Chapter 2

1.3K 154 12
                                    

Mau tidak mau Lulu harus menghampiri adik kelas nya itu. Ia pun berjalan menuju adik kelasnya, lalu menepuk pelan bahu adik kelasnya itu dan membuat si adik kelas itu menoleh kearahnya.

Sesaat Lulu sedikit terpaku, melihat wajah cantik adik kelasnya. Namun, ia lantas kembali ke tujuan utamanya.

"Kiww neng.. kamu namanya siapa?" Tanya Lulu dengan senyum terbaiknya.

"Nama aku Marsha ka" jawab adik kelasnya itu pelan, sambil menatap Lulu dengan tatapan yang sulit diartikan, antara takut, risih dan mungkin geli.

"Kamu ngapain nunggu di depan, masuk aja kedalem.. bentar lagi acaranya mulai" Ucap Lulu lagi dengan senyum yang masih sama.

"Nunggu temen ka, belum pada dateng" jawab adik kelasnya itu singkat sambil beberapa kalo mengecek notifikasi yang ada di ponselnya, menandakan kalau ia sekarang sedang dalam kondisi yang tidak nyaman.

Menyadari hal itu Lulu pun lantas pamit pergi, memilih untuk meninggalkan adik kelasnya itu dan memberikannya 'ruang' agar ia bisa merasa lebih nyaman.

Melihat Lulu kembali namun adik kelasnya itu masih ada di depan gerbang Chika menyeritkan alisnya, 'masa gitu doang gagal si' ucapnya dalam hari namun dapat terlihat jelas di wajahnya.

"Kok ngga lu suruh masuk si Lu?" Tanya Chika ketika Lulu sudah ada di depannya.

"Dia nunggu temennya Chik" jawab Lulu singkat.

"Ya terusss.. dia kan bisa nunggu di dalem sama yang lain. Ngga harus nunggu di luar sendirian" Chika kembali membalas pernyataan Luku barusan.

"Dia keliatan ngga nyaman pas ngomong sama gue, jadi gue mau kasih dia ruang aja.. udah deh mending lu lanjutin ngeliatin degem.. soal dia biar gue yang awasin" jawaban Lulu membuat Chika kini diam dan memilih untuk melanjutkan aktifitasnya.

🐵🙈🙉🙊

Sudah hampir 20 menit lamanya Marsha menunggu teman-temannya datang di depan gerbang. Ia sedari tadi sangat sadar kalau saat ini dirinya di perhatikan oleh kakak kelas yang tadi sempat menghampirinya.

Entah sudah berapa kali ia menghubungi teman-temannya. Tapi hasilnya nihil, karna pesan terakhir yang temannya kirim ialah mereka sudah berangkat menuju sekolah.

Saat ini Marsha sangat gelisah, membuat ia tanpa sadar berulang kali memeriksa jam tangan yang kini melingkar di tanggannya.

Lalu saat Marsha hampir saja menyerah, tiba-tiba saja ada yang menepuk bahunya. Membuat ia dengan segera menolehkan kepalanya dan tersenyum lebar karna melihat ada dua orang sahabatnya yang kini sudah berdiri disebelahnya.

Marsha pun dengan segera langsung memeluk keduanya, membuat sedikit keributan yang membuat salah satu dari kakak kelasnya itu melihat nya sinis dan yang lain nya terlihat gemas.

"MARSHAA!" Panggil salah satu teman Marsha, agak kencang sebelum memeluk tubuhnya.

"MUTHEE!" Balas Marsha dengan nada yang sama, terdengar menggemaskan.

"Kalian dari mana aja deh?" Tanya Marsha ketika pelukan itu sudah terlepas.

"Biasa nih bocah satu ada-ada aja kerjaannya" ucap teman Marsha yang stylenya terlihat lebih tomboy, Adel.

"Namanya juga hari pertama del, aku kan ngga mau ada yang kurang kurang" balas Muthe beralasan.

"Iya..iyaa... eh Sha, si Oli sama Atun mana?" Adel bertanya kepada Marsha sambil mengedarkan padangannya, mencari posisi dua temannya yang lain.

"Ngga tau del, kita tunggu aja disini nanti masuknya kalo udah dateng semua" Marsha menjawab sambil mengecek kembali ponselnya, mencoba menghubungi kedua temannya yang lain.

"NGGA ADA.. NGGA ADA" ucap seseorang cukup keras, membuat kini ketiganya langsung menoleh kesumber suara.

"Chik udah chik" Lulu berusaha menenangkan temannya itu.

"Ini kalian udah bertiga ya.. ngga usah nunggu yang lain lagi, langsung masuk ke dalem atau gue hukum" Chika kembali bicara dengan nada yang tegas.

Chika sedari tadi sebenarnya juga ikut memperhatikan mereka bertiga. Bagaimana tidak, ketiganya cukup berisik sehingga membuat atensi yang ada disana pasti mengarah kearah mereka.

Lalu saat ia ingin menegur, ia malah mendengar percakapan mereka. Membuat ia seketika kesal, karna 'dikasih hati, minta jantung nih bocil' pikirnya.

"Kalian bertiga sekarang masuk kedalem" ucap Chika lagi, membuat kini ketiga sahabat itu langsung masuk kedalam sekolah. Bukan, bukan karna takut dengan Chika, tapi karna tidak mau ribut di pagi hari.

"Masih pagi Chik, udah marah-marah aja" ujar Lulu sambil mengelus punggung Chika, mencoba menenangkan.

"Udah deh mending kita masuk juga Chik  acaranya udah mau mulai juga" lanjut Lulu sambil menarik tangan Chika yang kini sudah baik-baik saja.

Kini keduanya sudah kembali ke ruang OSIS. Memilih untuk segera ke tas masing-masih untuk mengambil atribut upacara dan juga OSIS yang akan mereka kenakan saat upacara.

"Eh anjir topi gue mana ya?" Tanya Chika kepada Lulu yang kini sedang sibuk memakai jas dan juga pin OSIS nya.

"Itu di tas gue ada cadangan chik, ambil aja" Lulu menjawab sambil bekaca, mengecek apakah semua atributnya sudah terpasang dan rapih.

Lalu tiba-tiba pintu ruang OSIS kembali terbuka, menampilkan seorang gadis oriental yang terlihat sedang sibuk mengatur nafas.

"Widihh ada Cepio nih! Tumben banget lu hari pertama udah masuk" ucap Chika sambil membenarkan dasinya.

Gadis yang di panggil Cepio itu pun segera meletakkan tasnya dan mengambil atributnya. "Kalo bukan Lulu yang minta, gue sekarang masih di jepang.. liburan sama kakek nenek gue" jawabnya sambil memakai jas OSIS nya.

"Makasih ya Fiony sayang kuuu... kamu tau kan tanpa kamu aku tuh ngga bisa apa-apa" Lulu menjawab dengan nada yang lebay. Membuat kini Chika dan Fiony saling melirik dan mengeluarkan kata yang sama.

"Najis"

🐵🙈🙉🙊

Mau tanya, kalian lebih suka yang pendek gini atau yang per partnya panjang?

Tolong komen yang banyak yaaa supaya aku semangat upload nya 🫶🏼

Maaf kalau ada typo dan aturan penulisan yang salah🙏🏻

Saran dan kritik sangat membantu gaiz👍🏻

Who fall first?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang