"Yeonjun gw ngak percaya lhu bisa secepet itu ngoperasi mereka, apa bukap lhu dokter?" puji Jisung pada Yeonjun yang hanya diam saja di tempatnya sembari membawa buku yang ia baca hari ini.
"Bener banget, tapi...." sambung Seulgi yang kemudian ia menjeda ucapannya sendiri kala mengingat kembali dimana adik kelas mereka berlaku aneh "c. Adik kelas itu bikin operasinya jadi lambat, biasanya kan waktu itu begitu cepat" lanjutnya.
"Nee, gw setuju, apa-apaan dia memperlambat waktu, gw ngak suka" jawab Jisung.
"Yakk... kalian ini bisa diam tidak, gw emang dari dulu gitu, tapi gw bukan turunan anak dari dokter, kalian juga tahu kan" ucap Yeonjun yang super dinginnya.
"Iya-iya, jangan sewot juga kali" sinis Jisung menilik mata tajamnya.
"Udah-udah ah, Jisung kau tahu kan c. Lemari es itu tak ingin diganggu, lebih baik kita pergi aja yuk" lerai Seulgi supaya tak menjadi keributan yang lebih parah lagi.
"Baiklah" angguk Jisung yang kemudian menggandeng sang kekasih yang sudah lama berpacaran ini.
"Tunggu...." cekal Yeonjun saat mereka baru beberapa langkah.
"Apa?" Tanya Jisung yang membalik badannya menghadap Yeonjun seraya memicingkan matanya.
"Apa kalian lihat Yeji?" Tanyanya Penasaran.
"Eoh lho kok lhu jadi nanyain tuh anak?" Tanya Seulgi kebingungan.
Dan jawaban Yeonjun hanya memutar bola matanya sebal, sebelum akhirnya ia berucap kembali "kalau kalian ngak tahu jawab aja kali" kesalnya.
"Kalau ngak salah sih, gw tadi lihat dia pergi ke... oh kantin kalau ngak salah itu juga" jawab Jisung seraya memikirkan hal yang ia lihat tadi bahwa Yeji pergi ke sana untuk mengisi perutnya tapi....
"Ouh ya, kalau ngak salah lihat juga dia nangis pas aku keluar dari toilet, ntah kenapa" lanjutnya.
"Benarkah?" Tanyanya Penasaran, dan jawaban Jisung hanya mengangguk.
Setelah itu Yeonjun berlari dari sana meninggalkan teman-temannya untuk mencari keberadaan? Pacar? Atau sahabat dekat? Tapi kalau sahabat dekat sih ngak sedekat itu, lalu apa yang membuatnya mencari orang itu. aneh, sungguh aneh.
Itu lah yang membuat keduanya saling tukar pandang melihat tingkahnya.
Ternyata Yeji sudah ada dikantin seraya mengantap makanannya dengan wajah yang sangat lesu karna memikirkan hal yang membuatnya seperti ini.
Yeji sungguh tak menyangka jika orang itu anak dari ayah yang meninggal karna dioperasi oleh papahnya yang bukan ahlinya, ia ingin menghilangkan ingatan itu, karna belum tentu semua yang ia dengar bersangkutan dengan papahnya, tapi itu semua sama dengan tragedi papahnya, yang jelas ia tak tahu pasti jika dia anak dari pasien papahnya.
Melihat raut muka Yeji yang seperti itu membuat Yeonjun merasa iba, tapi itu tak tertera di raut mukanya, ia hanya menunjukkan ekspresi wajah dinginnya menatap Yeji dari kejauhan.
Sebenarnya dia mengetahui semua apa yang ia alami saat ini, tapi mengapa ia tak memberitahu semuanya pada Yeji? Karna papahnya berpesan untuk tidak memberitahu semua yang ia ceritakan padanya, papahnya hanya ingin anaknya ini mengetahui semuanya dengan sendirinya, dan juga berpesan untuk menjaga anaknya pada dirinya, jika kakaknya Hyunjin tak berada disekitarnya.
Jadi sebenarnya keinginannya menjadi seorang dokter hanyalah keinginan pribadinya bukan karna dari dorongan orangtuanya ataupun ingin mewarisi jabatan ayahnya yang jelas-jelas bukan lah dokter melainkan petani yang juga memiliki kedapatan cukup besar dari biasanya, jadi apapun yang menjadi keinginannya bisa di cukupi oleh ayahnya juga ibunya yang selalu mendukung akan keputusannya dan ibunya bukan hanya sekedar ibu rumah tangga, ia menjadi seorang pedangang dikampung halamannya untuk mencukupi sehari-harinya yang mungkin bisa meringankan beban suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I HOPE YOUR LOVE ME (YeonJiHyun Shipper)
Storie breviCinta bisa datang kapan saja tanpa tahu waktu, tempat bahkan siapa pun orangnya, seperti sekarang aku terlahir sebagai seorang pria yang menyukai saudaranya sendiri, entah sejak kapan perasaan itu muncul, yang jelas aku benar-benar menyukainya. Dari...