akhir

9 1 0
                                    

7 bulan berlalu...


"Ma, Mora mau sate"

"Mama juga mau, yuk ke warung"
Percakapan antara mora dan Farah berlangsung hangat

Kini Mora sudah terbiasa tinggal di rumah Farah, ibu kandungnya.

Awalnya Mora sering merengek dan minta pulang ke rumah ibu angkatnya, Naura.

Tapi sekarang ia sudah mulai betah dirumahnya yang baru.

"Ma, rumah kita kalo malam kok ada bintangnya?" Tanya Mora.

Farah yang mendengar itu, tertawa cekikikan.

Ia tau alasan kenapa putrinya mengatakan itu. Sebabnya adalah, saat malam hari, cahaya bulan menembus lubang-lubang di atap rumah.

Ya, rumah Farah hanyalah rumah sederhana.

Jadi wajar kalau beberapa bagian atapnya sudah mulai keropos dan belum diperbaiki.

"Ma, kakek ama nenek kemana?"
"Kakek dan nenek kan di kampung. Kalau papa libur kerja kita ke sana ya".

Farah membujuk Mora yang rindu dengan kakek neneknya.

Tiga percakapan di atas merupakan obrolan sehari-hari antara mereka berdua.

Seperti hari ini, sambil bersantai di ruang tamu, Farah kembali menggoda Mora.

"Mama mau ke warung, Mora ikut?" Tanya Farah.

"Gak ah, ada bapak kumis itu" jawab Mora polos.

"Ngga ada kok, bapak itu udah pulang. yuk, ikut kita beli jajan. Kan disana ada kawan Mora" sahut Farah merayu.

"Beli jajan apa?" Mora mulai tergoda.

"Banyak lah. Mora mau apa?" Goda Farah lagi.

"Burger" jawabnya cepat.

"Burger ngga adaaaa" jawab Farah menggoda lagi..

"Kalo gak ada, Mora gak mau ikut" Mora sewot.

Farah kembali terkekeh. Ia gemes dengan tingkah anaknya yang imut ini. Ada aja kelakuannya.

"Papa blom pulang ma?" Tanya Mora.

"Sbntr lagi pulangnya. Mau nelpon papa ya?" Tanya Farah.

"Iya" jawab Mora.

Farah segera beranjak mengambil handphonenya.

Jempolnya segera mengetik beberapa angka. Lalu tekan dial dan memberikannya kepada Mora.

"Tuuut.. tuuut.."

"Halo?"

Terdengar suara laki-laki diseberang sana.

"Pa? Kok belom pulang?" Tanya Mora.

"Iya, ini lagi dijalan mau pulang" jawab pria tsb.

"Jgn lama ya, Mora nanti bikin teh utk papa" balas Mora.

"Iya sayangku, makasi ya,, ya ampun perhatian banget,, papa cepat cepat pulang ah," balas pria itu lagi.

"Iya" jawab Mora.

"Mora, mama pinjem hapenya ya, mau bicara sama papa" kata Farah.

"Inniiiii" Mora bertingkah manja sambil memberikan hape.

Farah tersenyum geli melihat tingkah Mora.


"Halo mas. Masi lama di jalan?" Tanya nya.

"Nggak. Aman. Gak macet hari ini" balas pria tsb.

"Mas, beliin gorengan ya," pinta Farah

"Siaaaaaap wkwkw gorengan mulu ya wkwk mau es teler ga?" Jawab pria tsb sambil tertawa.

"Boleh mas" jawab Farah.

"okeee ditungguuu,, dah dulu ya, assalamu'alaikum".
"Wa'alaikum salam"
Begitulah kalimat penutup mereka. Sebuah percapakan sederhana, namun menyejukkan hati.

"Ma, Mora mau maen game" rengek Mora.

"Iya, ini hapenya" Farah memberikan Handphonenya.

"Gak jadi beli jajan?" Goda Farah.

"Gak ah. Gak ada burger" jawab Mora cepat.

"Hahahah" Farah kembali tertawa.

"Yaudah, main game aja sambil nunggu papa pulang ya," sambungnya lagi.

"Iyaaaaaa" jawab Mora cepat.

Mora pun segera memainkan game kesukaannya.

Farah tersenyum memperhatikan tingkah buah hatinya.

Ia duduk di kursi, lalu menghidupkan radio tape milik orang tuanya yang ada di meja sebelah tempat duduknya.

Sambil membuka album foto pernikahan, Farah mendengarkan sebuah lagu barat.


"(They Long To Be) Close To You"

Why do birds suddenly appear
Every time you are near?
Just like me,
They long to be
Close to you.

Why do stars fall down from the sky
Every time you walk by?
Just like me,
They long to be
Close to you.

On the day that you were born the angels got together
And decided to create a dream come true.
So, they sprinkled moon dust in your hair of gold
And star light in your eyes of blue.

That is why all the girls in town
Follow you all around.
Just like me,
They long to be
Close to you.

On the day that you were born the angels got together
And decided to create a dream come true.
So, they sprinkled moon dust in your hair of gold
And star light in your eyes of blue.

That is why all the girls in town
Follow you all around.
Just like me,
They long to be
Close to you.

Just like me,
They long to be
Close to you.

Why? Close to you
Why? Close to you
Ha, close to you
Why? Close to you


Lagu berakhir tepat saat lembar album foto terakhir ditutup. Farah memejamkan matanya.

Teringat momen haru ketika ia bertemu kembali dengan kedua orang tuanya yang telah bercerai di pengadilan militer dalam persidangan terpidana mati, Ikhman.

Lalu saat kedua sahabatnya yang terkejut dan terus mensupport dirinya setelah mengetahui kejadian yang sesungguhnya.

Mereka saling menguatkan sampai akhirnya Farah berhasil lulus kuliah dan menikah.

Juga saat Ia, orang tuanya, dan ibu mertuanya yang telaten bergantian merawat Mora hingga kini Mora sudah betah di rumah ibu kandungnya, Farah.

Farah membuka matanya. Terlihat linangan air mata kebahagiaan membasahi pipi.

Keadilan miliknya yang telah dirampas kini kembali hadir di sisinya, ditempat asalnya, mendamaikan tangisnya dengan suasana yang baru.

Sambil mengusap air matanya, ia pun berdiri, lalu berjalan mendekati foto pernikahan di dinding ruang tamu.

Terlihat sepasang pengantin berbaju adat bersama seorang anak kecil yang berdiri ditengah-tengah mereka.

Ia menatap lekat foto laki-laki yang berdiri gagah bersamanya. Laki-laki yang telah membantunya bertahan sampai detik ini. Sambil mengusap foto lelaki tersebut, ia berkata ;

"Mas Arhan.... terima kasih mas"




                                                                              The End.
.
.
.
.
.makasih ya yang udah baca mohon koreksinya>~<

Mawar keadilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang