Sejak saat itu.

419 31 0
                                    

3 tahun...mereka bertiga telah hidup beriringan selama tiga tahun. Tiga tahun adalah waktu yang cukup untuk membuat mereka bertiga mengenal satu sama lain.

Cukup bagi kakak-beradik tersebut bersenang-senang bersama, bertengkar lalu berbaikan lagi.

3 tahun adalah waktu yang banyak bagi seorang kakek tua untuk merawat 2 bocah luar biasa.

Namun, seperti kehidupan pada umumnya, masalah mulai menampakkan wujudnya.

Sang kakak yang umurnya sudah mencapai 13 tahun mulai bekerja membantu sang kakek. Namun selalu pulang lebih dari jam 12 malam.

Selalu dalam keadaan berantakan. Entah luka ataupun lebam. Sampai suatu hari sang kakek mengetahui bahwa Kaikagu bekerja sebagai pegulat liar setiap malamnya. Itulah mengapa badannya selalu sakit.

Sang kakek melarangnya untuk keluar rumah, ia dikunci dari luar oleh sang kakek.

"Lebih baik kakek bekerja sendirian daripada harus membiarkanmu terluka." Ujar sang kakek.
.
.
.
"Aniki...." Zenitsu mencoba membujuk abangnya itu untuk makan. Kaikagu membalikkan badannya.

"Zeni sayang Abang kan??" Tanya Kaikagu tiba-tiba. Dan tentu saja Zenitsu mengiyakan.

"Kalau gitu bantu Abang keluar dari kamar ini!!" Pinta Kaikagu sembari menggenggam kedua tangannya.

"Ze-zeni nggak bisa .." wajah Zenitsu berubah menjadi pucat.

"Kenapa??? Katanya Zeni sayang Abang!!" Genggaman Kaikagu menguat.

"Kalo zeni biarin Abang keluar, kakek bakal marah!!" Terlihat mata besar Zenitsu mulai mengeluarkan air mata.

"Zeni cukup nggak bilang ke kakek." Kaikagu mulai was-was jika saja adiknya ini menangis.

"Tapi nanti Abang terluka lagi...Zeni nggak mau..." Air mata Zenitsu sudah membasahi kedua pipinya.

"Nggak kok..Abang janji nggak bakal luka lagi..ya, bantu Abang yaa??!!" Ucap Kaikagu pelan. Dengan lembut ia mengusap air mata sang adik.

"Emm...besokk!! Hari ini Zeni mau tidur bareng Abang.!!" Zenitsu mulai menampakkan wajah cerianya.

"Benarkah!!?? Yaudahh, malam ini kau tidur dengan Abang." Kaikagu menghela napasnya karena rencananya berhasil. Ia mengusap kepala Zenitsu.

"Yeyyy!!!" Ucap zenitsu riang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hari yang dijanjikan pun tiba. Malam ini dengan berani, Zenitsu mengambil kunci kamar Kaikagu dan membukakannya. Zenitsu masuk ke kamar abangnya itu.

"Aniki, sudah zeni bukain nih pintunya." Ujarnya sedikit berbisik.

Kaikagu yang sedang duduk di ujung kasurnya tersenyum puas.

"Terima kasih ya..adikku" ucapnya sembari tersenyum. Tapi ada hal lain yang dirasakan Zenitsu. Detak jantung Kaikagu berdetak dengan sangat pelan, tenang namun mematikan. Hawa keberadaannya pun menjadi gelap. Perlahan Zenitsu mundur tanpa ia sadari.

Tiba-tiba saja Kaikagu menarik adiknya itu dan menindihnya di kasur. Tentu saja Zenitsu takut luar biasa. Ia berusaha teriak namun tenggorokannya di tekan dengan lutut milik Kaikagu.

"Wajahmu terlihat jelas sekarang...mata yang menampakkan kekosongan, rambut kuning yang aneh, ratapan minta tolong yang menyedihkan...ya..itu kau kan..kau ada disana.....kau kan yang memenggal kepalaku...!???" Ucap Kaikagu dengan nafasnya yang memburu. Detak jantung lebih cepat, ia marah. Marah sekali.

Zenitsu berusaha menggelengkan kepalanya, bingung, takut. Ia berusaha menyingkirkan lutut sang kakak namun usahanya sia-sia.

Kaikagu mulai mengeluarkan sebilah pisau dari sakunya. Zenitsu takut luar biasa. Ia menangis bahkan sampai mengompol saking takutnya. Ia mulai terbatuk-batuk.

"KAIKAGUU!!!!!!" Beruntung sang kakek datang, Kaikagu langsung pergi mendorong sang kakek hingga terjatuh. Awalnya kakek berniat mengejar Kaikagu namun ketika melihat Zenitsu yang sudah tak sadarkan diri ia mengurungkan niatnya.

Sejak saat itu, dimalam itu, dihari itu, detik itu, menit itu dan di jam itu, Kaikagu pergi dari kehidupan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc........
Jan lupa vote yaaaaaaaa🔅🔅

CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang