Chapter 11

1.1K 137 33
                                    

Tadi bel jam istirahat sudah berbunyi, membuat kini semua siswa yang kelaparan berhamburan keluar kelas dan berjalan untuk menyerbu kantin.

Begitu juga dengan Lulu dan teman-temannya. Mereka sekarang sedang berjalan beriringan ke arah kantin yang letaknya berada di lantai yang sama dengan posisi kelas mereka.

Sesampainya dikantin Lulu pun mengedarkan pandangannya, lalu tersenyum karna di sudut kantin sudah ada ci Shani yang melambaikan tangan dan memberikan gestur agar mereka menghampiri kakak kelasnya itu.

Oniel berjalan lebih cepat dari siapa pun, meninggalkan teman-temannya dibelakang yang sedang geleng-geleng kepala karna kelakuan Oniel.

Oniel pun lantas duduk disamping kekasihnya itu dan menggenggam erat tangannya, lalu menyenderkan kepalanya ke bahu Shani sambil sesekali mendusel untuk mencium wangi kekasihnya yang sangat ia rindukan.

"Najis" ucap Chika cukup lantang, karna muak melihat kelakuan sahabatnya yang satu itu, sedangkan Lulu dan Fiony hanya tertawa karna melihat ekspresi Chika yang menurut mereka sangat komedi.

"Kalian mau pesen apa?" Tanya Lulu kepada teman dan kakak kelasnya.

"Gue ngikut ci Shani aja" Oniel menjawab tanpa ada niatan membenarkan posisinya, membuat Shani yang sedari tadi mendapatkan perilaku itu hanya tersenyum

"Kalo gitu aku nitip soto sama es teh aja lu, nanti kamu bilang sama masnya.. minta dianter jangan kamu yang bawa" Shani tersenyum kepada adik kelasnya itu.

"Oke ci.. Fio sama Chika mau apa?" Lulu kini menatap kedua sahabatnya.

"Aku juga samain aja deh lu" Fiony menjawab sedangkan Chika masih menatap Oniel dan ci Shani.

"Lo apa chik?" Lulu kini menepuk bahu Chika untuk kembali menyadarkan sahabatnya itu.

"Eh iyaa.. gue ikut lo deh... enek gue ngeliat pak Oniel mode bucin gitu" jawab Chika membuat semua orang yang ada di meja itu kecuali Oniel tertawa.

"Yaudah yuk" ucap Lulu lantas membuat Chika mengaitkan tangannya ke tangan Lulu dan mereka pun berjalan menuju stand makanan yang menjual soto pesanan teman-temannya.

Stand soto itu cukup ramai banyak peminatnya, mungkin karna memang soto yang dijual sangat enak dan salah satu produk unggulan kantin mereka. Sehingga membuat Chika dan Lulu harus mengantri sebelum memesan soto milik mereka.

"Ikhlasin kali Chik" ucap Lulu setengah berbisik kepada Chika yang berdiri disebelahnya. Membuat kini Chika menyeritkan alisnya dan menatap kembali Lulu yang ternyata sedari tadi menatapnya.

"Maksud lo?" Tanya Chika tidak paham dengan maksud dari Lulu.

"Iya ikhlasin perasaan lu ke Oniel" Lulu kembali membuka suara, namun kali ini perkataannya membuat tubuh Chika sedetik membeku sebelum akhirnya ia menghembuskan nafas kasar.

"Emang keliatan banget ya met?" Tanya Chika kepada Lulu membuat Lulu menggeleng.

"Kalo orang awam sih ngga bakalan tau sih lay, tapi karna gue deket-deket lo sama doi terus ya mau ngga mau berasa aura falling in love nya" Lulu menjawab pertanyaan Chika.

"Tapi kok dia ngga sadar sih" Chika kini bicara dengan nada yang sedikit gemas.

"Ya emang gitu ngga si hukum alamnya, orang di sekitar kira lebih peka sama begituan dibandingkan kita sendiri" Lulu kembali menjawab.

"Iya juga sihhh" Chika sepakat.

"Dari kelas satu semester dua kan? Waktu kita lagi sibuk sibuknya pelatihan Osis, waktu dimana Oniel cerita kalo dia naksir ci Shani dan lo baru sadar sama perasaan lo sendiri" Lulu menebak tepat sasaran, membuat Chika tercengang dan lantas tepuk tangan karna takjub temannya sepeka itu.

"Gila lu... lo perhatiin gue segitunya ya met?" Chika dengan nada takjub.

Lulu yang medengar pujian itu pun menunjukkan gaya tengilnya, namun harus terpotong karna sudah giliran mereka memesan. Lalu karna masih banyak yang ingin mereka bicarakan dan nampaknya masnya sedang sibuk, mereka memutuskan untuk menunggu pesanan mereka dan membawanya sendiri ke meja nanti.

"Kenapa bisa suka sih sama dia lay?" Tanya Lulu kepada Chika, walaupun sejujurnya ia sudah tau jawabannya.

"Sesimpel dia perhatian dan jokes kita nyambung sih met" Chika melirik kearah meja tadi, kembali melihat Oniel yang masih sangat menempel dengan kakak kelas yang sangat ia hormati.

Lulu mengikuti arah pandang Chika, lantas kembali menatap sahabatnya yang kini membuka suaranya, "Kemarin waktu kalian pelatihan, gue jadi bisa ngabisin waktu berdua lebih banyak sama dia... ketawa bareng, semeja, kesana kamari bareng, bahkan gue dianter jemput juga sama dia... dan jujur gue seneng banget.. sampe-sampe gue sempey mikir gimana kalo dia ngga sama kakak itu dan malah sama gue.. kayaknya bakalan seru banget deh hari hari gue.." Chika mengembuskan nafas kasar sebelum kembali membuka suara.

"Tapi kemarin yang bahagia kayak nya gue doang... karna sekarang senyuman dia lebih lebar dibanding kemarin... padahal lagi ngga ada yang ngelawak.. kayaknya keberadaan kakak itu disamping dia udah lebih dari cukup deh met" ucapan Chika berhasil membuat kini Lulu menatapnya prihatin.

"Anjir lo.. jangan ngeliatin gue kayak gitu, gue ngga sengenes itu anjir" Chika memukul bahu Lulu tidak terima dengan tatapan yang diberikan kepadanya.

"Ada disamping dia sebagai sahabat cukup kok Lu, gue seneng kalo dia seneng, dan dia sekarang bahagia banget kan sama cici cici ituu" Chika bicara dengan nada di tekan.

"Perasaan gue urusan gue, dia ngga perlu bertanggung jawab akan hal itu"

"Anjir kok lo bijak lay" Lulu sedikit terkejut dengan pemikiran dewasa Chika, karna biasanya anak itu hanya ngerusuh tanpa berpikir panjang.

Chika tersenyum lebar mendengar ucapan Lulu, cukup lebar membuat ia kini menampilkan gummy smilenya. Senyuman yang bisa membuat hampir semua orang terpikat. Iya hampir karna buktinya Lulu dan Oniel tidak.

"Move on lay, Banyak kok yang mau sama lo, lo kan cantik.. primadona osis... orang ngantri mau jadi pacar lo" Lulu menatap Chika cukup serius, sedangkan Chika masih dengan senyuman yang sama.

"Kalo gue mau nya lo yang jadi pacar gue gimana?" Chika mengangkat alisnya sebelah, membuat Lulu menampilkan wajah gelinya.

Tapi belum sempat Lulu menjawab, sudah ada suara lain yang menyambar. "NGGA.. NGGA BOLEH" jawabnya cukup lantang membuat kedua sahabat itu menoleh kesumber suara.

Lalu sedikit terkejut karna itu Marsha yang entah sudah sejak kapan berdiri disana dan mengupinh pembicaraan keduanya.

🐵🙈🙉🙊

Chika si sad gurl

Emang guys dibalik keceriaan seseorang ada aja kisah sedihnya

Jangan lupa komen yang banyak ya maniezzzz!!

Maaf kalau ada typo dan aturan penulisan yang salah🙏🏻

Saran dan kritik sangat membantu gaiz👍🏻

Who fall first?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang