11

38 16 19
                                    

Angin berhembus beriringan, jalanan yang gelap dan sepi harus Reyna lewati untuk sampai ke tempat yang ditunjukkan oleh mimpinya malam ini.

Malam ini Reyna diperintahkan untuk menyelamatkan seorang gadis yang dijadikan budak oleh ayah tirinya untuk membantu memasarkan dan mengedarkan narkoba, bisnis haram milik ayah tirinya.
Nasib malangnya ini terjadi tepat setelah sepeninggalan ibu kandungnya yanh sangat ia sayangi.

Sebelum ibunya menghembuskan nafas terakhirnya, ada secarik kertas yang disalibkan di genggaman tangan gadis itu. Kertas itu berisi sebuah pesan permintaan dari ibunya, agar dirinya bisa menerima ayah tirinya yang sudah dipercayakan untuk menjaga dirinya.

Lea, ibu sudah mempersiapkan semuanya.
Ibu sudah menyiapkan seseorang yang menurut ibu dia layak untuk menjagamu.
Maafkan ibu jika rencana ini tanpa sepengetahuanmu.

Saat ibu tahu waktu ibu tidak akan lama, ibu segera pergi mencarikanmu sosok ayah yang sanggup menjaga mu. Setidaknya dia sanggup memberikanmu rasa aman dan menyayangimu sama seperti yang ibu lakukan.

Lea, dia ayah yang baik nak. Ibu yakin dia bisa menjaga, merawat dan menyayangimu.
Dia sahabat lama ibu, jadi ibu sudah tahu bagaimana sifat aslinya.
Ibu harap kamu bisa mengerti dan mau menerimanya sebagai ayahmu.

~Isi pesan di secarik kertas itu~

"Ibu, mengapa ibu mengirimkan sosok manusia berhati iblis ini untuk menjaga ku?" Tanya gadis itu dari dalam hatinya dengan isakan tangis menahan rasa sakit, akibat perlakuan ayah tirinya yang selalu memukul dan meninggalkan memar di tubuhnya akibat cambukan dan tamparan yang ia rasakan dengan tubuh yang basah kuyup oleh alkohol lantaran ayah tirinya meminumkan dengan paksa alkohol itu ke dalam mulutnya.

Karena sudah terlalu menderita, air mata dan rintihan tangisan itulah yang membuat tuhan mengirimkan Reyna untuk menyelamatkan gadis itu.

~~*~~

Reyna terus berjalan menyusuri jalan yang gelap itu sendiri, sampai ia tak menyadari jika ada suara derap langkah kaki yang kemungkinan mengikutinya sejak tadi.

Reyna menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
"Ngapain lo di sini?"

Terlihat seseorang yang mengenakan hoodie dan setelan berwarna hitam tengah berdiri tak jauh darinya.

Pria itu membuka pelan tudung penutup kepalanya lalu menatap Reyna.
"Gue mau ikut lo, menyelamatkan orang lain malam ini."

Reyna menggeleng pelan menatap Wiky.
"Ini bukan urusan lo, sebaiknya lo pergi sekarang."

"Sekalipun lo ga ijinin gue. Gue akan tetap ikut lo." Ucap Wiky.

Mengelengkan kepalanya pelan, Reyna berjalan mendekati Wiky.
"Gue nggak mau melibatkan siapapun dalam urusan ini. Dan menolong orang lain, itu nggak semudah seperti yang lo bayangin!
Ini terlalu berbahaya buat lo."

"Kalo lo tau, yang lalu hadapi ini berbahaya. Kenapa lo masih ngelarang gue buat ikut lo, Rey?"
Bukankah 2 orang lebih baik, daripada sendiri?" Wiky bersikeras pada keinginannya.

Reyna menggeleng pelan.
"Gue ga mau ada orang lain yang terluka karena misi ini."

Wiky terdiam menatap gadis di depannya ini. Ia tak mengerti kenapa Reyna selalu menutupi dan merasa bisa melakukan semuanya sendiri.

"Mungkin, selama ini lo bisa menolong banyak orang dengan tangan lo sendiri, Rey. Tapi gue ingin tanya satu hal sama lo."
"Siapa yang akan nolongin lo, ketika lo terluka dan membutuhkan bantuan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Reyna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang