11

78 7 0
                                    

(Spesial flashback) Happy Reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Asa, langit sore ini indah ya. " ucap seorang pemuda yang duduk tepat di samping Angkasa, mereka tengah berada di tepi pantai sambil menikmati 𝘴𝘶𝘯𝘴𝘦𝘵

Angkasa mengangguk, walaupun mungkin saja anggukan nya tak di lihat sahabat nya itu.

"Asaa, kamu dengar kan apa yang aku katakan tadi? " tanya Aksara, kala ia melihat sahabat nya itu tidak melihat ke arah bentangan kanvas semesta yang begitu indah

"Dengar(?)" jawab Angkasa

"Terus kenapa kamu gak jawab aku, terus juga kenapa kamu gak lihatin matahari yang sedang terbenam itu?" Aksara kesal melihat sahabat nya malah sibuk sendiri dengan dunia nya

"Untuk apa aku melihat matahari itu, jika kamu lebih indah daripada matahari itu. " ucapan Angkasa membuat Aksara geram, lantas ia tendang kaki sahabat nya itu dengan keras membuat nya mengadu kesakitan

"Rasain, mulut mu itu terlalu manis. Siapa yang suruh kamu ngomong seperti itu, aneh banget. "

Ini yang di sukai Angkasa dari Aksara, Aksara bukan orang yang gampang tersipu ataupun suka gombalan.

"Maaf, tapi aku kan jujur," ucap Angkasa sambil mengusap kaki nya yang masih berdenyut nyeri

Mereka pun kembali melihat indah nya ciptaan Tuhan itu, Aksara itu suka alam. Namun karena kondisi nya yang lemah yang membuat nya tak bisa terlalu sering berinteraksi di luar rumah ataupun di luar ruangan, ia akan gampang sakit jika terlalu lama diluar ruangan.

Mereka dalam perjalanan pulang, ini sudah malam. Udara malam tidak baik untuk kondisi Aksara yang lemah, Angkasa itu super protektif pada Aksara.

"Dingin ya? " tanya Angkasa kala ia merasakan genggaman tangan sahabat nya semakin kuat ia rasakan

"Lumayan, padahal udah pake dua jaket tebal. " jawab Aksara sambil tersenyum

"Sini aku peluk biar gak dingin lagi. " rentangan tangan Angkasa membawa Aksara kedekapan nya, Aksara terkekeh. Sahabatnya ini sangat tinggi, membuat nya terlihat begitu mungil dalam dekapan nya

"Udah ah, yuk lanjut jalan lagi. "

Selama perjalanan mereka saling terdiam, tak ada yang membuka suara membuat kedua nya merasa jengah.

"Aku sayang sama kamu Aksa. " ucap Angkasa tiba-tiba tepat di samping telinga nya membuat Aksara terkejut.

"Apaan sih? Kenapa tiba-tiba sekali mengatakan sayang pada ku?"

"Aku serius Aksa, jangan pernah ninggalin aku ya. " ucap Angkasa, tampang Angkasa itu selalu serius walaupun ia juga bisa bercanda

Aksara bingung harus menjawab apa, mana bisa ia berjanji ketika diri nya sendiri tahu kondisi nya sangat jauh dari kata baik-baik saja.

"Aku gak janji ya, Asa. " jawab Aksara

"Kenapa? Bukan kah kamu selalu ingin bersama ku dan menjadi tetangga suatu hari nanti, katanya mau ngenalin pacar mu nanti"

Angkasa ingin rasanya menangis, ia tahu sahabatnya ini tak akan pernah bisa berjanji untuk selalu bersama nya. Namun setidaknya, ia ingin sahabatnya tahu ia sangat menginginkan dirinya selalu bersama nya.

"Suatu hari nanti akan ada hari dimana kamu akan merasa kehilangan, jangan lupakan itu. Kamu jangan lupakan akan kondisi ku yang terlampau buruk ini, ingat bahwa kondisi ku sudah jauh dari kata baik-baik saja. " Aksara menggenggam kedua tangan Angkasa, ia juga ingin selalu bersama Angkasa namun Tuhan pasti ada rencana untuk nya di suatu hari nanti

Can't Do Without You ||ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang