Sangkar burung besar yang di isi oleh 2 orang itu, satu diantaranya sedang berusaha membebaskan dirinya dari tali yang mengikat tangannya di besi yang berada disekitarnya, sedangkan satunya lagi tertidur lemas di kursi yang di dudukkinya.
Berusaha sekuat tenaga untuk melepas tali itu akhirnya dapat terbuka dengan sendirinya, kemudian tangan itu beralih membuka kakinya yang juga diikat oleh tali.
Berhasil terbuka ia beralih pada orang disampingnya yang butuh penanganan medis, luka yang di dapatinya sangat dalam tanpa pertolongan pertama untuk mencegah keluarnya darah yang merembes.
Merasa prihatin dengan kondisinya, ia merobek setengah bajunya, dan melilitnya pada kakinya yang terluka, dan itu membuat c. Empu terbangun dari tidur pulasnya.
''Kau.... Sedang apa Hyunjin?'' tanya sang puan.
''Apa kau tidak bisa melihat, aku sedang berusaha mengobati kakimu yang terluka, setelah ini kita harus bisa keluar dari sini'' jawab Hyunjin tanpa melirik wajahnya yang kesakitan saat ia mengencangkan ikatan itu pada kaki.
''Sudah cukup Hyunjin, aku sakit'' ia mengerang kesakitan.
Saat mendengar itu Hyunjin mengangkat tangannya, lalu melonggarkan ikatan itu ''mian-mian'' ucapnya.
Yang kemudian membuka tali yang mengikat tangan serta kakinya, sang puan tak bisa apa-apa disaat situasi seperti ini, dan terus menuruti perkataan Hyunjin, yang berakhir ia harus berpikir gimana caranya keluar dari sangkar itu.
Membenahkan posisi Ryujin di dalam gendongannya Hyunjin melihat keseliling yang sangat sepi itu untuk mencari sesuatu yang bisa di gunakan untuk membuka gembok kunci yang tergantung itu.
Ryujin yang juga ikut mencari tiba-tiba pandangannya tertuju pada kawat yang berada dekat dengan kaki Hyunjin saat ini, lalu ia menepuk pundak Hyunjin untuk mengambilnya.
''Hyunjin, ada kawat di samping kaki mu, kita bisa menggunakan itu untuk pergi dari sini'' ujarnya.
''Apa'' ucapnya seraya melirik pada yang Ryujin tunjuk, dan benar saja ada kawat karat di samping kakinya, dengan Ryujin di gendongannya ia membungkuk untuk mengambilnya.
''Apa kau bisa berpegangan kuat pada pundak ku?, aku harus membentuk kawat ini menjadi kunci'' tanyanya pada orang di belakang punggungnya itu.
''Lebih baik aku duduk saja Hyunjin, aku ngak mau menyusahkan mu'' tolak Ryujin.
''Tidak bisa, aku tak bisa meninggalkanmu disini, kau harus pegangan erat oke'' peringat Hyunjin untuk tidak melepaskan pegangan itu, karna bisa saja ia akan tertinggal dalam sangkar itu.
Dengan sikap pasrah dan tak mau bertengkar dengannya akhirnya ia mengiyakan pinta Hyunjin, sementara Hyunjin dengan kedua tangannya dengan lincahnya membentuk kawat itu menjadi kunci, yang kemudian ia pasangkan pada gembok itu lalu memutarnya.
Pintu besi terbuka, dengan perlahan langkahnya pergi menjauhi tempat itu untuk membawa Ryujin kedalam rumah sakit serta membawa bantuan untuk mereka semua yang dalam bahaya di laboratorium itu.
-----
Di dalam laboratorium, selama mereka menyusuri kedalamnya dengan berhamburan ke berbagai tempat, SoA belum menemukan yang di inginkannya ya itu bahan-bahan sains, termasuk serum yang bisa menghidupkan kembali mayat yang telah mati disana.
Yeji yang sedang mengusap tembok besi itu, tiba-tiba ia memegang sesuatu, engsel pintu yang di pegangnya membuat ia penasaran apa isinya hingga ia menekannya dan membuka isinya, semua orang yang masih di sekitar Yeji pandangannya mengarah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE YOUR LOVE ME (YeonJiHyun Shipper)
Historia CortaCinta bisa datang kapan saja tanpa tahu waktu, tempat bahkan siapa pun orangnya, seperti sekarang aku terlahir sebagai seorang pria yang menyukai saudaranya sendiri, entah sejak kapan perasaan itu muncul, yang jelas aku benar-benar menyukainya. Dari...