Tanda~1~

234 20 1
                                    

Berbulan-bulan kemudian, Zenitsu mulai membiasakan dirinya. Tidak seperti awal tahun ajaran baru dimana ia selalu berusaha agar tak telat, namun sekarang, ia malah sering terlambat dengan alasan yang sama.

'Maaf, saya lupa menyetel alarm saya' yang aslinya bangun kesiangan gegara ia bergadang untuk membaca manga kesukaannya.

Meski begitu, ia terpilih sebagai salah satu pengurus kedisplinan yang organisasinya dibawah bimbingan Tamioka.

Ia bertugas setiap pagi di depan gerbang untuk mengecek atribut sekolah. Meski ia harus adu bacot dengan kakel atau adkel yang laknatnya luar biasa.

"Nggak adil!!! Aku nggak boleh nyemir rambutku sedangkan senpai boleh!!?? Nggak adil!!!!! "

"Ini rambut asli bego!!! "

"Nggak usah ngegas kalii!!!!! "

"Lah, elu yang pertama kali ngegasss!!!!! "

Dannnnnn begitulah setiap hari keadaan Zenitsu.

Kakaknya, Kaikagu juga tidak memberikan respon yang baik. Ketika berada di sekolah mereka layaknya orang asing, tapi kalau di rumah, mereka berantem hingga titik darah penghabisan.

Mana lagi kakek mereka yang akhir-akhir ini harus sering check-up dan konsultasi ke rumah sakit, membuat duo remaja tersebut lelusasa berkelahi tanpa ampun. Meski pada akhirnya Kaikagu yang menang.

Di sekolah pun tak kalah sama. Ia kerap berkelahi dengan Inosuke. Belum lagi harus menghadapi kritikan orang-orang.

Tapi ia bersyukur karena ada Goto sensei dan Kyogai Sensei.
.
.
.
.
.
.
.
"Terima kasih ya Nak Zenitsu. " ucap Kyogai lembut.
"Tak masalah sensei. " balas Zenitsu sembari menatap ruangan sekelilingnya. Di dalamnya terdapat banyak sekali jenis alat musik, dimulai dari alat musik petik, pukul bahkan yang ditiup. Tak lupa pandangannya tertuju pada piano besar dan megah.

"Ada apa nak Zenitsu?? Kau ingin mencobanya?? Jika kau bisa membuat bapak terpukau, bapak bisa mengajarimu musik-musik yang lebih banyak. "

Zenitsu yang mendengarnya seketika senang. Matanya berbinar seakan memancarkan sinar bunga matahari yang baru mekar di awal musim semi.

Langsung saja ia duduk. Jujur tak pernah memainkannya, tapi pernah mendengarnya.

Jemari lentiknya mulai menyentuh tust piano satu persatu. Dengan intro yang pelan dan tenang. Kedua tangannya sekarang ikut menari. Merasakan aliran musik yang terserap ke dalam telinganya.

Tanpa disadarinya, beberapa murid sedang menontonnya. Bahkan Tanjiro, Inosuke dan Genya sudah disana. Tak hanya itu, para guru juga sedang berdiri disana. Kyogai tersenyum puas. Alunan musik yang diciptakan Zenitsu benar-benar indah. Ia merasa ada di tanah lapang, bebas berlari kemanapun yang ia mau. Diiringi dengan gugurnya kapas dari pohonnya seperti berjatuhan nya salju.

Tanjiro merekam Zenitsu, ia ingin kejadian langka ini di kenang terus hingga tua.
.
.
"Lagi pada kenapa dah itu, kok rame??? " ucap Uzui dengan tak pekanya.

"Hmmm, apa kau mendengarnya??? Sepertinya ada yang sedang bermain musik. " balas Rengoku.

"Mau kemana??? " Heran Uzui yang menatap kepergian sahabatnya itu.

"Ingin mendengarnya, tentu saja!!! "
Uzui hanya mengekor di belakang.
.
.
"Eh, njir mana lahh si ibu kupu-kupu itu?? "

"Santai bae lah kai, lu kayak adek gue yang lagi pms. "

"Bacot lah lu njir!! "

"Eh kai, liat dah itu. Bukannya itu Kanae sensei. "

"Eh iya, pada ngapa tuh rame-rame?? Samperin gyu!! "

CONNECTOR -Agatsuma zenitsu-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang