah.
Ayah yang dimaksud segera memeluknya. Sehingga membuat para peserta tersenyum haru.
Namun tidak dengan Farah. Ia justru tercekat. Pagi ini, musibah datang lagi tanpa memberi salam.
.
.
.
.
makaciw>~<
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar keadilan
RomanceKeadilan. Sebuah kalimat sederhana yang arti dan penerapannya tidak sesuai ada pun orang orang mengabaikannya. Sebagian lainnya hanya mampu memahaminya. Dan hanya sedikit orang yg benar-benar berjuang mengharapkan kehadirannya. Dan dunia? Keindahan...