mencari

4 1 0
                                    

Acara penyuluhan sudah usai. Para tamu undangan jg sudah pulang.

Siang ini, di dalam kelas, Farah tertunduk lesu.

Sedaritadi jarinya terlihat memutar-mutar rambutnya yang sedikit keluar dari jilbabnya, tanda ia sedang frustasi memikirkan bagaimana cara membalas semua perbuatan pria tsb.

Tiba-tiba satu ide muncul begitu saja.

Ia ambil hp dan segera membuka satu aplikasi media sosial dan menuliskan nama di kolom
pencarian ; IKHMAN ARRASYID.

Di sana banyak ia posting koleksi poto-poto bersama keluarga kecilnya.

Ada yang sedang di taman, di kolam renang, di sekolah TK dan masih banyak lagi.

Farah menelusuri informasi lanjutan dan menemukan nomer telpon Ikhman.

Ia mencoba menghubungi nomernya.

"Tuuut... tuuut..."

Nomernya aktif. Segera ia save.

Dengan memberanikan diri, ia mengirim pesan kepada Ikhman.

Sebuah ajakan untuk bertemu di sebuah hotel.

"Hay"

Sebuah pesan masuk ke hp Ikhman.

Segera ia beranjak dari sofa, mengambil hp dan membuka kotak pesan.

Deg! Jantungnya berdegub.
Ikhman kaget, lalu tersenyum.

"Kenapa mas?" tanya istri Ikhman.

"Engga papa cuman ada komentar lucu saja" Ikhman berbohong.

"mas, adek nganter Mora lest menari dulu ya" sahut istrinya.

"Hati hati sayang. Mas lanjut dinas. Maaf gak bisa nganter.

"Mora nanti jgn bandel di kelas ya" kata Ikhman kepada kedua wanita yang ia cintai.

"Iya" ucap Mora yang disusul dengan senyuman oleh sang ibu.

Kembali ke kampus.

Di dalam kelas, Farah panik. Berkali kali ia mengusap-usap layar hpnya berusaha mengatur ulang pikirannya.

Ia baru teringat hal yang mengerikan. Ia tadi hanya berfikir satu arah saja, menjebak dan melawan Ikhman.

Sekarang, ia baru sadar bahwa targetnya adalah orang yang mengerti taktik.

Sementara ia hanya mahasiswi biasa yang hanya menguasai ilmu ekonomi.

"Far, far" panggil Lala.

"Ape Lo panggil-panggil.. gak liat orang lagi mikir apa?" sewot Farah.

"Soriii, napa sih lu kek orang panik gitu? Eh tadi liat ga wajah anak kecil yang lari ke pak... siapa itu namanya?"sambung Lala dengan memikirkan sesuatu.

"Pak Ikhman" sahut Mita yang sedang menguyah kripik singkong.

"Nah itu. mirip banget loh sama Lo. Kayak pinang di belah dua,Dari mata hidung bibirnya juga" tegas Lala.

Tak mau kalah, Mita jg ikut menyahut "iya benar banget. Gila tuh bocah cantiknya kebangetan.
tapi pas liat emak nya gak ada mirip-mirip nya, malah lebih mirip Lo far"

"Apa jangan jangan Lo tuh emak nya dia Far" tebak Lala.

"Apasih? jangan buat gua badmood dong. Gua aja nikah belum mau punya anak dari mana? dari langit? Lo ngimpi kali ya, bangun udah siang" Farah mengomel.

lalu pergi begitu saja meninggalkan kedua sahabatnya.

.
.
.
.
JANGAN LUPA PANTAU TERUS YA>~<

Mawar keadilan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang