Reyna mengajak Fara pergi ke atas gedung sekolah. Tempat dimana Reyna menghabiskan waktu sendiri ketika disekolah. Tempat yang terbuka tanpa atap, sepi, luas dan disertai angin segar yang menenangkan jiwa.
Pohon besar yang menjulang tinggi hampir menutupi bangunan sekolah membuat tempat ini tidak terasa panas meskipun di siang hari. Reyna merasa tenang ketika diatas sini. Jarang sekali murid yang mengetahui tempat ini. Tempat bekas lapangan kakak - kakak alumni terdahulu yang sekarang tidak digunakan lagi.
"Cepet naik." Ajak Reyna yang melihat Fara hanya diam memandanginya.
Batin Fara "Reyna mau apain aku ya? Kenapa dia ajak aku naik ke atas gedung sekolah" Fara khawatir Reyna akan melakukan sesuatu padanya.
"Mmm.. aku ke kelas aja ya Rey" Alasan Fara agar bisa lepas dari ajakan Reyna.
Reyna mengerutkan keningnya menatap Farah.
"Kenapa? Lo takut gue apa apain? Tenang aja. Gue ga akan apa apain lo. Cepet naik!"Dengan perasaan sedikit ragu akhirnya Fara mau mengikuti ajakan Reyna. Meski harus melewati tangga yang usang tak terawat. Ya maklum saja karena tempat ini sudah tak terpakai lagi jadi pihak sekolah pun tidak mengurusnya.
Reyna naik ke atas lebih dulu.
"Heumm.." Udara yang segar dan menenangkan seperti terhirup masuk ke dalam tubuh Reyna."Tempat ini tak pernah hilang kesejukannya meskipun disiang hari" Gumam Reyna menikmati hembusan angin. Sementara Fara hanya terdiam mematung seperti sedang bertamu dirumah orang.
Reyna menoleh menatap Farah.
"Ngapain diem disitu? Duduk sini."
Fara duduk di kursi usang yang ada di tempat itu. Sementara Reyna duduk di atas drum besi yang tak terpakai didekat Fara dengan gaya seperti anak laki - laki.
"Gimana pipi lo? Masih sakit?"
"Masih sakit sih" Fara menunduk mengusap pipinya yang telah di tampar Alvin.
"Ohh" Reyna mengangguk paham.
"Rey.. Ma-kasih ya udah nolongin aku tadi"
"Hemm.." Reyna tersenyum datar. "Santai.." Reyna menepuk bahu Fara seperti sedang berbicara dengan laki - laki.
"Rey, Kamu mau ga jadi teman aku?" Tanya Fara ragu.
"Teman?" Alis Reyna terangkat sebelah lalu tersenyum datar.
"Gue sih ga masalah berteman sama siapa aja. Tapi lo yakin mau temenan sama gue?!" Tanya Reyna serius.
Fara hanya menganggukan kepala.
Reyna melihat ada ketulusan di wajah farah yang membuatnya dengan cepat mengambil keputusan.
"Oke. Gue ga masalah."
"Jadi sekarang kita berteman?"
"Ya, Gitu deh."
Fara mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan sebagai tanda pertemanan.
"Makasih ya udah mau jadi teman aku Rey"
Reyna membalas jabatan tangan Fara.
Seketika kelebihan Reyna aktif saat menyentuh tangan Fara. Reyna mempunyai kelebihan bisa melihat masa depan dan apa yang akan terjadi di hidup seseorang jika Reyna menyentuh tangan orang tersebut.
Di dalam penglihatannya, Reyna melihat Fara berdiri membawa pisau di tangannya hendak membunuh seseorang ditempat yang gelap. Seketika Reyna sadar dari penglihatannya tentang apa yang akan terjadi di hidup Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reyna
Teen FictionReyna adalah gadis yang sangat membenci penindasan. Memory hitam diwaktu kecil membuat dirinya menjadi sosok yang penyendiri, dan misterius. Menyendiri dan menjauhi semua orang, sengaja ia lakukan untuk mengurangi kerumitan dalam hidupnya. Keleb...