Oleh : andromedanisa
"Komiten tiada akhir.."Mari hadapi kehidupan ini bersama-sama ya. Dalam keadaan lapang ataupun sedang Allaah uji. Dengan penuh tawakal kepada Allaah setiap waktu. Dengan keyakinan penuh bahwa Allaah tak pernah meninggalkan kita sekalipun genting.
Mari berkomitmen bersama-sama untuk terus sehidup sesurga ya. Yang jalannya mungkin tidak akan pernah mudah namun tidak kemudahan akan selalu ada jika bersama Allaah.
Mari terus bertumbuh dan membersama dalam kebaikan ya. Yang mana jalan menujuNya adalah jalan yang selalu akan kita pilih sampai akhir kehidupan ini. Mari untuk terus saling menguatkan, dalam keadaan apapun. Sekalipun sedih, menangis, tertawa, marah, kecewa, bahagia dan semua rupa perasaan. Mari lewati itu semua dengan terus meminta pertolongan Allaah.
Mari terus berkomunikasi sekalipun lelah, sekalipun enggan. Agar kesalahpahaman sekecil apapun terurai dengan masing-masing dari kita terus meminta pertolongan Allaah dalam setiap waktu.
Kita, ya. Aku dan kamu menyadari. Bahwa komitmen berumah tangga adalah komitmen yang tidak hanya seumur hidup, namun perjanjian hingga hari akhir. Perjanjian yang agung yang tidak bisa dengan mudah dipisahkan dengan jalan apapun.
Komitmen yang harus ada pada diri masing-masing kita. Bahwa hidup tak selamanya mudah, akan ada badai sewaktu-waktu yang melaluinya dengan ilmu dan terus meminta pertolongan Allaah.
Mari bersama-sama hingga menua ya. Yang akan menjadi tempat satu sama lain untuk saling merindukan dengan cerita masing-masing. Selain diri kita, aku dan kamu maksudnya. Tak akan pernah kita temui orang yang hatinya paling lapang untuk mendengarkan cerita kita. Yang tak ada malu-malu untuk disembunyikan, yang sellau terbuka sekalipun itu menyakitkan, dan memaafkan dengan hati yang penuh lapang.
Mari untuk saling terus menyayangi dalam keadaan apapun kita nantinya, tetap saling merindukan kala jiwa dan raga kita berada ditempat yang berbeda. Yang saling mendoakan kebaikan dalam setiap keadaan kita. Pada akhirnya kita menyadari, bahwa penjagaan terbaik adalah dengan mendoakan satu sama lain. Sebab pada dua hati yang saling terpaut. Ada Allaah yang menautkan kedua hati. Pada dua hati yang saling terpaut. Ada doa yang terus akan melangit sampai kapanpun.
Jangan lelah menjadi pendoa ya, sebab doa adalah komitmen cinta yang tak akan pernah usang dan lekang. Baik dekat ataupun jauh, baik kala bahagia ataupun sedang sendu. Doa adalah bahasa cinta yang paling sederhana.
Mari untuk terus saling mengasih dan bekerja sama sehidup sesurga ya. Bahwa rumah tangga adalah sebuah proses untuk memahami dua hati setiap harinya. Membentuk kedekatan dengan saling membantu meringankan beban.
Jika satu diantara kita lelah, maka katakan ya. Jangan dipendam sendiri, jangan dipeluk sendiri. Sebab itu akan memberatkan langkah-langkah kita. Ceritakan saja, pada Allaah terlebih dahulu lalu saling bercerita untuk mencari solusi terbaiknya. Melibatkan Allaah agar kita bisa menghadapi semuanya dengan baik-baik saja.
Terimakasih untuk tidak menyerah, terimakasih untuk hatinya yang begitu lapang, terimakasih untuk banyak pemakluman, udzur dan kesabaran yang sudah diupayakan.
Mari kita lalui ini semua dengan terus berbaik sangka kepada Allaah ya. Bahwasanya setiap kesulitan akan ada kemudahan. Bahwasanya kelak Allaah akan memberikan nikmatNya sampai kita mengucapkan syukur yang tiada tara. Dan bahwasanya janji Allaah adalah pasti.
Mari melalui semua ini dengan hati yang lapang dan penuh syukur ya. Bahwasanya sesuatu yang kita tangisi pada hari ini kelak akan sangat kita syukuri nantinya. Semua kenangan yang telah terlewati akan kita kenang dengan penuh syukur nantinya.
Selalu ada jalan, selalu ada rezeki, dan akan selalu ada solusi bagi mereka yang bertakwa. Sebab sebaik-baik bekal adalah takwa. Cukuplah Allaah menjadi saksi atas perjalanan hidup kita pada hari ini dan hari esok-esok lainnya.
Perjalanan bersama.
Surabaya, 28 Mei 2023 || 8 Dzulqo'dah 1444 H || 21.53