14

76 7 0
                                    

Happy Reading guys
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tidak seperti hari-hari biasanya, Angkasa hari ini nampak lebih mengsibukan diri dengan melakukan banyak hal. Dari pagi sampai sekarang ia terus berkutat pada laptop nya, dengan beberapa buku berserakan di meja.

Angkasa itu jarang sekali sibuk, biasanya ia itu sok sibuk bukan benar-benar sibuk. Untuk kali ini ia benar-benar sibuk, tugas matkul nya banyak. Aneh sekali, apakah ia menumpuk tugas nya dan baru dikerjakan sekarang.

"Angkasa?!" panggil seorang wanita

Angkasa tak begitu mendengar suara ibu nya memanggilnya, memang ia sedang mendengar kan musik di earphones nya dengan volume yang tidak bisa di katakan kecil.

"Astagfirullah, anak itu kalo di panggil suka sekali tidak menyahut. " wanita itu berjalan ke arah lantai dua, dimana kamar anak bungsu nya berada

Ceklek

"Pantas saja. " gumam sang ibu

Wanita itu menarik earphones Angkasa, membuat Angkasa tersadar dan menatap ibu nya bingung.

"Sekarang sudah pukul berapa, Sa?" tanya sang ibu

"Baru pukul 20;56, kenapa sih bun?" jawab Angkasa santai

"Kamu tidak berkemas? Bukan kah besok kita akan pergi. Kenapa baju mu masih tertata di lemari? Apa kamu membatalkan nya?" pertanyaan bertubi-tubi dari sang ibu membuat Angkasa mendesah sebal, apa bunda nya ini tidak bisa bertanya satu-satu? Ia bingung harus menjawab yang mana dulu

"Jadi, tapi setelah Angkasa nyelesain tugas ini dulu, tinggal sedikit. "

"Ok, bunda akan ke sini lagi satu jam lagi awas kalo koper mu belum beres. " wanita itu pun keluar dari kamar putra nya itu

Angkasa melanjutkan mengerjakan tugas nya, hampir selesai sehingga Angkasa tidak ingin meninggalkan nya.

"Huffttt, akhirnya selesai juga. Sekarang beresin koper, baru deh besok pergi. " gumam Angkasa lalu perlahan membereskan kopernya dengan mengisi beberapa baju dan barang yang memang ia perlukan.

"Besok aku mau kerumah baru kamu, Sa. Tunggu aku ya, aku sangat merindukan mu. "

Ya, Angkasa akan ke Jogja. Ia akan berkunjung ke rumah baru Aksara setelah hampir 3 tahun ia tidak ke sana, 3 tahun bukan lah waktu yang sebentar. Apa kabar sekarang rumah baru Aksara? Apa sudah bagus dan di rawat dengan baik? Angkasa memiliki tekad dan sudah perlahan berani untuk kembali bertemu dengan Aksara. Ia sudah sangat merindukan Aksara, ia ingin melihat dirinya.

Perjalanan Jakarta-Yogyakarta memakan waktu yang cukup lama walaupun begitu tetap terasa melelahkan.

Angkasa sudah tepar di kasur nya sejak 10 menit yang lalu setelah mereka sampai di rumah, Angkasa banyak tidur di pesawat namun ia juga banyak tidur di rumah.

"Angkasa? Jangan tidur terus, nak!!. " teriak sang ibu dengan suara yang menggelegar, terkadang Angkasa berpikir. Kenapa suara bunda nya itu selalu terdengar keras dan juga jarang habis padahal setiap hari selalu berteriak.

"Iya bunda, ini Angkasa lagi ganti baju. " jawab Angkasa, yang pada kenyataannya ia masih bersantai rebahan

Hari ini adalah tepat 3 tahun kepergian Aksara, pada tanggal 08 November tiga tahun silam ia sudah kembali ke pangkuan Tuhan.

"Asalamualaikum Aksara, sahabatmu datang mengunjungi mu. " ucap Angkasa

Angkasa dapat mengingat dengan jelas makam Aksara 3 tahun yang lalu, dulu masih tanah sekarang sudah bagus dengan rumput yang tumbuh di atas makam nya. Bukan rumput liar, melainkan rumput yang memang sengaja di tumbuhkan di atas nya.

Angkasa menaburi kelompak bunga yang tadi ia beli, menyiram kan air ke atas makam dan sentuhan terakhir yaitu meletakkan se buket bunga di atas makam Aksara.

Setelah berdoa bersama dengan kedua orang tua Aksara dan kedua orang tua nya, Angkasa perlahan mengobrol dengan makam Aksara. Terlihat gila, memang . Tapi itu adalah cara untuk Angkasa bisa mengungkapkan segala rasa nya.

"Tiga tahu kepergian mu tidak pernah membawa banyak perubahan apapun dalam hidup ku, aku tetap Asa yang selalu dan akan sayang sama kamu. Perbedaan nya adalah aku di sini sendiri, tanpa dirimu yang selalu menemani ku. " ucap Angkasa, ia mati-matian menahan tangis namun pertahanan nya runtuh begitu saja

"Kamu tahu? Tahun ini adalah tahun terakhir ku menjadi seorang mahasiswa. Apa kamu bangga? Jika ia tersenyum lah di sana. " Angkasa tersenyum di sela-sela tangisannya

Rasanya sangat menyakitkan, ini seperti deja vu. Angkasa tak mampu untuk bisa memahami nya sendiri, sangat menyakitkan.

"Aku pikir hiks, aku mati-matian menyiapkan mental untuk bertemu dengan mu lagi aku bisa tidak menangis 𝙡𝙖𝙜𝙞. Namun pada kenyataannya aku salah, aku tetap menangis dan tetap akan terus kehilangan mu hiks. "

Angkasa menatap lamat batu nisan itu, rumah baru sahabat nya itu.

"Aku minta maaf karena aku baru datang sekarang, aku butuh waktu dan aku butuh mental yang kuat untuk bisa bertemu denganmu mu lagi. Sekarang aku sudah mampu, namun tetap saja aku menangis. "

"Tidak apa-apa, besok atau kapan aku akan berkunjung lagi dengan membawa bunga yang indah. Bunga favorit mu, sekarang aku pamit ya. Bahagia lah, aku juga akan bahagia. " Angkasa beranjak dari makam, sedikit berat untuk meninggalkan tempat ini. Namun ia tidak mungkin berlama-lama di makam, ia tak mau mengingat nya lagi.

Rasa sayang Angkasa kepada Aksara itu sangat luar biasa, tiga tahun atas kepergian Aksara. Angkasa masih betah sendiri, bahkan ia tidak memiliki seseorang yang ia cintai atau sukai.

Ia bukan gila, tapi ia hanya ingin sendiri. Dulu sekali, ia pernah memberikan bunga mawar putih kepada Aksara. Angkasa tidak sembarangan memberikan nya, ia memiliki tujuan sendiri. Bunga mawar putih memiliki makna ketulusan, keagungan, kesucian, dan kemurnian dari sebuah cinta. Ia memiliki rasa sayang yang besar pada Aksara dengan penuh ketulusan. Cinta nya itu murni dan suci, mawar putih juga bisa melambangkan kesetiaan.

Angkasa akan selalu menepati janji nya pada Aksara, walaupun ia harus merelakan segala hidup nya. Inti nya, ia sangat menyayangi pemuda bernama Aksara Ardhika. Pemuda beruntung yang dapat di sayangi oleh Angkasa, Angkasa akan selalu setia untuk menjadi sahabat Aksara

Walaupun kesetiaan nya seperti sia-sia, tapi pada kenyataannya. Suatu hari nanti, ia akan bisa kembali bersatu dengan nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"𝐌𝐞𝐦𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐦𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐝𝐢 𝐬𝐢𝐧𝐢 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐚𝐧𝐠𝐚𝐭 𝐬𝐮𝐥𝐢𝐭, 𝐧𝐲𝐚𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐚𝐦𝐮 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐩𝐞𝐫𝐠𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐢𝐧𝐠𝐠𝐚𝐥𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐮. 𝐖𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐠𝐢𝐭𝐮, 𝐚𝐤𝐮 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐦𝐮 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐝𝐢 𝐤𝐮𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐧. "

                   •••••••••••••••••••••••
TBC

Can't Do Without You ||ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang