Tak terasa waktu terus berjalan. Jum'at ini setelah Rengoku sensei selesai mengajar, semua siswa-siswi tengah asik berkumpul di papan pengumuman.
Bagaimana tidak, pasalnya hari ini Tamioka Sensei menempelkan nilai test lari semua murid.
Tak disangka Zenitsu, Tanjiro dan Inosuke masuk ke dalam 5 besar nilai terbaik.
1.Stuyuri Kanao, 2. Agatsuma Zenitsu, 3.Hashibira Inosuke, 4.Kamado Tanjiro, 5.Shinazugawa Genya.
Semua mata tertuju ke arah Stuyuri kanao yang ternyata adalah senior mereka.
"Wahhhh hebatnya kanao!! " sahabatnya, aoi memberikan tepuk tangan salut.
"Wihhh, aku nomor duaa, nggak nyangka banget!!! " Zenitsu kegirangan hingga membuatnya lompat-lompat nggak jelas bahkan sampe kayang.
"CIHH, AKAN KU KALAHKAN KAU AKANOOO!!! " Teriak Inosuke sembari menunjuk kanao.
"Inosuke, namanya Kanao, ka-na-o!! " koreksi Tanjiro.
Genya tampak senang, sesekali ia melirik ke arah Sanemi yang ada disana, mengharapkan senyuman memuji dari sang kakak.
Sanemi yang melihat ekspresi memohon adiknya dari kejauhan, hanya bisa memghela nafas. Meskipun itu bukan Matematika stidaknya adik kesayangannya itu berbakat. Sanemi hanya mengacungkan jempolnya. Membuat Genya tersenyum puas. Sanemi hanya membalasnya dengan senyuman dan pergi dari sana.
"kenapa senyum-senyum sendiri?? " tanya Zenitsu.
"Ah... Tidak ada apa-apa" Genya menepuk pundak temannya memeberi selamat karena nilainya lebih tinggi darinya.
.
.
.
.
.
.Zenitsu senang sekali hari ini. Sembari memasuki supermarket, ia tengah berfikir bagaimana cara agar ia bisa dekat dan berbicara baik-baik dengan Uzui sensei, guru seninya.
Tanjiro siang ini menceritakannya sebuah pengalaman yang mengejutkan. Ia mengatakan bahwa dirinya telah berpacaran dengan guru sejarah mereka, Rengoku sensei. Yang tentu saja membuat Zenitsu shock, pada akhirnya ia tahu alasan mengapa Tanjiro selalu bersemangat ketika pelajaran sejarah.
Melihat Tanjiro yang tak menyerah mendapatkan pengakuan dari Rengoku membuat Zenitsu semangat untuk mengutarakan perasaannya.
Selepas dari supermarket ia langsung menuju kerumah.
Tiba-tiba saja pikiran negatif mengisi kepala kecilnya itu.
Bagaimana kalau Uzui sensei malah menganggapnya aneh? Bagaimana jika ia tak suka hadiah yang kubuat?? Bagaimana nanti kalau aku mengutarakan nya, Uzui sensei akan mengejeknya??? Bagaimana jika ia malah mengejek dan malah mempermalukan ku???Pikiran tersebut terus memenubi kepala kecilnya tanpa sadar seseorang menariknya masuk ke dalam gang.
.
.
.
Zenitsu meronta kesakitan, pasalnya belum sempat ia bertanya ia sudah mulai dipukuli bagian perut, membuatnya yang belum makan apa-apa semenjak tadi siang mengeluarkan cairan kental nan pahit tersebut.Zenitsu tersungkur di lantai, rambutnya ditarik hingga wajah lemas nya itu tampak jelas kesakitan.
"Wahh~ kau bocah yang berani mengambil posisiku, kan~"
Zenitsu kenal orang ini, ia Ran'a senpai. Pelari tercepat kedua kelas 11 setelah Kanao senpai. Belum sempat Zenitsu mengucapkan apa-apa, lagi Ran'a memukul perutnya, kali ini lebih keras hingga membuat sangat empu muntah darah.
Setelah puas menyiksa adik kelasnya ini, Ran'a pergi meninggalkannya, ia puas melihat Zenitsu yang kesakitan, saking sakitnya ia sudah tak mampu berbicara lagi. Ia hanya menangis sembari memegangi perutnya, berharap ada orang yang menyelamatkannya.
Teringat kata terakhir Ran'a yang membuatnya sakit melebihi pukulan di perutnya.
"Kamu hanya seorang pecundang dan penakut. Hanya bocah ingusan bandel yang suka caper, hanya bocah pungutan yang dianggap tak pernah ada. "
Ia menangis meratapi nasibnya, padahal hari ini baik-baik saja. Sampai akhirnya ia mendapati kakaknya tengah menatapinya.
Kaikagu berdiri di depan gang kecil tersebut, memandang jijik ke arah adik 'pungut' nya. Bukannya menolong, Kaikagu hanya mengambil kantung plastik berisi belanjaan bahan makanan tersebut dan pergi dari sana dengan acuh tak acuh.
Mata zenitsu yang sering memancarkan kebahagiaan tersebut meredup. Ia berhenti menangis dan dalam sekejap semua energi negatif merasuki alam fikirnya.
Kata-kata Ran'a dan pikiran negatifnya bergema memenuhi kepalanya. Dengan gontai ia berdiri, kepalanya mendadak pusing dan semua badannya kesakitan. Dengan susah payah ia berdiri, ingin segara pulang dan curhat kepada kasur tercinta.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tadaima... " ucap Kaikagu disambut hangat oleh Sang kakek."Lah, mana Zenitsu?? " tanya kakek penasaran.
"Ntah lah. " seperti biasa, jawaban singkat, padat dan jelas. Dan yang pasti penuh dengan kebohongan.
.
.
Zenitsu akhirnya tiba di rumah, Kakek menatap cucu kesayangannya itu dengan khawatir tinggi."ZENITSUUU!!! " Kakek sedikit berlari menghampirinya.
"Tenanglah kek, aku tak apa. Aku ingin ke kamar jadi jangan ganggu yaa" diucapkan dengan senyum terpaksa.
Belum sempat kakek berkata, bocah ramping nan imut tersebut langsung pergi ke kamarnya. Menutupnya pelan dan menguncinya dari dalam.
"KAIKAGU!! "
Merasa dipanggil ia segera menghampiri kakeknya."Ada apa dengan Zenitsu???? "
"Mana ku tau??!! "
.
.
.
Dan malam itu hanya dipenuhi dengan pikiran masing-masing. Sedangkan mc kita, ia masih menatap dirinya di pantulan kaca, mengasihani dirinya yang tersakiti.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc.......
Jan lupa vomment dan follow yaaaaaaaa🔆🔆🔆
KAMU SEDANG MEMBACA
CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔
AléatoireTentang Guru seni flamboyan dan bocah pirang yang manis. 🥇1 in Uzen (1st July-11th August) Warning bl. ship ; Uzui x Zenitsu.