Setelah beberapa saat, Farah akhirnya tenang. Pak Arhan pun melepas pelukannya.
"Maaf pak saya ganti baju dulu" Farah membuka pembicaraan.
"Ya silahkan" ucap pak Arhan.Farah pun masuk. Sedangkan pak Arhan hanya duduk di kursi teras.
Setelah menunggu agak lama, Farah datang dengan berpakaian yg lebih rapih dari sebelumnya. Ia terlihat lebih segar.
Secangkir teh hangat yang dibawanya menandakan ia telah baik baik saja.
"Ini pak silahkan teh nya" Farah menyuguhkan teh.
"Terima kasih" ucap pak Arhan singkat.
Hening sejenak. Pak Arhan menyeruput teh hangat yang dibawa Farah.
Sementara Farah di sampingnya hanya diam. Terasa sekali ada kecanggungan di antara keduanya.
"Kenapa Far? Ada kejadian apa hari ini?" Pak Arhan mencoba membuka pembicaraan.
Farah diam sesaat. Ia menarik napas beberapa kali, mencoba menguatkan diri untuk menceritakan apa yang dialaminya.
"Kejadian yang sama seperti 5 tahun lalu pak" jawab Farah.
"Apa boleh diceritakan kembali?" tanya pak Arhan dengan lembut.
Sikapnya yang sopan berhasil meluluhkan hati Farah.
Tanpa sadar, Farah menceritakan semua yang dialaminya.
"Apa kamu yakin anak kecil itu adalah anak mu?" tanya pak Arhan
"Ya. Saya yakin. Hati saya tersentak melihat gadis itu tersenyum dan bermain" sahut Farah.
"Baiklah. Kalo begitu saya akan membantu mu mencari bukti". Jawab pak Arhan.
"Tidak usah pak, saya bisa sendirian mengurus maslah ini " tolak Farah.
"Farah. Kamu itu memang wanita yang tangguh. Tapi di balik semua itu, kamu sebenarnya rapuh.
maka ijinkan saya membantumu" jawab pak Arhan menawarkan pertolongan.."Tenang. Saya tidak sama seperti laki laki brengsek itu Far" sambung pak Arhan lagi.
Farah hanya diam. Sejenak berfikir, lalu menatap pak Arhan.
"Baik pak. Terimakasih mau membantu saya. Tapi jika ini membuat bapak terlibat masalah, bapak harus berhenti" pinta Farah sambil menunduk.
"Masalah apapun yang akan terjadi akan saya hadapi asalkan bersamamu"
Ups. Pak Arhan sadar akan sesuatu. Ia merasa ada yang salah dengan kalimatnya.
Itu lebih terdengar seperti kalimat gombalan seorang pria yang lagi jatuh cinta.
Farah yang mendengar itu hanya bisa menatap sendu wajah pak Arhan.
Ia merasakan niat baik dari dalam diri bosnya itu. Lalu farah menunduk lagi.
"Pak, besok saya ijin untuk mengikuti kuliah pak"
"Ya silahkan" pak Arhan memberi ijin.Kembali hening. Farah hanya menatap kosong ke halaman rumahnya.
Dan pak Arhan beberapa kali menyeruput teh manisnya yang masih hangat.
"Far saya pamit mau ke kantor lagi. Nanti kalo ada yang kamu butuhkan bisa hubungi saya langsung" pak Arhan memulai kembali pembicaraan.
"Baik pak selagi itu tidak merepotkan bapak" balas Farah beterima kasih.
"Ya. Yang penting kamu jangan sedih lagi. Hari ini kamu istirahat aja. Motor kamu jg nanti biar saya yang urus.
Saya antar pake mobil pick up kantor. Saya tunggu kabar dari kamu ya.
Kalau begitu, saya permisi,
assalamu'alaikum"
Pak Arhan pun segera beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan cepat menuju mobilnya.
Farah bangun lalu bersender di tiang teras rumahnya.
Ia hanya bisa memandangi punggung bosnya yang semakin menjauh, lalu menghilang bersama kendaraannya.
Hening sesaat. Terlihat air mata hangat kembali mengalir.
Secercah harapan telah hadir dalam hidupnya.
"Terima kasih. Wa'alaikumsalam pak" jawab Farah.
.
.
.
.Makasih yang masih baca>~<
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar keadilan
RomanceKeadilan. Sebuah kalimat sederhana yang arti dan penerapannya tidak sesuai ada pun orang orang mengabaikannya. Sebagian lainnya hanya mampu memahaminya. Dan hanya sedikit orang yg benar-benar berjuang mengharapkan kehadirannya. Dan dunia? Keindahan...