Sekarang sudah pukul 4 subuh namun krist belum juga bisa tidur. Entah kenapa dia selalu terbayang oleh wajah singto, wajah polos singto saat ia tidur dan bibir merahnya.
Krist tak bisa melupakan itu, ia terus bergerak gelisah di ranjangnya sedari tadi berusaha untuk menghilangkan bayangan singto di dalam pikirannya.
"Aargghh..." Teriak krist kesal.
Ia menenggelamkan wajahnya di bantal berusaha untuk tidur namun wajah singto terus masuk ke pikirannya.
***
Pukul 8 pagi krist pergi ke kantor dengan wajah yang benar-benar ngantuk, ia tak bisa tak masuk karna hari ini dia mempunyai meeting penting yang tak bisa di tinggal."Tuan" sapa seorang wanita cantik saat melihat krist.
"Hmm?" Gumam krist.
"Tuan terlihat kurang sehat" ucap patt.
"Aku tak bisa tidur semalam" ucap krist.
"Apa meetingnya kita undur saja?" Tanya patt.
"Jangan. Aku baik-baik saja" ucap krist.
"Baiklah" ucap patt.
Keduanya berjalan menuju lift hendak naik ke lantai atas.
Patt menatap krist masuk ke lift khusus dirinya sendiri tanpa berniat mengajak patt masuk bersamanya. Patt mendengus kesal melihat itu kemudian masuk ke lift khusus karyawan.
Krist berjalan menuju ruangannya, saat ia masuk ke dalam ia melihat singto tengah membersihkan ruangannya.
"Selamat pagi, phi krist" sapa singto.
"Pagi, sing. Bisa tolong buatkan aku kopi?" Ucap krist.
"Wajah phi kenapa? Apa phi tak bisa tidur semalam?" Tanya singto.
"Uhh... Ya... Aku lembur mengerjakan pekerjaan ku" ucap krist berbohong, dia tak mungkin mengatakan jika dia tak bisa tidur karna memikirkan singto.
"Aku akan membuatkan phi kopi" ucap singto.
Krist hanya mengangguk kemudian singto berjalan keluar dari ruangannya.
Krist menunggu kedatangan singto dengan gelisah, hanya membuat secangkir kopi tapi kenapa harus memakan waktu hampir 30 menit?
*Ceklek... Pintu ruangan di buka, singto masuk dengan membawa nampan berisi cangkir kopi yang di buatnya tadi.
"Sing..." Ucap krist saat melihat singto yang hendak pergi.
"Ya, phi?" Ucap singto.
"Bisa kita bicara sebentar?" Ucap krist.
"Tentu" ucap singto.
"Hmm... Tipe pria seperti apa yang kamu sukai?" Tanya krist.
"Pria?" Ucap singto tak mengerti.
Krist menutup mulutnya, apa dia salah bicara?
"Aku belum pernah menjalin hubungan dengan pria, phi" ucap singto.
"Apa kamu tak menyukai pria?" Tanya krist.
"Huh... Hmm... A-aku..." Singto terdiam setelahnya, dia bingung ingin menjawab apa, apakah dia menyukai pria? Tapi terkadang jantungnya berdetak kencang saat ia bersama dengan krist.
Singto menggigit bibirnya sembari berpikir keras, kenapa tiba-tiba krist bertanya apa dia menyukai pria? Apa krist mendengar detak jantungnya yang berdetak kencang saat mereka bersama?
Apa krist ingin memastikan jika dirinya tak menyukai krist, apa krist tak menyukainya? Banyak kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam benak singto sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Crazy CEO
FanfictionKrist Perawat seorang pebisnis handal, memiliki kekayaan yang mungkin tak akan habis 7 turunan, memiliki wajah yang begitu tampan bak seorang pangeran, banyak wanita maupun pria berusaha untuk mengejar cintanya namun hatinya telah tertutup rapat ole...