29. Tuan Toko Yang Menjadi Buah Bibir

20 5 3
                                    

"wah putri cantik ibu sedang berbunga-bunga rupanya, dia pria yang sangat tampan Rasi, jika ibu masih muda sepertimu mungkin ibu juga tergila-gila padanya" Sumarni mengembangkan senyum tiga jarinya menggoda putri keduanya atau kakak tiri Lunara bernama Rasika, gigi depan nya yang patah sebiji tampak mengganggu pemandangan saat ia melebarkan bibirnya, entah kapan gigi itu terlepas dari gusinya

"tapi dia belum ada niat untuk meminangku ibu" adunya tampak tak bersemangat

"sabar sedikit lagi nak, mungkin dia sedang menabung untuk pernikahan mewah kalian" ujar Sumarni menyemangati sang putri tercinta

"tapi terkadang aku merasa ragu akan keseriusannya ibu, aku merasa dia hanya ingin tau lebih dalam tentang kehidupan kita"

"justru itu bagus, berarti dia benar-benar menerima kita sekeluarga untuk menjadi bagian dari hidupnya, ayolah Rasika.. hal kecil itu tidak usah dipikirkan, nanti wajah cantik ini timbul garis halus, kau mau?" optimis sekali unta gurun ini

"hmm sepertinya kisah cinta kita hampir sama Rasi, aku juga merasa kalau kekasihku tidak mencintaiku dan tidak ingin serius denganku, dia selalu saja bertanya tentang Lunara dan Lunara, membuatku muak setengah mati dengan pelacur itu" sela Larasati membenarkan isi hati sang adik

"nah kan.. firasatku mengatakan kekasihku hanya ingin tau tentang Lunara, apa mungkin kita hanya dimanfaatkan?" dugaan-dugaan buruk semakin merasuki otak Rasika

"hus.. kalian ini, mengapa mendadak jadi dungu seperti ini sih?! mereka itu hanya penasaran dengan perempuan itu karna menikah dengan raja, ibu yakin mereka mencintai kalian dengan tulus, lihat saja buah tangan saat mereka datang kesini, apa ada pria yang tidak ingin serius setiap berkunjung membawa kepingan emas dan juga buah tangan lainnya, oh jangan lupakan perhiasan yang saat ini melekat apik ditubuh kalian" keduanya langsung tersenyum mengangguk membenarkan penuturan sang ibu

"sudahlah jangan berfikiran yang tidak-tidak, nikmati saja semuanya, toh kalian juga tidak rugi"

"iya ibu" sahut keduanya kompak

"hari ini tidak masak lagi?" tanya Bondowoso dari arah dapur menghampiri ketiganya yang sedang berbincang diteras rumah sembari membersihkan kotoran pada beras

"tidak suamiku, kami memilih waktu bersantai hari ini, jika ingin makan beli saja dipasar, kami sudah makan tadi jadi tidak perlu repot-repot membelikan kami juga" jawab Sumarni tanpa beban

"kalian sudah makan dan membiarkan aku pulang dari ladang dengan perut kelaparan?" tanya Bondowoso datar namun sarat akan amarah dalam setiap katanya

"ck! suamiku.. tolong jangan memperkeruh keadaan, itu bukanlah hal yang sulit, kudamu masih mampu membawamu berjalan menuju kepasar"

"tidak berguna!" Bondowoso berlalu dari sana disusul dengan bantingan pintu dapur yang sangat kuat

Brak!!

"suami ibu itu emosian sekali" cibir Larasati

"biarkan saja, nanti saat kalian sudah menikah dengan kekasih kalian masing-masing dan mendapat keuntungan dari pinangan itu, maka kita tendang dia dari rumah ini, sebentar lagi sepertinya dia sudah tidak berguna, mengingat usia nya sudah tidak muda lagi, mana bisa dijadikan sapi perah untuk menghidupi kita, bersabarlah sebentar lagi, ibu rasa kalian juga sudah muak sama seperti ibu"

***
"kalau begitu aku permisi yang mulia raja, yang mulia selir agung, ku harap kau menjaga kesehatanmu dengan baik, semoga lekas membaik"

"terima kasih tabib" ujar keduanya serempak, sang tabib langsung melangkah keluar ruangan

"jangan memikirkan sesuatu secara berlebihan terkasih.. kau dengar tadi apa yang dikatakan tabib, kesehatanmu begitu penting, nanti aku akan beritahu madam Noni untuk memberikanmu makan yang sehat, jika kau sehat maka dia juga akan cepat tumbuh disini" Kastara mengusap perut ramping Lunara, membawa wanita itu kedalam dekapan hangatnya, sambil sesekali menciumi puncak kepala nya

Lunara tak menyahut sama sekali, tubuhnya benar-benar lemas saat ini, belum lagi mual muntah yang tak bisa lepas dari dirinya, tabib Singgih mengatakan ia hanya kelelahan dan banyak fikiran, bergadang juga salah satunya, oleh sebab itu ia mual dan muntah karna masuk angin

"cepat sembuh sayangku.. aku mencintaimu" nafas Lunara terdengar teratur, secara perlahan Kastara mengangkat lengan nya yang menjadi bantal Lunara, beranjak menuju ruang makan, tempat dimana ayah ibu dan juga istri nya yang lain menunggu

"bagaimana keadaan istrimu nak?" tanya Naraya sembari menuangkan kuah kari pada piringnya

"masih lemas ayah, tubuhnya sangat pucat bahkan dia menolak semua makanan yang kuberikan, dia juga ehm.. lebih sensitif, begitu gampang marah dan juga menangis, aku sampai bingung menghadapi sikap nya, baru kali ini aku menghadapi dia yang seperti ini" ujar Kastara menyendu tampak lelah

"seperti tanda-tanda kehamilan" sela Helena memicingkan matanya melihat ke arah putranya

"tapi tabib Singgih mengatakan istriku hanya kelelahan, kurang cairan, dan juga masuk angin ibu"

"kau yakin nak?" tanya Helena lagi tampak ragu

"iya ibu, tabib Singgih tidak mungkin salah, ibu tau sendiri beliau tabib terbaik di Cendana"

"benar juga" gumam Helana membenarkan, menyuapkan kembali ayam bakar kedalam mulutnya

"bagaimana perjamuannya istriku? apakah ada informasi penting yang perlu aku dengar?" kini giliran Kastara yang bertanya pada Yasmin yang sejak tadi hanya diam

"perjamuan nya berjalan lancar suamiku.. tadi juga aku bertemu ibuku disana, mereka semua menerima kehadiranku dengan baik, madam Shalu menitipkan bingkisan untukmu, beliau menyukai salah satu toko oleh-oleh khas Cendana disini, katanya toko itu toko terbaik yang pernah ia temui, dan dia juga menyukai semua kue yang dijual dideretan toko yang sama, kurasa kita harus memberikan penghargaan untuk pemilik tokonya, karna berkat oleh-oleh dari tokonya madam Shalu tidak henti-hentinya membanggakan Cendana pada kerajaan-kerajaan lain, suatu kehormatan bagi kita karna berkat toko itu nama Cendana kini menjadi buah bibir" jawab Yasmin antusias

"mohon izin menyela yang mulia raja, benar yang dikatakan yang mulia permaisuri, kini toko oleh-oleh itu menjadi buah bibir dikhalayak luas, semua barang yang di produksi sangat indah, bahkan sampai ke luar daerah, ekhmm maaf sebelumnya, malah yang membuat Cendana terkenal bukan lagi karna kemakmuran dan hasil pangan yang melimpah namun karna kerajinan tangan nya yang khas dan juga lukisan-lukisan indahnya" sela Javas yang kini telah kembali dari tugasnya, juga duduk di meja makan untuk makan malam

"lukisan juga?" tanya Kastara

"iya yang mulia, pemiliknya juga memiliki galeri lukisan yang terkenal dan toko kue yang setiap produknya dijual dengan harga termurah, sehingga hal itu menjadi buah bibir dikalangan masyarakat, oh satu lagi, uniknya beliau memperkerjakan wanita, dan kaum wanita yang dipekerjakan semuanya berasal dari kalangan bawah dan juga__ hilang kegadisan, beberapa dari mereka yang pernah diarak keliling desa" jelas Javas panjang lebar

"baiklah besok kita kesana" makan malam dilanjutkan kembali dengan canda tawa seperti biasanya

***
dibelahan dunia lain tepatnya disuatu kerajaan lain...

"persiapan sudah matang seratus persen, tinggal luncurkan dan boom!! Cendana akan terguling dan aku yang akan menggantikan bocah ingusan itu mengambil alih Cendana dalam genggamanku" seru pria paruh baya dengan mahkota emas bermata kan berlian dikepalanya, tampak bersemangat

"kau yakin pasukanmu bisa menghabisi Cendana? kulihat pasukan Cendana sangat banyak, ah jangan lupakan antek-anteknya, kerajaan lain yang siap membantu kapanpun dia membutuhkan" sanggah pria itu tampak meremehkan

"jumlah besar tetap akan kalah dengan kelicikan yang kecil, bukankah begitu banyak jalan menuju Roma?"

"maksudmu?" tanya pria itu tampak bingung

"ck! Zabir.. kau masih saja dungu, tidak ada gunanya bertukar pendapat dengan tong kosong nyaring bunyinya" raja itu langsung beranjak meninggalkan Zabir dengan banyak tanda tanya dikepalanya

Bentar lagi masuk ke konflik nih bund..
tenang aja, konfliknya ringan kok
makasih lagi buat yang masih setia kasih vote dan comment
terutama nbla181 makasih banyak yaa bund, selalu kasih vote dan comment disetiap part nya
😊😊

KastaLuna (kisah Bratadikara dan Jahanara dengan versi dan zaman yang berbeda)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang